Senin, 25 Februari 2013

MBS Pituruh Diresmikan


Mantan Ketua MPR RI DR H Amin Rais MA melakukan launching Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Purworejo di Kecamatan Pituruh, Minggu (24/2). 

Launching juga dihadiri anggota DPR RI Ir H Catur Sapto Edy MT, Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Propinsi Jawa Tengah Drs H Musman Tolib MAg, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Anggota DPRD Purworejo dari PAN  Drs Yusron MM, serta DPD Muhammadiyah baik Purworejo, Kebumen, Magelang dan Wonosobo,  serta Aisyiyah se Kabupaten Purworejo. Dalam kesempatan itu, Amin Rais sekaligus juga melaunching Majalah Sekolah SD Muhammadiyah Kutoarjo yang diberi nama Muazhin.

Menurut Amin Rais, saat ini akhlak bangsa kita sedang mengalami kemerosotan. Untuk itu kita harus banyak beramal soleh seperti untuk pendidikan, agar masyarakat dapat menjawab tantangan zaman dengan cerdas, tepat dan benar. “Pondok Pesantren Muhammadiyah adalah upaya mencetak kader ulama intelektual dan intelektual ulama, dan mencetak hal tersebut tentu saja harus mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang seimbang antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama,” tandasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa keprihatinan umat Islam terbesar saat sekarang, karena Islam kurang menjadi pakaian sehari-hari. Oleh karenanya, kita harus bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram, ini harus bisa dibedakan.

Pimpinan Muhammadiyah wilayah Jateng Musman Tolib MAg dalam sambutan singkatnya mengakui, sekarang ini pondok pesantren di Muhammadiyah masih ketinggalan dari ponpes lain. Untuk itu, MBS Purworejo di Pituruh harus bisa menjawab ketertinggalan itu. “Mari kita jaga ruh Muhammadiyah,  agar selalu hidup dan ikhlas,” ajaknya.

Pada sambutan lainnya, Ir H Catur Sapto Edy MT mengatakan, ada tiga gelombang yang saat ini dihadapi oleh warga Muhammadiyah yaitu teknologi pertanian, pemilik modal dan teknologi informasi. Ketiga hal itu sangat cepat berubah, sehingga keberadaan MBS ini sangat tepat untuk menyongsong abad informasi. “Intelektual memang banyak, tetapi intelek akhlak jarang,” katanya.

Sementara itu Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutannya mengatakan, masyarakat saat ini membutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang tidak hanya membimbing siswanya cerdas intelektual saja, namun juga cerdas moral dan agamanya. Untuk itu, Muhammadiyah Boarding School (MBS) Purworejo di Pituruh, diharapkan akan menjawab kebutuhan itu.

“Kita selalu bersinergi dengan Muhammadiyah, termasuk dengan berdirinya MBS Purworejo di Pituruh. Dan MBS akan mentransfer ke anak didik, untuk menjad bangsa yang berakhlakul kharimah yang siap menjadi pemimpin yang berkualitas,“ kata Bupati.

Wagub Dra. Hj, Rustringsih : Kasus HIV/AIDS Jawa Tengah Memprihatinkan


Sangat mengkhawatirkan. Kasus HIV/AIDs di Jawa Tengah pada periode Januari sampai September 2012, berada di urutan ke 2 di Indonesia setelah Papua. Padahal beberapa tahun lalu, Jawa Tengah masih menduduki posisi ranking 6.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Dra Hj Rustriningsih ketika meresmikan Pondok Rehabilitasi Sosial dan Narkoba Bumi Mataram di Desa Plandi Kecamatan Purwodadi, Kamis (21/2). Hadir dalam peresmian itu Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM, Pimpinan Pondok Puspo Lelono Cokronegoro SE, dan sejumlah tokoh partai politik Kabupaten Purworejo.

Menurut Wagub, HIV/AIDS sekarang sudah merambah di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, bahkan sudah mencapai kecamatan-kecamatan. “Ini sudah merata di seluruh Jawa Tengah,” tandasnya.

Wagub Rustriningsih mengingatkan agar kenaikan rangking harus dimonitor, apa kendala dan tantangannya. “Naiknya rangking ini jelas merupakan salah satu keprihatinan yang harus mendapatkan perhatian dan penanganan,“ kata Wagub.
Dalam rangkaian peresmian itu, sebelumnya dilaksanakan pawai sebagai kegiatan pendukung. Sedangkan pada malam harinya digelar wayang kulit semalam suntuk oleh Ki Drs Mujiwaluyo dari Desa Wirun Kecamatan Kutoarjo dengan membawakan lakon Semar Mbangun Kayangan.

Minggu, 24 Februari 2013

Sering Malak Tewas Dibakar Massa


Yulianto (35) warga RT 01 RW 02 Desa Wonosido, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo tewas mengenaskan setelah dibakar oleh warga Desa Pamrihan, Kecamatan Pituruh Kamis (21/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Sebelum dibakar massa, pria pengangguran yang di kenal suka malak dan memukuli orang ini terlebih dulu dipukuli puluhan warga hingga sekarat.

Diduga aksi tersebut sebagai balas dendam lantaran ulah preman kampung itu sudah sangat meresahkan warga. Menurut Kepala Desa Wonosido, Sutopo (52), kejadian bermula saat Yulianto pulang dari rumah tetangga yang sedang punya hajatan sekitar pukul 15.00 WIB. Ditengah perjalanan Yulianto berpapasan dengan Dudu, warga Desa Pamrihan.

Tidak diketahui penyebabnya, Yulianto yang terkenal sok jagoan itu kemudian memukul Dudu. Tidak terima perlakuan Yulianto, Dudu kemudian mengadu kepada warga Desa Pamrihan yang lain. Beberapa saat kemudian puluhan warga Desa Pamrihan mendatangi Desa Wonosido untuk mencari Yulianto. Namun pencarian puluhan warga tersebut tidak membuahkan hasil lantaran Yulianto sudah keburu kabur ke rumah salah satu familinya di Desa Karang Gedang.

Tak ingin pencarianya sia-sia, puluhan warga yang sudah emosi itu kemudian memburu Yulianto di Desa Karang Gedang. Puluhan warga akhirnya berhasil menemukan Yulianto yang sedang bersembunyi di bawah kolong tempat tidur milik salah satu familinya yang bernama Daslah. Tanpa dikomando dua kali puluhan warga langsung menghajar Yulianto hingga babak belur.

Tak puas, puluhan warga kemudian menyeret Yulianto hingga perbatasan Desa Wonosido dengan Pamrihan. Di tempat yang sepi tersebut, puluhan warga yang sudah kalap kembali memukuli Yulianto. Aksi main hakim sendiri tak berhenti sampai disitu. Melihat korbanya sudah tergeletak tak bergerak, massa kemudian meletakan tubuh Yulianto diatas tumpukan kayu dan ban bekas lantas dibakar.

Begitu api membakar tubuh Yulianto warga kemudian membubarkan diri pulang ke Desa Pamrihan. “Tidak jelas apakah saat dibakar Yulianto masih hidup atau sudah mati. Tapi yang pasti saat saya mendapat laporan dan mendatangi lokasi tubuh Yulianto sudah hangus dan tidak bernyawa lagi,” terang Sutopo.

Dari informasi yang dihimpun dilapangan, selama ini korban memang tidak disukai oleh warga. Sebelum peristiwa pembakaran, sebenarnya korban sudah beberapa kali membuat surat pernyataan yang intinya tidak akan berbuat onar lagi. Sayangnya berulang kali pula korban melanggar surat pernyataan tersebut sehingga membuat warga lainya merasa resah. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian, jenazah korban yang sempat dilarikan ke RS Saras Husada Purworejo kini dibawa ke RS Sardjito Yogyakarta untuk kepentingan autopsi.

Kasus tersebut kini tengah ditangani oleh Polres Purworejo. Sementara itu, Mirman (52) paman Yulianto mengaku pasrah dan menerima musibah tersebut. Hanya saja yang membuat keluarga bersedih kenapa warga begitu tega membakar Yulianto yang sudah tidak berdaya. Kesedihan keluarga semakin bertambah mengingat dalam waktu dekat ini, tepatnya Selasa ( 26/2) Yulianto akan menikah dengan wanita pujaanya. “Segala keperluan pernikahaan termasuk undangan sudah disebar dan tinggal menunggu harinya saja, “ papar Mirman.

Sabtu, 23 Februari 2013

SMPN 2 Lengkapi Fasilitas Pendidikan Senilai 1 M Lebih


Sekolah Menengah Pertana Negeri  (SMPN) 2 Purworejo kini dilengkapi berbagai gedung perlengkapan. Bangunan senilai lebih dari Rp 1,351 milyar yang telah usai pengerjaannya, diresmikan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Kamis (21/2).

Kepala SMPN 2 Drs Tamsir Marsudi Utomo MM melaporkan bahwa pihaknya berupaya untuk memenuhi delapan standar pendidikan. Pemenuhan di bidang akademik, salah satu siswanya berhasil meraih medali perunggu pada olimpiade sain internasional di Teheran Iran, Januari lalu, sertta Juara II tingkat nasional penggalang putri. Standar bidang pendidikan, saat ini delapan guru menempuh program studi S-2. Bidang sarana prasarana, baru saja selesai dibangun gadung melalui bantuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Serta telah disusun master plan pengambangan sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM, menyatakan bahwa adanya keputusan Mahkamah Kostitusi (MK) terkait Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), ia minta kepada seluruh sekolah RSBI di Puworejo untuk mematuhi. Pihaknya mengakui telah mengirim surat yang ditujukan masing-masing kepala sekolah RSBI.  “Kendati bukan lagi RSBI, saya minta jangan sampai kualitasnya menurun,” harapnya. 

Terkait penerimaan siswa, ia minta agar siswa dari keluarga kurang mampu kalau memang pandai tetap diterima. Karena ada biaya dari bantuan operasional sekolah (BOS) baik pusat maupun propinsi.

Ia juga menyinggung isu strategis di bidang pendidikan saat ini, yaitu penerimaan calon mahasiswa baru. Angka 13 yang oleh sebagian orang dianggap angka sial, namun bagi dunia pendidikan merupakan tonggak sejarah. Di tahun 2013 ini, hasil kerja Ditjendikmen diakui oleh perguruan tinggi. Peneriman calon mahasiswa baru tahun 2013, 60% nya melalui nilai raport dan ujian nasional. Sisanya (40%) melalui SNMPTN dan ujian mandiri. 


Disisi lain, ia menyatakan bahwa mulai tahun ini pula ada mekanisme baru terkait pembiayaan pendidikan. Bagi masyarakat yang pandai namun dari keluarga kurang mampu, akan mendapat alokasi dana dari pemerintah melalui program bidik misi. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang pandai dari keluarga miskin, akan ditampung melalui perguruan tinggi komunitas. Mereka akan ditingkatkan kompetensinya. Cara pembelajarnya secara jarak jauh melalui modul. Untuk keperluan tersebut pemerintah telah mengalokasikan dana sekitar Rp 7 trilyun.

Bupati Mahsun pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa, banyak dana dari pemerintah yang dialokasikan ke sekolah-sekolah termasuk SMPN 2. Untuk itu tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan pendidikan, kendati RSBI telah dibatalkan. Selaku pimpinan daerah pihaknya memiliki tugas meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Angka kemiskinan di Kabupaten Purworejo saat ini terkecil di eks Karesidenan Kedu. Pihaknya fakus melalui sklala prioritas pembangunan  di empat bidang, diantaranya pendidikan. 

Kamis, 21 Februari 2013

USAID SMPN 8 Dikunjungi Kabupaten Batang


Sebanyak 24 orang yang berasal dari sekolah mitra, fasilitator dan stakeholder dunia pendidikan tingkat SMP di Kabupaten Batang mengunjungi SMPN 8 Purworejo, Rabu (20/2). Kunjungan tersebut untuk melihat dari dekat pelaksanaan USAID Prioritas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di Kabupaten Purworejo.

Sabar Mulyono, Kepala Bidang SMP dan SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang menyatakan, Kabupaten Batang baru tahun ini mendapatkan pendampingan dari USAID untuk peningkatan mutu pendidikannya. Dalam pandangannya, Purworejo yang lebih dahulu mendapat pendampingan, bisa dijadikan tempat menimba pengalaman.

Menurut Sabar, hal positif yang bisa diperoleh dari visit study tersebut adalah pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang diterapkan di SMPN 8 Purworejo yang mampu memberikan keterbukaan sistem manajemen sekolah sehingga bisa diketahui publik secara luas.
"Dengan penerapan MBS, sekolah ini bisa menunjukkan kepada masyarakat, dana yang ada dan diperoleh itu jelas peruntukkannya tanpa ada yang ditutup-tutupi," ungkap Sabar.

Sementara itu, Kepala SMPN 8 Purworejo, Agus Wiwoho Suryo menyatakan metode pembelajaran yang dijalankan di sekolahnya adalah dengan menjadikan guru sebagai faslilitator pendidikan bagi siswanya. Dimana guru hanya sebagai media perantara yang menjembatani siswanya untuk mengasah otaknya, sehingga mampu mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul.

"Ibaratnya kami tidak hanya sekedar mengisi gentong gelas yang kosong saja. Tapi siswa kita ajak untuk melihat dari jendela terhadap dunia luar yang ada. Sehingga daya pikir dan logika anak itu akan lebih berkembang," kata Agus Wiwoho.

Sabtu, 09 Februari 2013

Lagi, Penipuan Mencatut Nama Dinas


Penipuan dengan modus mencatut nama lembaga pemerintah kini muncul lagi. Kini giliran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah dimanfaatkan sebagai kedok untuk meraup keuntungan seseorang. Modusnya mengaku dari sebuah media di Jawa Tengah, meminta sejumlah uang baik secara tunai atau tranSfer, dengan dalih partisipasi pemasangan iklan Listing Visit Jawa Tengah 2013.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah Dr Prasetyo Ariwibowo SH MSoc Sc, melalui suratnya nomor 350/0265 tertanggal 21 Januari 2013, menginformasikan adanya indikasi penipuan. Modusnya, ada seseorang yang mengaku bernama A Sugeng dari Media Mbangun Desa Jawa Tengah, meminta uang tunai dengan dalih partisipasi pemasangan iklan berwarna Listing Visit Jawa Tengah 2013. Iklan tersebut dijanjikan akan dimuat di kalender Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Propinsi Jawa Tengah tahun 2013.

Terkait dengan hal itu, ia minta apabila ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang meminta uang tunai atau transfer, agar tidak ditanggapi. Ditegaskan bahwa hal tersebut merupakan bentuk penipuan.

Jumat, 08 Februari 2013

Purworejo Masuk Enam Besar Terbaik LBS Tingkat Jateng


Kabupaten Purworejo masuk nominasi enam besar dalam pelaksana terbaik lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Lima daerah lainnya adalah Kabupaten Demak, Banyumas, Boyolali, Wonogiri, dan Kebumen. Penilaian tersebut berdasar kelengkapan administrasi dan data dukung yang telah diteliti di tingkat Provinsi.

Untuk penentuan terbaik pertama, tim penilai dari Provinsi Jawa Tengah melakukan penilaian langsung ke Kabupaten Purworejo, Selasa (5/2). Tim Penilai  yang berjumlah empat orang itu terdiri dari Meilina Sri Wahyuningsih dari TP PKK Provinsi, I Made Madawi Daryana SKM MKes dari Dinkes, Hardono Agus SH dari Badan Lingkungan Hidup, dan Ir Giyono dari Bapermasdes.

Ketua Tim penilai Meilina Sriwahyuningsih mengatakan kunjungan di enam kabupaten pelaksana terbaik ini, tujuannya untuk melihat secara lansung dan mensinkronkan data adminstrasi dengan data dukung serta data fisik lingkungan bersih sehat. Termasuk juga kesadaran masyarakatnya  dalam berperilaku hidup sehat.

Hasil penilaian langsung kunjungan lapangan, menurutnya, akan menentukan terbaik pertama untuk mengikuti lomba LBS tingkat nasional. “Kabupaten yang nantinya terpilih ke tingkat nasional akan dilakukan perbaikan-perbaikan dari provinsi,” katanya.

Lebih lanjut Meilina menegaskan penilaian ini dilakukan secara professional. Tim penilai dituntut harus sesuai dari mulai administrasi, data dukung, dan data fisik dilapangan beserta perilaku hidup bersih sehat masyarakat. “ Tidak ada titipan ataupun pesanan sama sekali. Kami akan menilai seobyektif mungkin,” tandasnya.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat tentang lingkungan bersih sehat sudah tinggi. Tentu ini didukung pemkab yang melakukan penyuluhan dan memberikan bantuan komposter untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik. Demikian juga untuk keberadaan TPA di Kabupaten Purworejo telah dikelola dengan baik.

“Makanya saya optimis Kabupaten Purworejo memiliki LBS yang baik dengan didukung dari berbagai elemen masyarakat. Saya bersama tim sudah melihat kabupaten lain, dan untuk itu kami siap berlaga ditingkat Nasional,” tandas Bupati disambut tepuk tangan para hadirin.

Selain melihat data adminsitrasi, Tim Penilai juga melihat pameran dari hasil ketrampilan dan kerajinan tangan di Plaosan Kelurahan Purworejo Kecamatan Purworejo. Tim penilai langsung turun ke empat RW di Plaosan yang menjadi sasaran penilaian. Meski sudah diarahkan oleh tim kabupaten, tim penilai blusukan sesuai kehendaknya untuk menilai tempat-tempat yang dianggap penting

Senin, 04 Februari 2013

1197 Mahasiswa UMP Laksanakan KKN


Sebanyak 1197 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo. Para mahasiswa dengan didampingi Rektor UMP Drs Supriyono MPd beserta dosen pembimbing, mengikuti kegiatan pelepasan KKN di pendopo kabupaten, Kamis (31/1). 

Pelepasan dihadiri Plt Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum dan Kesra Drs Sigit Budi Mulyanto MM, Kepala Bapermasdes Drs Murwanto dan Ketua DWP Ny Sri Yuni Tri Handoyo. 

Menurut  Rektor UMP Drs Supriyono MPd, KKN merupakan program kurikuler mahasiswa program S1 tingkat akhir, sebagai salah satu bentuk pelaksanaan caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah yaitu pengabdian kepada masayarakat yang bertujuan menghasilkan lulusan yang relatif siap pakai danterlatih dalam menaggulangi permasalahan pembangunan secara lebih pragmatis dan interdisipliner.

Kepala Bapermasdes Drs Murwanto menjelaskan, KKN diikuti 1197 mahasiswa terdiri 431 mahasiswa laki-laki dan 766 perempuan, mulai 31 Januari sampai 28 Februari 2013. Para mahasiswa akan diterjunkan ke desa-desa di empat kecamatan yakni Kemiri, Pituruh, Butuh, dan Kecamatan Gebang.

Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum dan Kesra Drs Sigit Budi Mulyanto MM mengatakan KKN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program Catur Dharma Perguruan Tinggi, yaitu sebagai bentuk peran dan pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Oleh karenanya program Kuliah Kerja Nyata ini harus memiliki visi dan misi yang jelas di dalam pelaksanaanya.

“Artinya kegiatan KKN tidak hanya sebatas untuk memenuhi kegiatan unsur akademis semata. Kegiatan KKN harus benar-benar suatu kegiatan yang memberikan manfaat ganda, baik untuk kepentingan mahasiswa dan perguruan tinggi yang bersangkutan, juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah,” harapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa mahasiswa nantinya bisa mengecek hasil yang didapat pada KKN. Apakah ada perubahan di masyarakat setelah menjadi lokasi KKN. “Ini ukuran keberhasilan, sinkronkan dan sinergikan apa yang adik-adik terima di bangku kuliah, bisa atau tidak ketika dilaksanakan di masyarakat,” katanya.

586 Guru Kuota 2012 Terima Sertifikat


Sebanyak 586 guru yang terdiri dari guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK menerima sertifikat untuk sertifikasi guru kuota 2012. Penyerahan sertifikat secara simbolis diserahkan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg di aula SMAN 7 Purworejo, Kamis (31/1).

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Ery Prayitno MM menginformasikan bahwa jumlah tersebut terdiri dari guru TK sebanyak 51 orang, SD 345 orang, SMP 96 orang, SMA 14 orang dan SMK sebanyak 80 orang. Para guru yang menerima sertifikat, telah menerima pembekalan bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Sanata Dharma.

Lebih lanjut Ery mengatakan, pembekalan bertujuan memberikan pemahaman bagi guru sertifikasi agar memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi. “Selain itu juga untuk meningkatkan kinerja guru guna meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Purworejo.

Sementara itu, Dekan Universitas Sanata Dharma Rohadi Phd menyampaikan bahwa dengan sertifikasi hendaknya guru lebih profesional. ”Adakah yang mau mengembalikan sertifikasi guru karena merasa dirinya tidak profesional? saya rasa tidak ada yang mau begitu,” kata Rohadi.

Dikatakan bahwa maksud pemerintah memberikan sertifikasi adalah untuk menyelamatkan generasi muda, dengan meningkatkan kualitas pendidikan. “Dan ini membutuhkan pendampingan yang serius, komitmen bersama untuk memajukan pendidikan. Adanya sertifikasi semoga guru berubah, bukan rumah saja yang berubah, namun kemajuan pendidikan harus berubah karena satusnya sudah guru profesional,” katanya.

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail