Sabtu, 29 September 2012

Karnaval Memperingati Hari Jadi Purworejo Cukup Meriah


Dibanding sebelumnya, karnaval memperingati Hari Jadi Kabupaten Purworejo ke 1.111 Sabtu (29/9) lebih meriah dan cukup menyedot perhatian masyarakat. Tercatat sebanyak 68 peserta dari siswa SMA, instansi, dinas, BUMN dan kelompok masyarakat ikut ambil bagian dalam karnaval tersebut.

Bermacam-macam dan cukup kreatif apa yang ditampilkan dalam kegiatan karnaval tersebut. Mulai dari kreasi hasil pertanian seperi ketela, durian hingga kesenian tradisonal ndolalak, kuda lumping, topeng ireng tari kreasi moderen.

Tak kalah menariknya adalah kendaraan hias yang dipakai peserta. Kendararan dihias cukup kreatif, seni dan unik hingga cukup menghibur masyarakat. Tak hanya itu saja, setiap peserta ketika melewati panggung kehormatan atau saat melintas didepan Bupati Purworejo H Mahsun Zain M.Ag melakukan atraksi sehingga mendapat aplous meriah dari masyarakat.

Hingga berakhir, ribuan masyarakat yang menyaksikan karnaval tersebut tidak beranjak dari rute yang dilalui peserta sehingga jalanan macet total.



Foto - foto yang lain bisa dilihat di Galleri Foto (red)
















Jumat, 28 September 2012

Muhamad Alfakih Raih Medali Perak OSN


Prestasi dibidang pendidikan ternyata tidak hanya dimiliki oleh sekolah atau siswa di perkotaan saja, juga sekolah di pedesaan. Hal itu setidaknya dibuktikan oeh Muhamad Alfakih (12), siswa kelas VI SD Kaliurip Kecamatan Bener. Alfaqih, dalam lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jakarta beberapa waktu lalu, mampu meraih medali perak peringkat I.

Pada perlombaan tersebut panitia menyediakan 5 medali emas, 10 perak dan 15 perunggu. Dengan perolehan medali perak, Alfaqih ikut andil menyumbang tim Jawa Tengah, yang dinobatkan sebagai juara umum. Dua wakil lainnya, dari Kota Surakarta meraih medali emas peringkat I, dan dari Kota Semarang meraih medali emas peringkat V.

Anak pasangan suami isteri Muhajir Asmawi dan Kolimah yang lahir 13 April 2000, tidak nampak memiliki keistimewaan. Ketika ditanya pun, jawabannya hanya satu dua kalimat saja. Demikian juga saat ditanya cita-citanya kelak, ia hanya menjawab singkat ingin menjadi dosen. Ketika ditanya waktu belajar dirumah, ia menjawab singkat, belajar tiap hari setelah mengaji, jam 19.00-21.00. “Namun kalau diajari, Alfakih memang cepat dan mudah menerimanya,” kata Badriah, guru pengampunya.

Dikisahkan oleh Badriah, bahwa prestasi anak didiknya diraih melalui seleksi yang ketat dan membutuhkan waktu yang lama.  Alfakih dipersiapkan sekitar 1-2 bulan sebelum seleksi tingkat kecamatan. Setiap hari, ia mendapat materi setelah jam istrahat kedua hingga jam 13.30. Setelah lolos ke tingkat propinsi, materi ditambah.

Kepala sekolah Eko Muharto, pada kesemptan yang sama mengatakan bahwa SD Kaliurip sering mengirimkan wakilnya ke olimpiade. Namun belum pernah ke tingkat nasional. “Paling tinggi masuk ke tingkat propinsi, itupun belum mendapat juara,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengaku bahwa pihaknya memberikan keleluasaan baik kepada guru maupun siswa untuk berkreasi. Kepada siswa diberikan kegiatan ektra kurikuler, seperti tambahan mata pelajaran, pramuka, olahraga dan kesenian. Kepada guru sering diikut sertakan dalam berbagai seminar, terutama untuk menambah PAK. Demikian juga kepada guru yang belum S-1, didorong untuk menempuh jenjang S-1.

Purworejo Segera Jadi Contoh PISP


Kabupaten Purworejo kembali mendapat tamu dari Asian Development Bank (ADB), Kamis (27/9). Berbeda dari kunjungan-kunjungan terdahulu, kali ini para pejabat ADB yang datang cukup banyak. Lebih dari 20 orang ikut dalam rombongan ADB yang didampingi beberapa orang dari Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan serta dari Kementerian Pekerjaan Umum.

 Rombongan ADB dipimpin oleh Mr Gaudencio Hernandez Jr dengan didampingi  oleh Mr Yeo Kwon Yoon, Mr Robert M Orr, Mr Mario A Sander, Mr Bounleua Sinxayvolavong, Mr Hideo Fukushima, Mr Guoqi Wu, serta Mr Maurin Sitorus. Beberapa pejabat ADB yang pernah ke Purworejo juga turut serta seperti Mr John Lindborg, Mr Thomas Panella serta Mr Edimon Ginting. Tentu saja mereka didampingi juga oleh Mr Willem J van Diest yang sudah sangat sering berkunjung ke Purworejo. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta Ir Adang SAF Ahmad juga turut serta bersama beberapa orang dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Kunjungan Dewan Direksi ADB bertujuan untuk melihat langsung pelaksanaan Participatory Irrigation Sector Project (PISP) di kabupaten Purworejo yang didanai oleh ADB selama tahun 2006 – 2011. Menurut mereka, Kabupaten Purworejo termasuk yang paling serius dan sukses melaksanakan kegiatan PISP, sehingga akan dijadikan contoh serta perbandingan untuk penentuan kebijakan proyek-proyek sejenis dimasa datang. Hal itu sangat penting bagi mereka, dikarenakan mereka merupakan penentu kebijakan terhadap suatu usulan proyek, apakah disetujui atau tidak.

Dalam sambutannya Kepala Bappeda Drs Sutrisno Msi menyampaikan terima kasih karena pelaksanaan PISP di Kabupaten Purworejo mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari Dewan Direksi ADB. “Meskipun demikian, kami masih sangat membutuhkan kegiatan sejenis mengingat masih banyak lokasi-lokasi lain yang membutuhkan rehabilitasi/perbaikan,” lanjutnya.

Sebelum meninjau lokasi proyek PISP di daerah irigasi Kaliduren Desa Mudalrejo Kecamatan Loano, rombongan menyempatkan diri meninjau lokasi pemberdayaan hutan jati di Desa Sidoleren kecamatan Gebang. Di areal persawahan DI Kaliduren, selain melihat saluran hasil proyek PISP, para direksi ADB juga bertemu dan berkomunikasi langsung dengan para petani yang kebetulan sedang panen.

Kamis, 27 September 2012

293 Lulusan SMA Negeri 1 Purworejo Diterima Perguruan Tinggi Favorit


Diterima di Perguruan Tinggi Favorit seakan sudah menjadi tradisi lulusan SMA Negeri 1 Purworejo. Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi favorit terus meningkat setiap tahunnya. 

Karena itu tidak mengherankan jika kemudian sekolah yang salah satu visinya berbunyi “ Memiliki penguasaan keilmuan yang tinggi tecermin dalam perolehan nilai evaluasi dan kompetitif dalam mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi, ” tersebut semakin menjadi SMA idola di Kabupaten Purworejo.

Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan siswa SMA Negeri 1 Purworejo Tahun lulus 2012 dalam usaha menembus  Perguruan Tinggi yang dicita-citakan.
 Dari jumlah keseluruhan 303 siswa kelas XII, hingga pengumuman ini diturunkan, sudah  278 siswa  sudah dipastikan diterima di Perguruan Tinggi favorit pilihan mereka  dengan perincian sebagai berikut:
a)      278  siswa  diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan
b)        15  siswa diterima di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) favorit.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, mengalami peningkatan sebanyak 5% yakni dari 87% menjadi 92% pada tahun ini.
  
Berikut ini peta penyebaran  278 siswa di  perguruan tinggi favorit dan sekolah kedinasan di Indonesia.

NO
NAMA UNIVERSITAS
JUMLAH
1.
Universitas Indonesia
UI
56
2.
Universitas Gajah Mada
UGM
53
3.
Institu Teknologi Bandung
ITB
4
4.
Institut Pertanian Bogor
IPB
8
5.
Universitas Airlangga
UNAIR
3
6.
Universitas Pajajaran
UNPAD
4
7.
Institut Teknologi  Surabaya
ITS
10
8.
Universitas Diponegoro
UNDIP
23
9.
Universitas Brawijaya
UNIBRA
3
10.
Universitas Jendral Sudirman
UNSUD
3
11.
Universitas Sumatra Utara
USU
1
12.
Universitas Negeri Semarang
UNES
4
13.
Universitas Negeri Yogyakarta
UNY
32
14
Universitas Sebelas Maret
UNS
47
15
Sekolah Tinggi Sandi Negara
STSN
2
16
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
STIS
18
17
Akademi Kepolisian
AKPOL
1
18
Akademi Kimia Analis
AKA
2
19
Akademi Meterologi dan Geofisika
AMG
3
20
Sekolah Kedinasan Lain dan Swasta Favorit Lain-lain

16

Jumlah seluruhnya

293

Data tersebut di atas belum final karena masih banyak siswa yang berjuang untuk mendapatkan sekolah yang diinginkan, mereka banyak yang  mencari sekolah kedinasan alasannya praktis, cepat kerja dan biaya murah (faktor ekonomi).

Perlu diketahui bahwa dari jumlah 278 tersebut di atas ada beberapa anak yang diterima di beberapa Perguruan Tinggi, sehingga kalau dihitung secara riil jumlah seluruhnya ada 293 siswa.
                                                                                   

GURU DAN SISWA SMA N 1 PURWOREJO RAIH PRESTASI


Dalam waktu yang hampir bersamaan, SMA N 1 Purworejo berhasil menorehkan tinta emas lagi di dunia pendidikan Purworejo. Tidak hanya para siswa, kali ini para guru pun kembali unjuk gigi. Sih Mahanani, guru Biologi, pada lomba simposium model pembelajaran berbahasa Inggris Guru SMA/MA/SMK RSBI tingkat Jawa Tengah di LPMP Srondol-Semarang, 23-25 September 2012, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Prov. Jateng,  meraih juara III.

Atas prestasi ini, Sih Mahanani berhak membawa tropi, piagam, dan uang pembinaan jutaan rupiah. Prestasi yang sensasional lagi diraih oleh Partinem, S.Pd. Guru bahasa Indonesia yang pernah menjadi finalis guru berprestasi tingkat nasional tahun 2009 tersebut meraih juara 3 lomba karya tulis Inovasi Guru dalam pembelajaran tingkat nasional yang diselenggarakan oleh LIPI.

Final lomba yang diadakan di Jakarta, 24-27 September 2012 diikuti oleh finalis dari 33 provinsi se- Indonesia dengan karya mencapai 2030 karya guru se-indonesia.  Prestasi Partinem,S.Pd., seakan menjadi kado indahnya setelah dalam ujian tesis Pendidikan Bahasa Indonesia Unnes Semarang, ia dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan. Catatan sensasional para guru ini makin melengkapi prestasi SMA N 1 Purworejo.

Belum lama ini, beberapa siswa SMA N 1 Purworejo juga memborong hadiah. Dalam lomba karya dan lawatan kesejarahan tingkat regional Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur, Diana Prasastiawati, siswa kelas XII.IPS-1  meraih juara II. Diana Prasastiawati juga meraih juara umum ketiga lomba presenter yang diselenggarakan Purworejo TV tingkat SMP/SMA/Mahasiswa/dan umum. Juara ketiga terasa istimewa sebab persaingan sangat ketat dengan peserta sebagian besar para penyiar radio dan MC profesional.

Untuk kategori presenter acara hiburan, Diana Prasastiawati meraih juara dua, dan kategori acara agama, Sinta Farida Rahma dari XII.IPA-1 meraih juara 1. Selanjutnya, dalam lomba baca puisi dalam rangka ulang tahun Musium Tosan Aji, SMA N 1 memborong juara 1,2,3. Masing-masing direbut oleh Irsyadi Burhanudin Akbar, Intan Amalia, dan Fitri Handayani. Harapan meraih prestasi kembali terbuka pada bulan ini, setelah beberapa karya tulis siswa berhasil menjadi finalis lomba karya tulis baik tingkat regional maupun nasional.

Para alumni yang baru saja menamatkan pendidikan di SMA N 1 Purworejo pun mencatatkan data prestasi mencengangkan. Sebanyak 92 persen siswa berhasil menembus PTN dan Kedinasan favorit. Catatan ini meningkat 5 persen dari tahun lalu yang ‘hanya’ 87 persen.

Atas raihan prestasi ini, Kepala SMA Negeri 1 Purworejo, Dra. Budiastuti Sumaryanti, M.Pd., mengatakan rasa syukur dan bangga yang tiada terkira. Dengan harapan, catatan prestasi yang diraih para siswa dan guru dalam waktu dekat ini, dapat menjadi inspirasi bagi semua sivitas akademika mengembangkan segala kemampuan, baik akademik maupun nonakademik, sehingga nama besar dan harum SMA 1 tetap terjaga sepanjang masa.

“Prestasi ini makin terasa istimewa sebab dalam waktu yang hampir bersamaan dengan Hari Jadi Purworejo, sehingga bisa sebagai kado untuk Purworejo” kata Budiastuti didampingi waka humas Jazim Wahyudi,S.Pd., dan asisten Sunardi,M.Pd.

Rabu, 26 September 2012

UPTD P dan K Juara Futsal Mini


Untuk memeriahkan peringatan HUT RI ke 67 dan peringatan Hari Jadi Purworejo ke 1111 tahun 2012, Kantor Kecamatan Purworejo meyelengarakan pertandingan “futsal mini”. 21 tim dari instansi dan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Purworejo, ikut ambil bagian. Juara I, akan mendapat uang pembinaan dari panitia Rp 500.000.

Pertandingan ini tidak selayaknya pertandingan futsal seperti yang ditentukan oleh induk organisasi tersebut. Lapangannya yang digunakan hanya memanfaatkan sebuah ruang kosong berukuran 8X18 meter. Pemainnya hanya 4 orang, terdiri dari seorang penjaga gawang dan tiga orang penyerang. Bola yang digunakan, bola plastik mainan anak-anak.

Setiap pemain, wajib mengenakan sarung sebagai kostumnya. Waktu pertandingan 2X10 menit. Sedangkan aturan pertandingan mengadopsi aturan futsal. Wasit yang memimpin pertandingan dari wasit PSSI Kabupaten Purworejo yang telah mempunyai lesensi.

Pertandingan final mempertemukan tim SMPN 2 vs UPTD P dan K yang dimenangkan tim UPT P dan K. Pada pertandingan sebelumnya, perebutan juara ketiga antara Kelurahan Keseneng melawan UPK PNPM MD, dimenangkan UPK PNPM 4-2.

Sementara itu ketua umum panitia peringatan, Laksana Sakti AP MSi, menyatakan bahwa untuk menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Hari Jadi  Purworejo ke 1111, Kecamatan Purworejo menyelenggarakan serangkaian kegiatan lomba, pertandingan, dan bakti sosial. Dari berbagai perlombaan, ada sebagai lomba yang tujuannya untuk mendukung penilaian Adipura, yaitu lomba menghias pot dan lomba K-3. Lomba K-3 diikuti seluruh instansi/sekolah baik swasta maupun negeri, desa dan kelurahan.

Disamping itu, diselenggarakan olahraga masal yang murah, mudah dan meriah yaitu jalan sehat, yang diikuti masyarakat, siswa, PNS/TNI/Polri. Panitia menyediakan boomprize berupa kambing jantan, 3 buah sepeda, 2 buah televisi. “Kegiatan tersebut terselenggara atas partisipasi iuran para PNS dari instansi, sekolah, TNI, Polri, Kepala Kelurahan/ Kades. Tak lupa juga dari sumbangan Muspida, pimpinan DPRD, Anggota DPRD dari dapil 1, para pengusaha, lembaga Perbankan dan para sponsor,” katanya

Selasa, 25 September 2012

Purworejo Expo 2012 Digelar 7-11 November


Dalam rangka peringatan Hari Jadi ke 1111 Kabupaten Purworejo, akan diselenggarakan Pekan Purworejo Expo 2012. Event tersebut rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 7-11 November 2012 di alun-alun Purworejo, dan akan dibuka Menteri Koperasi dan UMKM DR Syarif Hasan MBA.

Menurut Kabag Humas Pemkab Purworejo Drs Joko Saptono, Pekan Purworejo Expo 2012 akan diramaikan berbagai kegiatan pendukung dan hiburan yang diharapkan akan menarik perhatian pengunjung. Antara lain  untuk bidang pendidikan meliputi book fair, lomba lukis dan mewarnai, pameran lukisan anak-anak, vocation expo, pameran/ lomba balon tradisional, dan seminar. Bidang seni budaya meliputi festival band pelajar dan umum, konser musik dan pentas kesenian tradisional, pameran tosan dan selo aji, serta parade budaya dan pesta rakyat.

Di bidang agro meliputi pameran hasil produk pertanian dan pameran hasil produk perikanan. Bidang ekonomi kreatif meliputi pameran UMKM dan hasil industri, batik expo, dan job fair. Bidang otomotif meliputi pameran otomotif, lomba modifikasi dan pawai kota, rally wisata, dan bursa mobil/motor. Selain itu, ada juga pesta kuliner citarasa Indonesia.

Lebih lanjut Drs Joko Saptono menjelaskan bahwa informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Umum Setda Purworejo, dengan nomor telepon (0275) 321012 dan fax (0275) 321666. Selain itu, juga bisa menghubungi Bambang H (0856 9319 1920), Gatot Seno Aji (0813 2809 8265), Wisnu Jatmiko (021 68184880. Atau bisa melalui email ke bambang.hrdm@yahoo.com dan andangnugerahatara@yahoo.com.
“Kami mengharapkan dukungan dan bantuan demi kelancaran dan suksesnya penyelenggaraan kegiatan tersebut,“ katanya.

78 PUD/TK Meriahkan Karnaval Hari Jadi Purworejo


Karnaval PAUD/TK dalam rangka HUT ke 67 Proklamasi Kemerdekaan RI dan Hari Jadi Ke 1111 Kabupaten Purworejo, yang dilaksanakan di seputar alun-alun Purworejo, Selasa (25/9), berlangsung meriah. Ribuan peserta yang terdiri anak-anak dan guru pengasuh maupun orangtua anak, berbaur dengan  penonton memadati alun-alun dan sekitarnya.

Sebanyak 78 kontingen PAUD/TK dari berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo, berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Karnaval dimulai sekitar pukul 08.00, mengambil start di depan pendopo, kemudian melewati masjid agung Darul Muttaqin menuju mimbar kehormatan di halaman setda, dan finish di depan SD Maria.

Karena banyaknya kontingen yang mengikuti, karnaval baru usai sekitar pukul 10.30. Sehingga panasnya terik matahari, membuat banyak anak-anak yang rewel, namun tidak mengurangi kemeriahan karnaval.

Senin, 24 September 2012

Purworejo Pecahkan Rekor Minum Dawet


Kabupaten Purworejo berhasil memecahkan Museum Rekor  Indonesia (MURI) melalui minum dawet ireng terbanyak. Sebelumnya rekor minum dawet terbanyak dipegang Banjarnegara dengan jumlah peminum sebanyak 9104 orang. Namun Purworejo dapat memecahkan rekor MURI tersebut, dengan jumlah peminum sebanyak 11.999 orang.

Pemecahan rekor MURI tersebut dilakukan di sela-sela Peresmian Gedung Sentra Pemuda (GSP) Tjokronegoro di Kecamatan Butuh Purworejo Sabtu (22/9). Peresmian GSP dilakukan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain Mag.  Hadir dalam pemecahan rekor itu, Paulus Pangka dari MURI.
Dalam kegiatan itu panitia menyediakan 61 stand dawet ireng yang merupakan dawet khas Butuh. Masing –masing stand melayani 200 peserta yang terdiri atas siswa sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Selain siswa sekolah, peserta juga dari kalangan masyarakat umum. Bahkan dalam kesempatan itu Bupati Purworejo juga ikut meminum dawet ireng.

Pada kesempatan tersebut perwakilan dari MURI Paulus Pangka mengatakan pemecahan rekor baru itu akan dicatat dengan nomor urut 5.590. “Rekor Sebelumnya milik Banjarnegara dengan 9.300. Namun hari ini rekor tersebut berhasil dipecahkan oleh Kabupaten Purworejo dengan jumlah peminum dawet 11.999 orang,” kata Paulus.


Kabupaten Purworejo Rintisan KLA


Kabupaten/kota layak anak ibarat sebuah mimpi, yang harus dibuat menjadi kenyataan. Mengingat anak merupakan generasi penerus, maka kualitasnya harus dipersiapkan  sejak dini. Untuk mendapat anak yang berkualitas, maka anak harus mendapat hak-hak-haknya sejak masih dalam kandungan.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB-PP) Drs Muh Wuryanto MM, ketika menjadi pembicara pada acara koordinasi/ sosialisasi pengembangan Kabupaten Purworejo sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA), Sabtu (22/9), di ruang Arahiwang komplek Setda.

Sosialisasi diikuti 150 orang peserta, terdiri dari pimpinan SKPD yang memiliki kegiatan layanan anak, camat, perwakilan kepala desa, ketua TP PKK dan pokja Kabupaten/kecamatan/ perwakilan desa. Nara sumber lain adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, KB, PP dan PA Kota Surakarta Drs Hasta Gunawan MM.

Dijelaskan Muh Wuryanto bahwa yang dimaksud KLA yaitu sistem pembangunan kabupaten/ kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat, keluarga dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk pemenuhan hak-hak anak. 

Kabupaten Purworejo sebagai rintisan menuju KLA, telah membentuk gugus tugas yang beranggotan dari berbagai komponen, serta membentuk forum komunikasi anak (Fokare/ forum komunikasi anak dan remaja). “Kedepan terus akan ditingkatkan dengan memanfaatkan organisasi siswa intra sekolah (OSIS),” katanya. 

Sementara Hasta Gunawan menyatakan bahwa Kota Surakarta lebih dulu mengembangkan model KLA, sehingga wajar bila dianggap lebih baik dari Purworejo. Pada  2006 Kota Surakarta ditunjuk sebagai pilot projek pengembangan model kota layak anak. 

Pada intinya, kegiatan KLA adalah pemenuhan hak-hak dasar anak. Ada empat hak dasar anak, yaitu hak untuk hidup, hak tumbuh dan berkembang, hak mendapat perlindungan, dan hak berpartisipasi. Bila pemerintah telah memenuhi ke empat hal itu, maka sudah dianggap cukup.

Meneg BUMN Menginap Di Somowono


Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, tadi malam (21/9) berkunjung dan menginap di rumah Kepala Desa Somowono Kecamatan Kaligesing. Somowono adalah desa yang ditetapkan sebagai Kampung Jasa Raharja pada Mei 2011 silam.

Kunjungan yang tak diagendakan dan tanpa protokoler itu, dilakukan dalam perjalanan untuk mengisi sebuah acara di UGM Yogyakarta, esok harinya. Dengan mengendarai Toyota Alphard, ia hanya ditemani beberapa orang saja.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg sendiri mengaku baru tahu petang harinya, setelah dihubungi wartawan Radar Jogja yang bertugas di Purworejo. Sehingga hanya Bupati dan Camat Kaligesing saja yang menemui Meneg BUMN, setibanya di rumah Kades Somowono. “Beliau menolak ketika ditawari menginap di hotel, dan memilih menginap di desa,” ungkap Bupati.

Saat berpamitan dengan keluarga Kades Somowono Maryono, pagi harinya (22/2), Dahlan Iskan sempat minta dibungkuskan tempe yang dihidangkan untuk sarapan. “Buat sangu di jalan,” katanya.

Didampingi Bupati Purworejo dan Camat Kaligesing, ia kemudian meninjau pasar kambing di Desa pasar Pendem di Desa Pandanrejo. Dengan penuh antusias, ia mengelilingi pasar, mengamati ratusan kambing yang diperjualbelikan, serta berdialog dengan pedagang dan pembeli.

Jumat, 21 September 2012

Bupati Lepas 471 Calhaj


Sebanyak 741 orang jamaah calon haji (calhaj) Purworejo, secara resmi dilepas oleh Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, di pendopa kabupaten, Rabu (19/9). Dari 741 orang itu, terdiri 376 jamaah pria dan 365 wanita.

Menurut Bupati, meningkatnya jumlah calhaj setiap tahun ini dapat sebagai indikator meningkatnya taraf ekonomi masyarakat dan peningkatan ketakwaan. “Peningkatan ekonomi karena untuk melaksanakan ibadah haji membutuhkan biaya besar. Di sisi lain, meskipun punya dana banyak kalau tingkat ketakwaannya rendah, belum tentu bersedia menunaikan ibadah haji,” katanya.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Purworejo Drs H Nurudin MPdI  selaku kepala staf penyelenggaraan ibadah haji mengungkapkan, jumlah calhaj Purworejo bertambah dari jumlah sebelumnya karena ada yang mutasi masuk empat orang masing-masing dari Kabupaten Banyumas dua orang, Semarang dan Sleman masing-masing satu orang. “Yang mutasi keluar ke Magelang satu orang,” ungkapnya.

Diantara para calhaj, usia tertua adalah Rasmijo (88) warga Desa Paitan RT 01 RW 02 Kecamatan Kemiri.  Sedangkan termuda Mahendra Ramdhani (21) warga Kelurahan Sindurjan RT 05 RW 08 Kecamatan Purworejo.

Perajin Besek Dapat Pelatihan


Perajin besek Desa Cacaban Lor Kecamatan Bener mendapat pengetahuan baru tentang anyaman bambu. Mereka dilatih teknik anyaman dengan sistem melingkar oleh instruktur dari APIKRI (Yayasan Pengembangan Kerajinan Rakyat Indonesia) Yogyakarta, di desa setempat, beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Perindustrian dan Pertamben Ir Subagiyo MSi menegaskan bahwa mental para perajin haruslah berubah. Perajin harus penuh dengan inovasi dan berani, jangan hanya berkutat dengan paradigma lama yang sudah ketinggalan zaman. “Sekarang adalah zaman persaingan dan perdagangan bebas, sehingga para perajin harus siap bersaing dengan hal-hal baru yang inovatif,” katanya saat membuka pelatihan yang diikuti 10 orang itu.

Kalau selama ini para perajin membuat anyaman dalam bentuk kotak, dalam pelatihan ini diberikan dasar teknik anyaman melingkar. Teknik ini nantinya masih bisa dikembangkan menjadi beraneka macam bentuk tergantung dari kreatifitas para perajin itu sendiri.

Sutopo selaku instruktur dari APIKRI menyampaikan bahwa ketelatenan, keuletan dan kreatifitas menjadi dasar dari mengembangkan kerajinan anyaman bambu ini sehingga bisa bersaing. Dengan dasar menganyam yang sudah dimiliki oleh para perajin, membuat materi yang diberikan mudah diserap.

Selasa, 18 September 2012

RSUD Mampu Setor PAD Rp 8 M


Untuk menyamakan persepsi diantara pemangku kepentingan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Saras Husada”, menyelenggarakan diskusi. Topik diskusi tentang pola pengeloaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD)RSUD “Saras Husada”, Senin (17/9) di aula hotel Plasa. Hadir sebagai nara sumber Ir Bejo Mulyono MML selaku Kasubdit  BLUD Ditjen Keuangan Daerah pada Kementrian Dalam Negeri, dan Drs Syahrudin Hamzah SEMM selaku Wakil Direktur dan Keuangan RSUD “Muwardi” Surakarta.

Direktur RSUD “Saras Husada” Purworejo drg Gustanul Arifin MKes mengungkapkan bahwa penerapan PPK-BLUD utuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kepada masyarakat. Mekanismenya dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasar prinsip ekonomi dan produksi, serta penerapan praktek bisnis yang sehat. 

Istilah BLU, sambungnya, mulai disosialisasikan 2004 lalu, sebagaimana terdapat pada  pasal (1) UU 1/2004, tentang Perbendaharaan Negara. Namun diantara peyelenggara pemerintah masih sering terdapat beda persepsi mengenai BLUD. Diharapkan BLUD dapat memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurutnya, sebuah rumah sakit harus memberikan pelayanan setiap waktu, kendati di awal tahun saat pengaggaran melalui APBD belum ditetapkan. Optimalisasi pelayanan ini dapat diatasi apabila pendapatan fungsional bisa langsung digunakan untuk pengadaan obat/ alat kesehtan, serta penyederhanaan pengadaan barang/jasa.  “Sehingga keterbatasan dan kelancaran dana operasional, serta ketergantungan terhadap subsidi pemerintah dapat diatasi, apabila  BLUD bisa memerankan sebagai bisnis swasta yang mampu menarik pelanggan,” katanya.

RSUD “Saras Husada” Purworejo merupakan pelopor RSUD di Jawa Tengah yang telah menerapkan PPK-BLUD. Pelaksanaannya berdasarkan Perda 1/2009. Sejak tahun itu pula, pihaknya sudah tidak menggunakan dana APBD, kecuali untuk gaji PNS. Dari sekitar 670 karyawan, 417 orang diantaranya berstatus PNS.

Tahun 2011 meraup pendapatan Rp 54 M. Setelah dikeluarkan untuk belanja, menyisakan usaha yang disetorkan ke kasda sebesar Rp 8,8 M. Belanja paling besar untuk belanja obat, mencapai Rp 18 an milyar, disusul belanja modal dan alat kesehatan.

Untuk meningatkan pelayanan, pihakya kerja sama dengan pihak ketiga. Pihaknya menyediakan gedung, pihak ketiga menyediakan alat-alatnya. Mengingat RSUD memberikan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat, maka biaya kesehatan ditentukan pemerintah. Sehingga kendati menggunakan alat pihak ketiga, biayanya maksimal sama dengan rumah sakit swasta, bahkan masih dibawahnya. Pertanggungjawaban pelaksanaan kepada bupati. 

Ia mengaku, setiap tahun dilakukan audit oleh institusi yang berwenang seperti Inspektorat, BPK dan BPKP, juga oleh lembaga independen, yaitu dari Undip. “Pemeriksaan oleh lembaga pemerintah biasanya berdasarkan penugasan oleh atasannya. Sedangkan pemeriksan oleh Undip secara menyeluruh. Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan, hasil audit oleh institusi pemerintah dan lemabaga independen hasilnya sama,” ungkapnya.

Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain MAg, pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik memegang peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dan memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

Program Anak Beriman Wajib Diteruskan


Meski program gerakan terpadu pembinaan anak beriman dan berkepribadian merupakan program kepala daerah terdahulu, namun karena sangat mulia maka wajib diteruskan. Sehingga diharapkan bisa membentuk anak-anak yang beriman dan beraakhlaqul qarimah.

Demikian ditegaskan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg ketika membuka Lokakarya Gerakan Terpadu Anak Beriman dan Berkepribadian bagi Siswa SD di Kabupaten Purworejo, di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Selasa (18/9). Lokakarya diikuti 110 peserta, terdiri dari unsur kecamatan, UPT P dan K, perwakilan pengajar, pengawas PAI, K3S SD dan MI, KKG,P4SK, Badko TPQ, Kementerian Agama dan SKPD terkait.

”Kita buka sejarah dulu, jamannya mantan Bupati Purworejo  H Marsaid, ada sebuah penelitian Guru Agama Islam di Jawa Tengah. Di daerah pantura seperti Pati, Jepara dan Demak, sebagai daerah yang cukup terkenal agamis, ternyata tamatan sekolah yang bisa baca tulis dan khatam Alqur`an, tidak ada tigapuluh persen,” ungkapnya

Diungkapkan bahwa setelah prgram itu diluncurkan, ternyata Tempat Pendidikan Al-Quran (TPQ) tumbuh subur di Kabupaten Purworejo, walaupun sekarang memang mengalami pasang surut. ”Mari kita bangkitkan kembali, kami tidak akan dikte, kita serahkan semua.Sudah ada Perbup atau Perda atau belum, pasca lulusan mau diapakan, silahkan dirumuskan. Lokakarya ini solusinya dan jawabnya untuk mendukung suksesnya program anak beriman,” katanya.

Ketua panitia Drs Bambang Susilo melaporkan, lokakarya berujuan untuk meningkatkan dukungan dari stakeholders dan semua pihak yang berkompeten serta masyarakat untuk berperan aktif memperkuat pelaksanaan kegiatan. Disamping itu, untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Gerakan Terpadu Anak Beriman dan Berkepribadian di Kabupaten Purworejo, serta mengetahui permasalahn yang dihadapi sekaligus mencari solusi bersama.

Sedangkan narasumber/ pemakalah dari Kepala Dinas P dan K Purworejo, Sekretaris Dewan Pendidikan kabupaten Purworejo dan dari Kementerian Agama Kabupaten Purworejo.

Rabu, 12 September 2012

Belasan Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Kesurupan


Sediknya 13 siswa SMA Negeri 2 Purworejo di Kutoarjo mengalami kesurupan. Para siswa kesurupan saat mengikuti kegiatan kemah pramuka di belakang sekolah setempat Sabtu (8/9). Kesurupan tersebut terjadi saat akan dilakukan pelantikan alih golongan.

Kegiatan pramukan itu sendiri dilaksanakan mulai Kamis (6/9) dan berakhir Sabtu (8/9). Pada awalnya yang kesurupan hanya satu siswa. Siswa yang kesurupan tersebut menjerit-njerit dan wajahnya terlihat beringas dan kelakuanya sulit dikendalikan.

Beberapa saat kemudian sejumlah siswa secara bersamaan juga keserupan sehingga suasana menjadi kacau dan tak terkendali. Melihat keadaan semakin kacau sejumlah guru kemudian berusaha menenangkan dan menyembuhkan siswa yang kesurupan.Agar tidak menular, para siswa yang kesurupan dibawa ke mushola sekolah.

Menurut Ediyono, Waka Kesiswaan, kegiatan pramuka tersebut merupakan agenda tahunan untuk melantik penggalang menjadi penegak serta pelantikan anggota Palang Merah Remaja (PMR). Kegaiatn diikuti 224 siswa terdiri atas pramuka 164 siswa dan PMR 60 siswa.

Dijelaskan, awal kesurupan terjadi pada malam kedua atau Jumat (7/9) malam sekitar pukul 20.00 saat kegiatan api unggun. “Namun malam itu juga para siswa yang kesurupan bisa disembuhkan,” kata Ediyono. Pagi harinya, lanjut Ediyono, menjelang penutupan belasan siswa kembali kesurupan. Akibatnya, lantaran tak ingin siswa yang lain ketularan kesurupan acara penutupan kemudian dimajukan.

Ediyono mengatakan, kejadian kesurupan yang menimpa 13 siswa memang diluar dugaan pihak sekolah. Pasalnya pada saat dilaksanakan Latihan dasar Ketrampilan minggu lalu hanya satu siswa yang kesurupan. 

Sementara itu Kepala SMA Negeri 2 Purworejo Bunadi mengatakan, kesurupan yang dialami para siswa tersebut karena mereka kelelahan. “Kejadian seperti  ini sudah biasa, saya sering menangani hal seperti ini waktu menjabat di sekolah lain,” kata Bunadi. 

Selasa, 11 September 2012

Bupati Serahkan Bantuan Bidang Pertanian


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyerahkan secara simbolis berbagai jenis bantuan bidang pertanian, di halaman Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo, Selasa (11/0). Bantuan-bantuan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK)tahun 2012, dengan dana pendampingan dari APBD Provinsi Jawa Tengah serta APBD Kabupaten Purworejo.

Dari sekian jenis bantuan, terdapat bantuan berupa traktor tangan sebanyak 31 unit, yang diberikan bagi 31 Kelompok Tani se Kabupaten Purworejo. Disamping traktor, juga diserahkan beberapa  bantuan/hibah bidang sarana dan prasarana, bidang bina usaha, bidang kehutanan, dan bidang tanaman pangan. Diantaranya 40 unit pompa air, 20 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 7 unit power treser, dan 10 unit misblower.

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail