Senin, 02 Desember 2013

BKK Kabupaten Purworejo Dibobol Karyawannya

Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Purworejo diduga telah dibobol oleh karyawannya sendiri. Pembobolan terjadi dalam pertengahan bulan Otkober 2013. Dari hasil penyelidikan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Purworejo kerugian mencapai Rp 1,1 miliar. Sampai saat ini pihak Kejari terus melakukan pengusutan kasus tersebut. “Penetapan tersangka dalam kasus ini tinggal menunggu waktu saja,” kata Kasi Pidsus Rudhy Parhusip SH.

Menurut Rudhy, dari hasil penyelidikan dan hasil temuan ada bukti permulaan diduga kuat telah terjadi tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh orang dalam sendiri. Disebutkan, sejumlah pegawai diduga telah  melakukan penarikan dana di bank umum dan tidak digunakan untuk perusahaan itu.

Masih kata Rudhy, diketahui pada 11 Otober 2013 ada penarikan dana dari pihak BKK di BNI 46 seniali Rp 500 juta oleh seseorang dari PD BPR BKK. Selanjutnya pada 16 Oktober 2013 kembali terjadi penarikan dana yang ditempatkan di BRI sbesar Rp 500 juta dan Rp 100 juta. “Kedua bank tersebut berani mencairkan dana karena pihak PD BPR BKK mengajukan slip bertanda tangan direksi,” jelasnya.


Dari hasil penelusuran, lanjut Rudhy, dana yang diambil sebagian ditransfer ke rekening sesorang yang tidak berkaitan dengan kegiatan di BKK. Untuk mengusut dugaan korupsi tersebut pihak Kejari dalam waktu dekat ini berencana memanggil sedikitnya 10 saksi. “Kami juga akan memanggil saksi ahli, “ tandas Rudhy.

Pelajar SMK Setubuhi Siswi SMP

Siswa kelas XI sebuah SMK swasta di Kutoarjo, AY (16) diamankan anggota Polres Purworejo. AY warga Kelurahan Semawung Kembaran RT 02 RW 06 Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo ditangkap lantaran diduga telah menyetubuhi PSN (16), siswa kelas 8 sebuah SMP Negeri di Kemiri, warga Desa Rowo Bayem RT 03 RW 03 Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo yang tak lain pacarnya sendiri.

Kapolres Purworejo AKBP Roma Hutajulu melalui Kasubag Humas AKP Suyadi menjelaskan, peristiwa itu terjadi Minggu (17/11) bermula saat tersangka menjemput korban di salah satu warung internet (warnet)di Kemiri. Selanjutnya korban diajak ke rumah temannya di Kelurahan Semawung Kembaran. Setelah duduk –duduk sebentar keduanya masuk rumah temanya yang kosong tidak ada orang tuanya. Setelah itu tersangka dan korban masuk kamar dan melakukan persetubuhan selama 10 menit. Perbuatan itu diulangi sampai tiga kali.

Setelah puas kemudian korban diantar pulang oleh tersangka. Namun tidak sampai rumah korban dan hanya diturunkan tengah jalan, tepatnya di lapangan Desa Tunggorono. Kecewa dengan ulah tersangka, korban kemudian mengadu pada orang tuanya. Tidak terima dengan kejadian itu orang tua korban kemudian melapor ke Polsek Kutoarjo. “Tersangka diancam dengan pasal 81 UU Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun,” kata Suyadi.


Ditemui di Mapolres Purworejo, tersangka mengaku sebenarnya siap bertanggung jawab dengan menikahi korban. Namun oleh pihak keluarga korban ditolak. “ Saya siap menikahi PSN tapi tidak diperbolehkan orangtuanya,” ucap tersangka. Sementara itu pihak sekolah korban yang coba dihubungi enggan memberikan konfirmasi.

Selasa, 22 Oktober 2013

”Godhong Bagelen” Tanam Pohon Langka

Forum Komunitas Hijau “Godhong Bagelen” menggelar aksi penanaman tanaman pohon langka dan festival lomba membuat “memedhi sawah” di areal  persawahan kelurahan Sindurjan, Minggu (20/10 ). Acara yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Purworejo ini, merupakan program pengembangan Kota Hijau (P2KH) tahun 2013.

Kegiatan  ditandai dengan pelepasan sepasang burung Merpati oleh Asisten II Sekda  Gandi Budi Supriyanto SSos MM mewakili bupati, dengan disaksikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Drs Budi Hardjono dan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Bambang Sugito SH.
 Gandi Budi Suprianto SSos  mengucapkan selamat atas terbentuknya Forum Komunitas Hijau “Godhong Bagelen”, yang diharapkan mampu menggalakan aksi penghijauan di Purworejo. “Semoga kegiatan ini mampu menjadi motor penggerak semua elemen untuk menghijaukan Purworejo, khususnya di wilayah perkotaan, dan mampu mendukung program Adipura,” katanya.

Ketua Panitia Hijau Aksiku, Hijau Purworejoku Suroto S Toto melaporkan, selain kegiatan tersebut ada kegiatan lain yang akan dilaksanakan. Yaitu Program Kali Bersih (Prokasi) yang dipusatkan di saluran irigasi kali Kedung Putri, penebaran benih ikan di Bedung Boro, parade puisi hijau, lomba lukis tempat sampah daur ulang, lomba fotografi dengan nama “recycle” dan mode show dengan tema “baju daur ulang”

Lebih lanjut Suroto mengungkapkan, Forum Komunitas Godhong Bagelen terbentuk pada tanggal 15 Agustus 2013. Organisasi ini berasal dari beberapa elemen masyarakat dan dimotori oleh pemuda Karang Taruna, pelajar, LSM kantor Lingkungan Hidup, serta dari komunitas sepeda Onthel di Purworejo.
Untuk menuju kelokasi kegiatan, semua peserta menggunakan sepeda onthel dengan berpakaian adat jawa lurik. Sedangkan tanaman langka yang ditanam diantaranya  pohon Nogo Sari, Prono Jiwo Pucung, Wali Kukun, Merak, Cermai, Lerak ,Blimbing Wulung dan  beberapa jenis tanaman langka lainnya.

“Kami tengah mencoba membuat kawasan konservasi tanaman langka di sebuah kota, dengan harapan para generasi muda bisa ikut melestarikan. Supaya kedepan anak cucu tidak kehilangan pemahaman terhadap keragaman hayati yang begitu banyak di Indonesia,”katanya.

Terkait festival memedi sawah, peserta lomba ada yang kelompok atau perorangan, dimana semua peserta dibebaskan untuk berkreasi. Bahan yang dipergunakan dari bahan organik seperti daun kering, pelepah pisang, jerami, maupun kain yang sudah tidak terpakai. Penilaian lomba meliputi kreativitas serta bahan yang digunakan. Panitia menyediakan hadiah berupa uang pembinaan  sebesar Rp 350 ribu bagi juara favorit, Rp 250 ribu juara II dan Rp 150 juara ketiga.


Sabtu, 19 Oktober 2013

SMP Negeri 23 Purworejo Bagikan Daging Kurban

Dalam rangka memperingati hari raya Idul Adha 1434 H, SMP Negeri 23 Purworejo selengarakan penyembelihan hewan Qurban berupa dua ekor sapi. Penyembelihan hewan Qurban tersebut merupakan perwujudan Program OSIS Seksi Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Terlaksananya kegiatan itu juga atas kerjasama sekolah dan para guru. Dalam pelaksanaan kegiatan, sepenuhnya dilakukan oleh pengurus OSIS dengan bimbingan Waka Kesiswaan Subur, SPd. Sementara daging kurban dibagikan kepada siswa yang berhak menerima serta masyarakat sekitar.

Kepala SMP Negeri 23 Purworejo Sri Rochati BA mengatakan, “Hewan kurban berasal dari iuran para siswa sebesar Rp 15.000/siswa. Sedang satu ekor sapi lagi berasal dari tujuh guru,” katanya. Dijelaskan, Tujuan penyelenggaraan pemotongan hewan qurban tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan kembangkan sikap kepedulian dan rela berkorban para siswa/i disekolah. “ Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya pula untuk meningkatkan karakter dan wawasan keislaman di sekolah,” tambahnya

Sebelum pelaksanaan penyembelihan hewan kurban didahului dengan Sholat Ied bersama yang diikuti oleh warga sekolah dan masyarakat sekitar. Sholat Ied dipimpin oleh imam Drs H Pujdiono, guru SMP Negeri 23 Purworejo yang sekaligus bertindak sebagai khotib. Dalam pesanya Drs Pudjiono menghimbau untuk meneladani sifat Nabi Ibrahim.
Yakni memiliki sifat Hanif (lurus) dan selalu berserah diri kepada Allah dalam menentukan sikap maupun pilihan hidupnya. Jujur (siddiq) selalu menyampaikan apa yang datang dari Allah dan selalu membenarkan meskipun perintah itu terlalu berat (untuk menyembelih putranya, Ismail). Membina terhadap anak-anaknya sebagimana terkandung dalam doa-doanya yang diabadikan oleh Allah dalam Alquran surat Al Baqoroh 128, Surat Ibrahim ayat 40, Surat As Safat ayat 100, Surat Al Baqoroh ayat 132. 

“Pelajaran yang sangat berharga dan relefan untuk diteladani adalah rela berkurban semata-mata mencintai Allah diatas segala-galanya,” papar Drs Pudjiono.


835 Pejabat Eselon Dilantik

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg melantik dan mengambil sumpah pejabat eselon II, III, IV dan V di jajarannya di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Jum’at (18/10). Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 835 orang. Dalam kesempatan itu, juga dilaksanakan penandatanganan pakta integritas secara simbolis oleh pejabat eselon II.

Bupati mengungkapkan pelaksanaan pelantikan tersebut merupakan suatu momen penting yang dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk semakin memantapkan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagai manifestasi penataan organisasi sesuai amanat Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012.“Pelantikan ini sekaligus juga merupakan jawaban atas pertanyaan yang berkembang seputar pengisian pejabat pasca perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah tersebut, ‘‘ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pengisian dan mutasi jabatan ini telah diupayakan dengan kajian dan pertimbangan yang seksama, dengan mengutamakan kinerja yang telah dicapai SKPD. Sehingga diharapkan perubahan SOT akan berdampak positif atas target capaian yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Di sisi lain, implementasi Perda 18 Tahun 2012 juga meniadakan beberapa jabatan eselon, dengan demikian keputusan promosi dan mutasi ini adalah hasil proses terbaik untuk kesemuanya.

“Sebagai seorang PNS sejati tentunya Saudara menerimannya dengan baik, dengan rasa syukur. Di jajaran birokrasi manapun bertugas, di pundak Saudara ada amanah negara, amanah Pemerintah Daerah, utamanya guna melaksanakan fungsi pelayanan pada masyarakat,” tandasnya.

Menurut Bupati, pengembangan karier PNS khususnya dalam pengangkatan jabatan struktural bukanlah sebuah proses yang mudah dan sederhana bagi pejabat pembina kepegawaian yang berwenang dalam hal ini. Diperlukan banyak pertimbangan agar dapat memperoleh pejabat yang tepat untuk menduduki sebuah jabatan struktural (right man on the right place). “Hal ini penting dan perlu dilakukan, karena menyangkut proses pengambilan keputusan yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan kinerja aparatur PNS, “katanya.

Untuk menjamin obyektivitas pengangkatan dalam jabatan struktural, menurut Bupati, PNS calon pejabat struktural harus memenuhi syarat administratif seperti kepangkatan, pendidikan, juga diklat yang disyaratkan. Melalui pendekatan potensi, kompetensi dan kinerja ini diharapkan potensi dan kompetensi aparatur PNS calon pejabat struktural dapat tergali. Adapun filosofi dari pemetaan aparatur adalah bagaimana memunculkan keunggulan yang dimiliki oleh para PNS, serta mendorong munculnya ide-ide kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh PNS apabila ia menduduki jabatan tertentu.

Pada masa yang akan datang, untuk terus meningkatkan motivasi dan kinerja aparat birokrasi, kiranya seseorang yang akan menduduki jabatan struktural perlu menandatangani kontrak kinerja yang berisikan komitmen dan rencana aksi yang akan dijalankan oleh pejabat yang bersangkutan. Kontrak kinerja tersebut akan menjadi salah satu panduan bagi pejabat yang bersangkutan untuk menjalankan misi demi meraih visi organisasi, serta sebagai alat evaluasi bagi pejabat yang bersangkutan.

Hal ini diyakini akan mendorong PNS untuk selalu terpacu dan meningkatkan kemampuannya, sebagai modal dalam bekerja dan meningkatkan kariernya. Dengan demikian tentu saja akan sangat menguntungkan bagi Pemerintah Kabupaten Purworejo, dikarenakan memiliki sumber daya aparatur yang mumpuni, memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan jabatan, dan mempunyai motivasi bekerja yang tinggi yang berdampak pada kinerja yang tinggi pula.


Terlebih saat ini juga sedang digodok Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (RUU ASN), yang antara lain meletakkan dasar kompetisi terbuka di antara PNS dalam proses pengisian jabatan, khususnya eselon I dan II yang kelak disebut jabatan pimpinan tinggi (JPT). Proses pengisian jabatan dalam birokrasi akan menganut sistem promosi terbuka, atau yang sekarang ini sering disebut ”lelang jabatan”. Jika RUU ASN ditetapkan, pengisian JPT baik di pusat maupun di daerah akan dilakukan secara terbuka atau ”dilelang” di antara PNS yang memenuhi syarat-syarat jabatan dan standar kompetensi jabatan. 

Selasa, 08 Oktober 2013

Gubernur Berharap Tak Andalkan Impor Kedelai

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan  peninjauan areal tanaman kedelai  di Desa Dlisen Wetan Kecamatan Pituruh, Senin (7/10). Gubernur yang didampingi Plt Sekda Jateng Sri Puryono KS, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dan Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM, langsung berinteraksi dengan masyarakat setempat ditengah areal tanaman kedelai.

Gubernur mengatakan keinginannya agar stok kedelai bisa mencukupi kebutuhan sendiri, tanpa mengandalkan impor. “Maka harus dimulai dari sekarang. Masak mau makan tempe saja, kedelainya impor,” ujar Gubernur

Pihaknya juga mengaku sudah berkomitmen bersama Megawati, Gubernur DKI Jokowi, dan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono, untuk meningkatkan produksi kedelai. Ia juga telah menyampaikan kepada Mendagri, untuk menekankan agar tidak tergantung pada impor. “Petani kedelai kita dorong, seperti petani disini maka layak kita sampaikan ke pemerintah pusat, sehingga pusat memberikan perhatian,” jelasnya ditengah-tengah sawah tanaman kedelai.

Dikatakan bahwa tugas negara adalah mengontrol dan mengendalikan harga kedelai di level Rp 8000. Selain itu juga menekan agar kedelai impor bisa dikurangi, dan masayarakat juga harus mau mengkonsumsi kedelai.
Aspirasi dari petani antara lain belum tersedianya irigasi, power threser (alat penggilingan kedelai), draiyer (alat pengering), dan sapi (untuk pupuk organik). "Kami kesulitan air karena kebanyakan sawah tadah hujan, biasanya saat musim tanam padi kedua, air sudah habis," ucap Karmin (45) petani di Dlisen Wetan.

Menurutnya, embung yang pernah menjadi andalan penyedia air bagi petani sudah tidak berfungsi. Bangunan itu selama puluhan tahun tidak bisa menampung air karena jebol dan belum pernah mendapat perbaikan.
Menanggapi hal itu, Gubernur memberikan solusi agar pemkab melakukan pengecekan. Apabila bisa diperbaiki ya diperbaiki, tapi kalau tidak baru minta bantuan ke provinsi.

Sedangkan mengenai bantuan, sebelum diberi bantuan diharapkan dinas terkait Purworejo belajar dulu di Kabupaten Semarang, karena disana sudah sangat bagus pengelolaannya. Bahkan pendapatannya sekitar 2 juta rupiah tiap bulannya.  “Saya punya program desa mandiri, ya seperti di Semarang itu. Termasuk petani harus ada pendampingan dari penyuluh,” ujarnya.


Doa Bersama Awali Rangkaian Hari Jadi Purworejo

Rangkaian kegiatan Hari Jadi ke 1112 Kabupaten Purworejo tahun in, diawali dengan doa bersama. Kegiatan doa bersama yang diikuti para pimpinan dinas/instansi ini, berlangsung di gedung Loka Adhi Bina, Kamis (03/10/2013) sore.

Usai doa bersama, Bupati Purworejo H Mahsun Zain MAg melakukan pemotongan tumpeng dan diberikan kepada H Budi Sardjono, salah seorang wakil keluarga mantan Bupati Purworejo pertama, RAA Cokronegoro.

Kemudian Bupati dan rombongan langung menuju Makam RAA Cokornegoro I, II, III, dan IV di Desa Bulus Kecamatan Gebang dan Kelurahan Mudal Kecamatan Purworejo.
Menurut Bupati, RAA Cokronegoro I memiliki banyak rancangan dan pembangunan yang sangat fenomental. Terutama jaringan Induk Irigasi Kedung Putri, jalur-jalur protokol dan masih banyak lagi yang hingga kini masih bermanfaat bagi masyarakat luas.


“Ziarah kubur sebagai upaya untuk mendoakan dan mengenang para leluhur kita, yang telah memberikan semangat juang dalam membangun Purworejo,” kata Bupati.

Senin, 07 Oktober 2013

Pidato Hari Jadi Purworejo, Bupati Pamer Prestasi

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, memamerkan sejumlah prestasi yang berhasil diraih di hadapan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Purworejo, dalam rangka Peringatan Hari Jadi Ke 1112 Kabupaten Purworejo, di gedung Dewan, Sabtu (5/10).

Prestasi yang disebutkan Bupati antara lain keberhasilan meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Prestasi lainnya adalah keberhasilan meraih Piagam Adipura sebagai salah satu kabupaten yang dinilai telah menunjukkan adanya peningkatan kinerja yang signifikan dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.

 Disamping penghargaan kepada pemerintah daerah, berbagai penghargaan lain juga diraih lembaga maupun putra-putri terbaik Kabupaten Purworejo. Antara lain juara 3 internasional  lomba Junior Science Olympiad (IJSO) Tahun  2012 di Teheran atas nama Roihan Mohamad Iqbal dari SMPN 2 Purworejo.

Di tingkat nasional, ada Rianto Purnomo dari Kalirejo Bagelen yang menjadi juara I Pemuda Andalan Nusantara (PANDU), Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Inovasi Teknologi Bidang Pertanian bagi Penyuluh Pertanian atas nama Wahyudi SPt dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, serta juara III Olimpiade Sains Nasional (OSN)  Tingkat Sekolah Menengah Pertama atas nama Handy Adyatama dari SMPN 2 Purworejo. Selain itu, masih ada puluhan juara tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Bupati  berharap, prestasi tersebut akan memotivasi kita semua untuk turut memberikan sumbangsih yang terbaik bagi Purworejo kita tercinta. “Karena bagaimanapun juga, dalam pembangunan daerah yang sedang dilaksanakan ini, kita membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, “tandasnya.

Pada bagian lain, Bupati juga mengungkapkan bahwa peringatan Hari Jadi tahun ini, masih diselimuti duka yang cukup mendalam terkait tragedi kebakaran Pasar Baledono pada tanggal 27 Juli 2013 lalu. “Satu hal yang ingin kami tekankan adalah bahwa Pemerintah Daerah tidak pernah tinggal diam dan terus berusaha keras untuk mengatasi persoalan tersebut, melalui langkah-langkah strategis dan nyata. Tentu saja, penanganan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan aturan yang ada, meski untuk itu Pemerintah Daerah seringkali dinilai lamban,” katanya.  


Sabtu, 08 Juni 2013

Nur Mahmudah Direktur PD GHM

Nur Mahmudah SSi Apt kembali diangkat sebagai Direktur PD Graha Husada Medika Purworejo, periode 2013 – 2017. Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain Mag, Jum’at (7/6) di ruang Bagelen Setda Purworejo. 

Dengan demikian, jabatan ini merupakan periode kedua bagi Nur Mahmudah, setelah sebelumnya memegang jabatan yang sama untuk periode 2009 – 2013.

Dalam sambutannya, Bupati Purworejo mengungkapkan bahwa pengangkatan kembali Nur Mahmudah bukan tanpa pertimbangan matang. Salah satu pertimbangan utama adalah hasil audit kinerja oleh lembaga akuntan publik bahwa kinerja PD Graha Husada Medika selama periode 2009 - 2013 dinilai baik. “Selain itu, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 16 Tahun 2011 tentang PD Farmasi dan Sarana Kesehatan Graha Husada Medika, pengangkatan juga berdasarkan pertimbangan dari Dewan Pengawas,” ungkapnya.

Menurutnya, selama empat tahun terakhir ini, aset, modal dan laba PD Graha Husada Medika memang terus mengalami peningkatan, sehingga secara otomatis mampu meningkatkan kontribusi bagi pendapatan asli  daerah (PAD). “Kelebihan lain yang dimiliki oleh perusahaan daerah yang dulu bernama Apotik Daerah ini, antara lain merupakan satu-satunya apotik yang buka 24 jam di Kabupaten Purworejo, sehingga bisa lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Bupati menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup mata terhadap adanya penilaian sebagian masyarakat yang menganggap bahwa harga obat di PD Graha Husada Medika ini mahal. Namun menurutnya, anggapan tersebut perlu diluruskan, karena harga tersebut sudah sesuai aturan termasuk kelengkapan administrasinya, sehingga dijamin keasliannya.


Pabrik Pengolahan Minyak Nyamplung Mati Suri

Pengolahan buah nyamplung menjadi bioenergy sebagai bahan alternatif pengganti minyak solar, mati suri. Proses produksi belum dikatakan mati, namun proses di lapangan tidak ada. Mesin peralatan sebagian mangkrak, sebagian tidak dapat dipergunakan karena rusak. Padahal keberadaannya diharapkan untuk mendorong mewujudkan Desa Mandiri Energi (DME).

Untuk mencari akar permasalahan dan mencari solusinya, Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan (Pusdal) regional II, menyelenggarakan rapat koordinasi evaluasi pengembangan biofuel nyamplung. Rakor di dipimpin staf ahi Mentri Kehutanan RI bidang Hubungan Antar Lembaga Prof Dr Ir San Afri Awang MSc, Selasa (4/6), di aula salah satu hotel di Purworejo.

Hadir pada acara tersebut, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kahutanan, PT Perhutani Jawa Tengah, pengelola desa mandiri energi dari Kabupaten Banyuwangi, Cilacap, Kebumen dan Desa Patutrejo Kecamatan Grabag. Rakor antara lain diisi paparan dari Kapusdal Regional II, Kapuslitbang, dan ketua kelompok tani Jarak Lestari Desa Patutrejo.

Bupati Mahsun pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa, proses produksi buah nyamlung untuk menghasilkan bioenergi di Desa Patutrjo Kecamatan Grabag, seakan mati suri. Kegiatan proses produsksi tidak ada, namun gedung serta peralatan masih ada.

Peresmiannya waktu itu dihadiri Menteri Kehutanan dan Gubernur Jawa tengah. Kemudian, lanjutnya, beberapa waktu lalu pernah dilakukan road test kendaraan dengan menggunakan minyak nyamplung sebagai pengganti minyak solar. Waktu itu menempuh perjalanan dari Purworejo-Cilacap-Semarang hingga Yogyakarta. “Kegiatan tersebut sempat diberitakan oleh berbagai media masa, sehingga Purworejo menjadi terkenal dengan produksi minyak nyamplung,” ungkapnya.

Namun kenyataannya saat ini, proses produksi tidak berjalan lagi. Disisi lain, Purworejo memiliki luas arel tanaman nyamplung 5.000 hektar lebih. Dari luas tersebut 5.000 hektar diantaranya berupa hutan yang dikelola Perum Perhutani, sisanya milik masyarakat.

Menurutnya pengembangan bioenergi berbahan baku minyak nyamplung, merupakan slah satu jawaban atas tiga kekhawatiran dunia. Ia mengutip pernyataan Presiden SBY, bahwa ada tiga kekhawatiran dunia, salah satunya kekhawatitan kekurangan minyak dan gas. Untuk itu ia berharap agar kedepan ditemukan jalan keluar, hingga proses produksi bisa berjalan kembali. Pada kesempatan tersebut, ia minta kepada pihak Perhutani agar bersedia mengalokasikan dana kepedulian sosialnya (CSR) untuk pengembangan tersebut.

Staf ahli Mentri Kehutanan San Afri Awang, pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa terkait hal itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Namun kenyataan di lapangan ternyata tidak berjalan. Hal itu menunjukkan ada masalah apa  didalamnya. Apakah dari segi permesinan, SDM, permodalan, atau kelembagaan.

Ia mengakui, bila menyangkut kelembagaan, kelemahannya karena sering berpikir sektoral. Padahal bila berbicara energi, kebutuhan akan hal ini sangat besar. Bahkan pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk subsidi hingga Rp 200 trilyun.

Ia optimis, bila energi di masyarakat bisa digerakkan, target pendapatan perkapita dari  U$ 15.000 menjadi U$ 45.000 bisa tecapai. Ia mengakui proses produksi bioenergi berbahan baku buah nyamplung di Indonesia hampir sama dengan yang ada di Purworejo. Di Indonesia ada lima pabrik, yaitu di Banyuwangi, Makasar, Ujung Kulon, Cilacap dan Desa Patutrejo Kecamatan Grabag.



Senin, 20 Mei 2013

Bekas Gedung SD Baledono IV Dibiarkan Mangkrak


Sejak di regruping dengan Sekolah Dasar (SD) Negeri  Baledono III sekitar tahun 2005, bekas gedung SDN IV Purworejo atau yang lebih dikenal SD Inpres kini kondisinya memprihatinkan. Bangunan gedung SD yang terletak di kelurahan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo tersebut sebagian sudah ambruk dan tidak bisa dipakai lagi. Dari enam lokal yang ada dua diantaranya atapnya ambrol. Sedang lokal lainya juga sudah rusak parah dan rawan ambruk.

Namun demikian hingga kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo belum mengambil tindakan. Padahal, jika hal kondisi dibiarkan berlarut-larut akan membahayakan warga sekitar. Bahkan tidak menutup kemungkinan dapat membahayakan jiwa warga yang rumahnya berdekatan dengan sekolah itu. “Jika ada hujan deras dan angin kami takut dan was-was gedung itu roboh menimpa rumah warga,” kata salah seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan sekolah itu.

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana Prasarana Pendidikan Dasar Dinas pendidikan dan Kebudayaan Purworejo, Sri Suharni mengatakan, sampai saat ini eks gedung SDN IV Baledono belum diserahkan kepada pihaknya oleh SDN Baledono III selaku pengelolanya. Karena belum ada penyerahaan maka pihaknya menganggap sekolah tersebut masih dipergunakan pihak sekolah. “Selama belum diserahkan oleh pihak pengelola maka kami menganggap gedung itu masih digunakan pihak sekolah,” jelasnya.

Sri Suharni mengatakan, aset sekolah hasil regruping tetap menjadi tanggung jawab pihak pengelola selama belum diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan Purworejo. “Namun jika sudah diserahkan akan kami teruskan ke bagian umum Dinas pendidikan agar diinventarisir,” ucapnya.

Pemkab Berikan Penghargaan Untuk Masyarakat Berprestasi


Momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Tahun 2013, digunakan Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk memberikan penghargaan kepada masyarakat berprestasi. Penghargaan berupa uang itu, diserahkan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, pada upacara  Harkitnas di alun-alun Purworejo, Senin (20/5).

Penghargaan masyarakat berprestasi tahap I ini, diberikan kepada 25 orang/regu, dengan jumlah total Rp 42 juta.  Masing-masing jumlahnya variatif, sesuai dengan level dan peringkat kejuaraan.
Penghargaan diberikan antara lain kepada Ngaderi yang meraih juara 2 nasional lomba petugas operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa, berupa uang senilai Rp 3 juta. Sedangkan Yogi Nurwidiatmoko  yang meraih juara 3 nasional kejuaraan tenis meja, mendapat uang Rp 2,5 juta. Selain keduanya, 23 orang lainnya yang meraih juara I sampai III tingkat Provinsi Jawa Tengah. Juara I mendapat Rp 2 juta, juara II Rp 1,5 juta dan juara III Rp 1 juta.

Bupati Purworejo dalam sambutannya membacakan sambutan Menkominfo Tifatul Sembiring mengajak untuk mengenang kembali bagaimana semangat perjuangan The Founding Fathers kita, agar diambil sebagai teladan bagi generasi muda. Mereka telah berjuang tanpa pamrih, penuh pengorbanan, kesabaran dan keberanian mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini.

“Bagaimana para pejuang telah berhasil membangun kebersamaan dan persatuan antar elemen bangsa. Mengedepankan dialog yang kontruktif bagi pemecahan persoalan bangsa yang dihadapi kala itu. Sehingga problem-problem pelik dibidang, ekonomi maupun sosial ini dapat terpecahkan,” katanya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi pada abad ke-21 ini bukan lagi dalam bentuk penjajahan, tetapi berupa globalisasi. “Akan diuji daya saing dan keunggulan bangsa ini ditengah-tengah ajang kompetisi antar bangsa. Kondisi dimana tapal batas antar negara seolah pupus. Dimensi ruang dan waktu seakan runtuh. Dunia seakan terasa datar, menjadi satu kesatuan,” ungkapnya.


Wagub Rustriningsih : Masalah Kesehatan Tidak Bisa Diselsaikan Satu Pihak


Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Dra Rustriningsih MSi mengungkapkan bahwa hampir setiap minggu dirinya melakukan kunjungan kegiatan kemanusiaan berupa bakti sosial operasi gratis sumbing bibir dan langit-langit bagi masyarakat kurang mampu. “Kegiatan tersebut menginspirasi saya, untuk bisa melakukan kegiatan baksos yang lain. 

Tidak hanya sumbing bibir dan langit-langit saja, tapi bisa lebih lagi seperti mendirikan klinik kesehatan, meningkatkan bidang pertanian, mengembangkan UMKM dan lain-lain, yang tujuannya untuk membantu masyarakat Jawa tengah dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan,” ungkap Rustriningsih pada pembukaan baksos gratis sumbing bibir dan langit-langit di RSU PKU Muhammadiyah Purworejo, Sabtu (18/5).

Rustriningsih mengaku, rencana kegiatan kemanusiaan menjadi bagian yang disiapkan pasca tidak menjabat wakil gubernur, yang habis tugasnya pada 23 Agustus 2013 mendatang. Untuk sumber dana bukan berasal dari APBD atau APBN, tetapi menghimpun dana dengan kerabat dan teman-temannya. Termasuk bentuk dan wadahnya masih digodok, dengan tujuan untuk membantu masyarakat kurang mampu. “Angan-angan saya bisa terus melanjutkan kegiatan kemanusiaan seperti ini, tidak saja untuk mengentaskan masyarakat kurang mampu, tetapi juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Tengah,” ungkapnya.

Dikatakan kesehatan masyarakat merupakan masalah yang sangat kompleks dan tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak semata. Sedangkan sampai saat ini, masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum dapat mengatasi masalah kesehatan, akibat keterbatasannya. Misalnya ketidakmampuan secara finansial atau lokasi rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Sehingga kegiatan baksos ini tentunya dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Sementara itu Direktur RS PKU Muhammadiyah Purworejo dr Ulfah Hidayah MKes mengatakan, operasi gratis ini merupakan kelanjutan operasi yang telah dilakukan satu tahun yang lalu. Operasi saat ini diikuti 39 orangm, ada yang operasi penyempurnaan dan ada pasien baru. Kegiatan ini bekerjasama antara RSU PKU Muhammdiyah dengan Yayasan Permata Sari Semarang dan Disnakertansos Purworejo.

Bupati Purworejo yang diwakili Kepala Disnakertransos Sumharjono S.Sos MM mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik, memegang peranan penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dan memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

Menurutnya, pemerintah daerah memang telah memiliki berbagai institusi kesehatan mulai dari RSUD, Puskesmas, Puskesmas Pembantu maupun Poliklinik. Namun demikian dengan berbagai keterbatasan yang ada, institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah itu, belum bisa melayani seluruh lapisan masyarakat secara optimal. “Oleh karenanya, keberadaan rumah sakit - rumah sakit swasta sangat penting dan strategis dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” katanya.

Di sisi lain pihaknya bisa memahami bahwa biaya operasional rumah sakit memang sangat besar, sehingga wajar apabila biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta juga relatif lebih mahal. “Meski demikian, kita semua tentu berharap agar rumah sakit swasta tetap tidak kehilangan misi-misi sosialnya tanpa harus mengorbankan kepentingan bisnis, yang memang dibutuhkan agar rumah sakit swasta dapat senantiasa eksis,” harapnya.

Sabtu, 18 Mei 2013

Bazar dan Lomba Warnai 8 Windu SMP Bruderan


Berbagai kegiatan digelar dalam rangka peringatan 8 Windu SMP Bruderan Purworejo. Diantaranya lomba nyanyi, lomba melukis dan pentas seni. Kegiatan yang dipusatkan di aula sekolah setempat itu digelar selama dua hari, tanggal 18 – 19 Mei 2013. Peringatan 8 Windu SMP Bruderan Purworejo dengan tema “Kasih Dalam Budaya Indonesia “ juga dimeriahkan dengan bazar buku dan aneka makanan.

Kepala SMP Bruderan Purworejo, Petrus Sutanto, S.Pd mengatakan, dalam usia 8 windu kini SMP Bruderan bisa dibilang tidak muda lagi. Namun demikian sekolah yang menganut budaya kasih itu masih tetap eksis meski tak segermelap dulu. “Yang patut dibanggakan dari sekolah ini adalah spirit of charity yang dibangun antar semua keluarga besar SMP Bruderan,” kata Petrus Sutanto.

Menurutnya, melalui momentum dan semangat 8 Windu dia akan terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Bruderan. “Pendidikan yang kami tawarkan tidak hanya sekedar mengedepankan aspek kognitif saja, melaikan juga menyangkut kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan etika,” tambah Petrus.

Sementara itu, Bupati Purworejo Mahsun Zain mengatakan, sejak berdirinya sampai sekarang SMP Bruderan merupakan salah satu aset berharga bidang pendidikan di Kabupaten Purworejo. Dalam usianya yang telah mencapai 64 tahun, SMP Bruderan Purworejo sudah banyak melahirkan orang-orang sukses di bidangnya masing-masing. “Seiring bertambahnya usia, kita berharap eksistensi SMP Bruderan Purworejo akan semakin kokoh,” kata Mahsun Zain.

Yang menarik, sewaktu berangkat untuk menghadiri Peringatan 8 Windu, Bupati Purworejo berjalan kaki dari Pendopo Kabupaten menuju SMP Bruderan dengan diiringi Drum Band sekolah. Dalam kesempatan itu bupati juga berkenan menyaksikan atraksi Drum Band SMP Bruderan yang terkenal kompak dan rancak dalam memainkan irama.







Jumat, 17 Mei 2013

Purworejo Masuk Nominasi Lomba Arsip Jawa Tengah


Pengelolaan arsip di desa Plipiran Kecamatan Bruno, masuk nominasi 6 besar dalam lomba tertib arsip tingkat Provinsi Jawa Tengah. Untuk menentukan juaranya, tim penilai berkunjung ke Kabupaten Purworejo, dan diterima Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, di peringgitan, Kamis (16/5). Selain tertib arsip desa, juga dilakukan penilaian  lembaga kearsipan daerah, yakni di Kantor Arpusda, Kantor LH dan DPPKAD. Dalam kesempatan itu, Bupati berharap Purworejo bisa meraih juara dan mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional. “Dengan menjadi juara, kita berharap akan dibangunkan depo arsip yang lebih representatif,” katanya.

Sementara itu, Asisten III Sekda Drs Sigit Budimulyanto MM yang mendampingi tim penilai di lokasi penilaian mengungkapkan, Pemkab Purworejo sangat menyadari penting dan strategisnya keberadaan arsip. Karena itu pemkab berusaha semaksimal mungkin dalam pengelolaan arsip, baik melalui berbagai pembinaan maupun pendampingan. “Upaya tersebut terbukti dengan diraihnya sejumlah prestasi terkait kearsipan, yang berhasil diraih Kabupaten Purworejo dalam beberapa tahun terakhir ini,” ungkapnya.

Ia juga berharap tim penilai bisa menemukan berbagai keunggulan dalam pengelolaan arsip di Desa Plipiran maupun SKPD pembina dan pendukung. “Kami percaya apabila bisa menjadi juara di tingkat Jawa Tengah, pengelolaan arsip di Kabupaten Purworejo akan mampu meraih prestasi saat mewakili Jawa Tengah pada level yang lebih tinggi lagi,” katanya.

TMMD Sengkuyung Dipusatkan di Desa Kalijering


Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I tahun 2013 Kabupaten Purworejo, dipusatkan di desa Kalijering Kecamatan Pituruh. Upacara pembukaan TMMD dipimpin oleh Dandim 0708 Purworejo  Letkol Inf Ary Sundoro Ssos, ditandai dengan penyerahan alat kerja, Selasa (14/5). Dansatgas Perwira Seksi Teritorial Kapten Inf Bambang Wahyudi dalam laporannya mengungkapkan, TMMD Sengkuyung tahap I tahun 2013 dilaksanakan selama 20 hari mulai tanggal 14 Mei sampai 3 Juni 2013. Sasaran pembangunan fisik pokok berupa rabat beton jalan desa sepanjang 1.600 meter dan lebar 80 CM X 2.

Pembangunan fisik lainnya berupa pembersihan saluran air kanan kiri jalan. Sasaran fisik tambahan berupa rehab rumah warga sebanyak 15 unit dan penghijauan lingkungan dengan menanam pohon trembesi, pete, jati, beringin dan pucang masing-masing sebanyak 300 batang. Kemudian menanam pohon cengkeh dan aren 1.000 batang, serta pohon albasia sebanyak 1.200 batang.

Sasaran non fisik berupa penyuluhan bidang pertanian dan kehutanan, perikanan dan kelautan, koperasi dan industri, kamtibmas, agama, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, PBA, pemutaran film dan pasar murah. Sebelum pelaksanaan, telah dilaksanakan pra TMMD selama 30 hari yaitu tanggal 13 April sampai 12 Mei 2013.

Kegiatan TMMD tahun ini direncanakan menghabiskan dana sebesar Rp 215 juta yang berasal dari APBD Propinsi Rp 113 Juta, APBD Kabupaten Rp 60 Juta dan dari swadaya masyarakat desa Kalijering sebesar Rp 42 juta. Pengerahan tenaga kerja setiap hari berjunlah 133 personil yang terdiri dari TNI 40 orang, Polri 5, Bapermades 3, Bappeda 4, tim tehnis 6 dan dari masyarakat sebanyak 75 orang.

Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dandim 0708 Purworejo Letkol Inf Ary Sundoro SSos mengungkapkan, program TMMD yang dilaksanakan cecara rutin dua kali dalam setahun ini merupakan program terpadu lintas sektoral yang melibatkan TNI, kementrian, lembaga pemerintah non kementrian dan pemerintah daerah serta segenap lapisan masyarakat. Kegiatan TMMD ini diprioritaskan untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, pulau pulau kecil terdepan, perkotaan yang belum tersentuh oleh pembangunan dan kumuh, serta daerah lain yang terkena bencana.

Disampaikan pula bahwa salah satu tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang, adalah membantu tugas pemerintah di daerah. “Sebagai bagian dari komponen masyarakat, TNI tetap konsisten untuk membantu kesulitan rakyat, memberdayakan masyarakat dan meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya masyarakatnya,” katanya.

Rabu, 15 Mei 2013

90 Anak Putus Sekolah Dapat Motivasi


Sebanyak 90 orang anak putus sekolah, mendapat pendidikan motivasi, agar ada keinginan kuat untuk kembali ke pendidikan. Mereka akan diberikan motivasi, pedidikan akademis dan non akademis selama satu bulan. Selama menerima pendidikan, meraka diasramakan dan didampingi sarjana pendamping yang telah mendapat patihan terlebih dahulu.

Hal tersebut terungkap dalam acara pembukaan program Pengurangan Pekerja Anak – Program Keluarga Harapan (PPA-PKH), Selasa (14/5). Acara dibuka oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Purworejo, Sumharjono SSos, di aula Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) “Danukusumo” Kelurahan Kledung Kradenan. Seusai pembukaan, peserta mendapat pengarahan dan motivasi yang disampaikan Dinas Pendidikan, Polres, Kantor Kementrian Agama, dan pimpinan perusahaan.

Kepala Dinas Nakertransos Sumharjono, mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan tersebut antara lain untuk memotivasi anak agar mempunyai keinginan kuat untuk kembali ke pendidikan. Disamping mempersiapkan anak kembali ke sekolah dengan memberi pelajaran yang dibutuhkan, agar mereka siap kembali ke sekolah. Selama masa pendampingan, anak akan dinilai sesuai minat dan kemampuannya, untuk direkomendasikan mengikuti pendidikan selanjutnya.

Peserta sebanyak 90 orang anak, yang berasal dari 10 kecamatan. Terdiri dari 53 laki-laki,  perempuan 37 orang. Dari jumlah tersebut 66 orang anak usia SD, 24 anak usia SMP. Mereka mendapat pendidikan selama satu bulan, diasramakan di PAYM Danukusumo. Hingga empat bulan kedepan, peserta akan mendapat uang saku Rp 250.000/ bulan/ anak. Selama mendapat pendidikan, mereka akan didampingi sembilan orang sarjana pendamping, yang telah dibekali pelatihan.
Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Basuki Raharjo, menyatakan bahwa usia 7-12 merupakan usia sekolah. Pemerintah memprogramkan wajb belajar dasar SD ditambah SMP. Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sehingga pemerintah dilarang memungut biaya. Untuk membayai operasional pendidikan, pemeritah memberikan dana bantuan operasional sekolah (BOS) baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

Pendidikan dikelompokkan berdasarkan jenjangnya. Usia 0-6 tahun termasuk pendidikan anak usia dini. 7-15, merupakan masa anak-nak. Usia ini diwajibkan mengkuti pendiikan dasar. Usia 15-18, awal masa remaja. 19-21, masa tengah-tengah. 21-25 tahun masa akhir remaja.
Menurutnya, menempuh pendidikan bisa melalui pendidikan formal dan non formal. Bila usia memungkinkan, menempuh pendidikan formal di sekolah-sekolah. Namun bila tidak memungkinkan, seperti karena usia, bisa menempuh pendidikan non formal. Misalnya kejar paket A,B dan C. Setelah usia 25 tahun, memasuki dunia kerja. Pada usia ini anak dipersiapkan untuk menekuni bidang prosesinya.

PN Purworejo Gagal Eksekusi Tanah Sengketa


Pengadilan Negeri (PN) Purworejo gagal mengeksekusi tanah milik Mad Jadid warga Senepo Seleman Timur RT 002 RW 002, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Selasa (14/5). Gagalnya eksekusi karena ada perlawanan dari pihak pemilik yang diwakili oleh Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan Selatan (YLPKK) cabang Kutoarjo.

Perwakilan YLPKK, Kewuh Heru Praseto Jati mengatakan, dasar gugatan perlawanan terhadap eksekusi tanah dan bangunan SHM No. 02659 luas 227 m2 atas nama Mad Jadid yang telah dibalik nama atas nama Agusli warga Siyono Kidul RT 043 RW 008 Desa Logandeng Kecamatan Playen, Gunung Kidul dinilai cacat hukum. Sebab, berdasarkan risalah lelang No 629/2012 tanggal 12 Oktober 2012 yang dijual secara sepihak oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) UlaMM cabang Kutoarjo dengan perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan lelang (KPKNL) Purwokerto sebesar Rp. 80.500.000 dibawah harga pasar yang berlaku pada saat itu, sehingga konsumen merasa dirugikan. “Selain itu, pada saat pelaksanaan lelang perjanjian kredit antara Mad Jadid dengan pihak PT. PNM UlaMM cabang Kutoarjo belum jatuh tempo,” kata Heru.

Dijelaskan, Mad Jadid terkait hutang dengan PT. PNM UlaMM sebesar Rp 75 juta dengan agunan Sertifikat tanah seluas 227 m2 atas nama Mad Jadid dengan angsuran Rp. 3.358.350 selama 36 bulan. Namun karena Mad Jadid dianggap ingkar janji dengan menunggak angsuran selama enam bulan maka melalui perantara  KPKNL Purwokerto pihak PT. PNM UlaMM melelang tanah tersebut dengan harga Rp.80.500.000 dan dimenangkan oleh Agusli warga Gang Selarik RT.001 RW. 10 Kutoarjo. 

Oleh karena itu, lanjut heru, bahwa berdasarkan Perjanjian Kredit No. 050/PK-UlaMM/KTRJ/VIII/2011 tanggal 9 Agustus 2011 dan perubahannya No. 066/PK-UlaMM/WNGN/Viii/2011 konsumen Mad Jadid telah memberikan kuasa untuk pembebanan hak tanggungan (SKMHT) dengan akad No. 630/2011 tanggal 23 Agustus 2011 adalah tidak sah dan cacat hukum maka pembebanan hak tanggungan tersebut juga tidak sah.

“Dengan demikian maka dengan sendirinya lelang eksekusi hak tanggungan yang diselenggarakan KPKNL Purwokerto atas permintaan PT. UlaMM juga tidak sah atau cacat hukum,” papar Heru. Dengan gagalnya eksekusi tersebut kedua belah pihak kemudian melakukan mediasi. Sebelum pelaksanaan eksekusi, suasana cukup menegangkan. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sejumlah aparat dari Polsek Kutoarjo diterjunkan di lokasi eksekusi.



Senin, 13 Mei 2013

Harlah Fatayat NU ke-63 Dihadiri Ribuan Kader


Peringatan hari lahir (Harlah) Fatayat Nadlatul Ulama ke – 63 yang dipusatkan di Masjid Baiturrahman Desa Candisari Kecamatan Banyuurip Minggu (12/5) dihadiri ribuan kader. Para kader berasal dari ranting, anak cabang dan cabang. Acara juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Fatayat NU Khizanaturrahman, Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding dan pengurus NU maupun Ansor.

Dalam kesempatan itu Abdul Kadir Karding mengatakan, organisasi Fatayat adalah aset berharga bagi bangsa Indonesia. Karena itu sudah selayaknya Fatayat mendapat perhatian dari pemerintah. “Fatayat memiliki posisi penting yang semestinya diperhatikan oleh pemerintah, “ kata Abdul Kadir Karding.

Sementara itu, Ketua PW Fatayat NU Khizanaturrahman meminta doa restu kepada para kader Kabupaten Purworejo terkait pencalonannya menjadi DPD dari Provinsi Jawa Tengah. “Tekad saya ingin memperjuangan aspirasi kaum perempuan, utamanya anggota Fatayat,” ujar Khazanaturrahman.

Musik Hadroh Akan Dilombakan Dalam Harkop


Dalam rangka memeriahkan Hari Koperasi (Harkop) ke 66 tahun 2013, panitia akan mengadakan lomba kesenian. Musik hadroh berpeluang besar ikut diperlombakan dalam rangka Harkop ke 66 tahun 2013 Kabupaten Purworejo. Mengingat hampir semua desa memiliki grup musik yang bernuansa Islami itu.

Hal tersebut terungkap dalam rapat pembentukan panitia peringatan Harkop, belum lama ini, di gedung Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Purworejo, jl Kyi Brengkel. Hadir pada acara tersebut, Ketua Dekopinda Purworejo H Imam Abu Yusuf SH, Kabid Koperasi dan UKM pada Disperindagkop Kenik Wahyuningsih SH, dan seluruh ketua gerakan koperasi di Kabupaten Purworejo.

Musik hadroh, menarik perhatian panitia untuk ikut diperlombakan, dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya, hampir semua desa memiliki grup musik tersebut. Saat ini ibu-ibu sangat antusias berlatih alat musik tersebut, bahkan dalam satu desa ada yang memiliki lebih dari satu grup. Peringatan agar benar-benar tepat sasaran yaitu masyarakat luas, sebagai upaya sosialisasi perkoperasian.

Untuk peserta, panitia belum ada keputusan. Apakah seluruh wilayah Kabupaten Purworejo, atau hanya se eks Kawedanan Kemiri. Mengingat peringatan ini kali, akan dipusatkan di Kecamatan Kemiri. Terkait masalah teknis perlombaan, mekanisme penilaian dan para juri, penitia menunjuk ketua koperasi yang bernaung di Kantor Kementrian Agama. Panitia menilai Kantor Kementrian Agama lebih memahami hal tersebut. Panitia rencananya akan memberikan tropi dan hadiah berupa uang pembinaan kepada para juara.

Kegiatan lain antara lain, gerak jalan masal. Peserta terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya. Panitia akan menyediakan berbagai hadian dan puluhan dor prize. Kemudian pasar murah, yang rencana akan digelar selama tiga hari. Pada acara tersebut, juga akan diserahkan sekitar 400 paket sembako gratis kepada masyarakat kurang mampu. Calon penerima akan dikoordinasikan dengan para kepala desa setempat. Untuk kebutuhan pasar murah, panitia akan menyediakan 40 kapling secara cuma-cuma, kecuali sponsor. Peserta dari UMKM dan koperasi dipersilahkan memanfaatkan hal tersebut untuk mempromosikan produknya.

Pada kesempatan tersebut, H Imam Abu Yusuf, yang saat ini juga menjadi salah satu pengurus Dekopinwil Jateng, meminta agar kegiatan dalam rangka peringatan Harkop tahun ini lebih simpel, tetapi mengena sasaran. Setidaknya memegang tiga prinsp, yaitu efisien, ekonomis dan efektif. Kegiatan tidak terlalu mewah, cukup sederhana tapi tidak mengurangi makna. Panitia hendaknya melibatkan masyarakat luas, sebagai ajang sosialisasi perkoperasian.

Lebih jauh ia mengungkapkan bahwa, semenjak dilakukannya amendemen UUD 1945 hingga keempat kalinya, keberadaan koperasi seperti dibonsai. Saat amandemen ketiga kalinya, koperasi masih tercantum kendati di dalam pasal penjelasan. Namun setelah amandemen ke empat, koperasi semakin tidak jelas lagi. “Hingga yang terjadi dilapangan, tidak adanya satu pun bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak yang diserahkan koperasi.

Saat ini, koperasi harus bersaing dengan badan-badan usaha milik swasta. Hal ini menunjukkan bahwa sistem perekonomian Indonesia mengarah ke kapitalis. Bukan ekonomi kerakyatan lagi. Padahal bentuk bangun yang cocok untuk perkonomian Indonesia yaitu koperasi. “Sehingga dalam peringatan kali ini, saya harap melibatkan masyarakat banyak, sebagai ajang sosialisasi perkoperasian. Harapannya agar koperasi kedepan tidak diambil alih kaum kapitalis” pintanya.


Sabtu, 11 Mei 2013

Meriah, Pawai Riyaya Undhuh –Undhuh GKJ Purworejo


Arak-arakan dalam rangka perayaan Sukuran Riyaya Undhuh-undhuh yang di gelar Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purworejo  Sabtu (11/5) berlangsung menarik dan meriah. Sedikitnya 16 kelompok perwakilan dari GKJ se Kabupaten Purworejo ikut ambil bagian dalam pawai tersebut.

Masing-masing kelompok menampilkan kreasinya dalam menghias kendaraan yang digunakan dengan berbagai hasil pertanian. Arak-arakan juga dimeriahkan dengan penampilan sejumlah group kesenian seperti Kuda Lumping, Dolalak dan Rampak Buto.

Sebelum berangkat para peserta berkumpul di SMK Kristen Penabur Purworejo. Peserta dilepas oleh Bupati Purworejo Mahsun Zain. Dalam kesempatan itu orang nomor satu di Purworejo ini memberikan apreasi yang tinggi terhadap kegiatan tersebut dan berharap agar dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Selanjutnya arak-arakan bergerak ke timur menyusuri  jalan dr Setia Budi.

Selanjutnya melewati jalan KH Ahmad Dahlan dan berakhir di halaman GKJ Purworejo di jalan Kol. Sugiono. Sepanjang rute yang dilalui group kesenian menampilkan atraksi sehingga warga sangat antusias menyaksikan tontonan gratis itu. Menurut panitia, hasil panen raya undhuh-undhuh itu akan dijual kepada warga dalam kegiatan pasar murah di halaman GKJ Minggu (12/5).

Jumat, 10 Mei 2013

Jelang Pilgub Jateng, Suasana Masih Adem Ayem


Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Muslikhin Madiani menilai bahwa sampai dengan memasuki masa kampanye, penyelenggaraan Pilgub Jateng 2013 suasananya masih adem ayem. Tidak ada suasana hingar bingar dibanding penyelenggaraan Pilgub di lain daerah.

Penilaian itu diungkapkan Muslikhin Madiani di hadapan ratusan anggota Panitia Pengawas Lapangan (PPL) dan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) se Kabupaten Purworejo, di pendopo kabupaten, Selasa (7/5). Sebelum pembekalan, dilaksanakan apel siaga dan pawai mengelilingi alun-alun Purworejo.

Menurut Muslikhin, suasana adem-ayem ini dimungkinkan sesuai kerakter masyarakat Jawa Tengah yang kondusif. Suasana tersebut menurut analisisnya ada dua penyebab. Pertama, bersamaan dengan pendaftaran calon legislatif. Sehingga parpol disibukan dengan pendftaran calon legislatif.

Kedua, kesiapan parpol untuk mengusung pasangan calon, memasuki masa injuri time atau batas akhir pendaftaran. “Namun demikian, program dan tahapan tetap berjalan sesuai aturan,” tandasnya.

Menyinggung logistik, ia menyatakan bahwa dari 1.559 kebutuhan kotak suara, sudah tersedia. Pihaknya telah mempersiapkan beserta surat suara dan kelengkapan lainnya. “Dalam pelaksanaan Pilgub, kebutuhan logistik lebih ringan dari pada Pemilu Legislatif,” ungkapnya.
Dijadwalkan pendistribusian dari KPU ke PPK pada tanggal 22 Mei. Kemudian 23-24 Mei dari PPK ke PPS, sehingga pada 25 Mei kotak suara sudah sampai di desa/kelurahan. Baru 26 Mei pagi, kotak suara beserta isinya, akan dikirim ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan pertimbangann faktor keamanan.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Purworejo, Gunarwan, menginformasikan bahwa kegiatan diikuti 48 anggota Panwascam dan 496 PPL. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka pengawasan kampanye Pilgub 2013 yang akan berlangsung mulai 8 Mei hingga 14 hari kedepan. Sekaligus pengawasan pendistribusian logistik, hingga pelaksanaan Pilgub 26 Mei mendatang, sampai tahapan Pilgub lainnya.

Dikemukakan lebih lanjut bahwa kampanye merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat, yang dilaksanakan secara betanggungjawab. Dalam kampanye, dilarang mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan bentuk NKRI. Disamping itu, dilarang melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan NKRI. Menghina seseorang, SARA, dan calon peserta lain. Juga dilarang menghasut dan mengadu domba, baik perseorangan atau masyarakat dan mengganggu ketertiban.

Ia minta kepada pasang calon, tidak melibatkan pegawai negeri sipil (PNS) TNI/POLRI, perangkat desa. Ia juga memuji atas peran aktif Bupati Purworejo yang telah menerbitkan surat edaran tentang netralitas PNS. Bupati juga telah mengeluarkan peraturan tentang tempat yang boleh atau dilarang untuk kegiatan kampanye dan pemasangan atribut.

“Marilah kita kawal kegiatan kampanye Pilgup Jawa Tengah 2013 dengan cermat, santun namun tegas. Lakukan pencegahan dini. Kedepankan pengawasan secara preventif, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita iginkan. Berilah peluang atau hak yang sama kepada semua pasang calon. Lindungi hak-hak masyarakat untuk menentukan pilihan sesuai hati nuraninya, tanpa adanya tekanan dalam bentuk apapun”, ajaknya.

Jumat, 03 Mei 2013

Tari Ndolalak Kolosal Meriahkan Hardiknas


Sekitar 500 penari ndolalak, memeriahkan upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013 tingkat Kabupaten Purworejo, yang digelar di alun-alun Purworejo, Kamis (2/5). Selain itu, juga dilakukan penyerahan penghargaan Satya Lencana Karya Satya kepada 20 PNS, penghargaan guru berprestasi, serta pengukuhan bunda PAUD dari 16 kecamatan.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg bertindak selaku inspektur upacara, yang juga dihadiri unsur Forum Pimpinan Daerah dan tamu undangan. Sedangkan peserta upacara terdiri dari para siswa dari semua jenjang pendikan, serta dari unsur dinas/instansi.

Dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Purworejo, Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan Muhammad Nuh, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas persoalan penyelenggaraan Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013. “Hal ini harus kita jadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat,” katanya.

Diungkapkan pula bahwa sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan, mulai tahun pelajaran 2013/2014 akan diterapkan Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara bertahap dan terbatas. Bertahap, berarti kurikulum tidak diterapkan di semua kelas di setiap jenjang, tetapi hanya di kelas 1 (satu) dan kelas 4 (empat) untuk jenjang SD, dan kelas 7 (tujuh) untuk SMP, serta kelas 10 (sepuluh) untuk SMA dan SMK. Terbatas diartikan bahwa jumlah sekolah yang melaksanakannya disesuaikan dengan tingkat kesiapan sekolah.

Kurikulum 2013 ini menurutnya, dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. “Hal ini penting dalam rangka antisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 dan menyiapkan generasi emas 2045,” tandasnya.

Rabu, 01 Mei 2013

Purworejo Mendapat Opini WTP


Kerja keras jajaran Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam bidang pengelolaan keuangan, membuahkan hasil memuaskan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Purworejo dari APBD tahun 2012, mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Tengah.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) itu diserahkan langsung oleh Ketua BPK Perwakilan Jawa Tengah Ignatius Bambang Adiputranta SH MSi kepada Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg di kantor BPK, Selasa (30/4). Ikut mendampingi bupati Ketua DPRD Yuli Hastuti dan Kepala Inspektorat Drs Pram Prasetya Achmad MM.

Bupati Purworejo mengaku bersyukur akhirnya Kabupaten Purworejo mendapat opini WTP dari BPK. "Target kami sebenarnya tahun 2014, tapi alhamdulillah sudah bisa terealisasi lebih cepat tahun 2013 ini," ungkapnya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan bahwa opini WTP itu sama sekali di luar prediksinya. Saat mendapat undangan untuk menerima LHP di Semarang, dia menduga Kabupaten Purworejo masih mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian. "Ternyata malah mendapat WTP. Benar-benar di luar dugaan," katanya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua DPRD Yuli Hastuti. Dikatakan, opini WTP itu berhasil diraih berkat sinergitas antara eksekutif dan legislatif yang membangun kemitraan kerja yang produktif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. "Opini WTP ini harus dipertahankan," katanya.

Kepala Inspektorat Drs Pram Prasetya Achmad MM menambahkan, ada empat kriteria sehingga Kabupaten Purworejo mendapatkan opini WTP. Yakni laporan keuangan yang disajikan sudah sesuai dengan sistem akuntansi pemerintahan, laporan keuangan telah memenuhi kriteria kecukupan pengungkapan, laporan keuangan telah memenuhi kriteria kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta laporan keuangan juga telah memenuhi efektifitas sistem pengendalian intern.

Ditambahkan, opini WTP tersebut diraih setelah Pemkab Purworejo benar-benar membenahi serta melaksanakan rekomendasi BPK dari hasil audit terhadap APBD 2011 lalu. Di samping itu, satuan kerja terkait juga mengoptimalisasikan penyajian laporan sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.

Menurutnya, WTP itu diraih berkat kerja keras semua pihak, baik itu kepala SKPD, bendahara, serta pengurus barang, dan para pelaksana teknis. "Memang ada beberapa catatan dan rekomendasi dari BPK. Tentu akan kami laksanakan dan diperbaiki dalam penyusunan laporan keuangan dari APBD tahun 2013 ini," katanya.

FASI Tahun 2013 Semarak


Kekhawatiran tidak susksesnya penyelenggaraan Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) Kabupaten Purworejo tahap II tahun 2013, akhirnya terjawab. Semula dikhawatirkan pesertanya sedikit, karena telah diselenggarakan FASI tahap I tahun 2012 lalu. Namun ternyata pesertanya cukup banyak, karena semua kecamatan mengirimkan pesertanya.

Hal tersebut diungkapkan salah satu panitia penyelenggara FASI tahap II, Minggu (28/4), di kompleks Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Jl Brigjen Katamso. FASI tahap II, dibuka Kepala Bidang Kurikulum pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Ery Prayitno MM. FASI berlangsung sehari, memperlombakan tingkat Taman Kanak-kanak Al Quran (TKA). Sedangkan tingkat TPQ dan TPA, diselenggarakan 2012 lalu.

Pemenang lomba, nantinya akan mewakili Kabupaten Purworejo pada ajang yang sama di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat nasional, rencananya akan diselenggarakan bulan Juni mendatang. Penyelenggaraan kali ini meperlombakan 7 cabang, termasuk cabang baru yaitu lomba hadroh.
Untuk cabang sholat berjamaah, hanya diselenggarakan hingga tingkat provinsi. Sementara hadroh yang baru kali pertama diperlombakan di Kabupaten Purworejo, di tingkat provinsi tidak dipelombakan. Sehingga nantinya, pemenang hanya sampai di tingkat kabupaten, dan tidak diikut sertakan ke tinkat provinsi maupun pusat.

Kepala SMP Negeri 2 Purworejo Dilaporkan ke Dewan


Diduga telah menarik sumbangan sekolah, Kepala SMP Negeri 2 Purworejo akan dipanggil Komisi D DPRD Kabupaten Purworejo. Pemanggilan tersebut menyusul adanya surat pengaduan yang mengatasnamakan wali murid SMP Negeri 2 Purworejo yang mempertanyakan diwajibkannya sumbangan sukarela bulanan oleh pihak sekolah melalui Paguyuban Wali Murid.

“ Selaku komisi yang membidangi masalah Kesejahteraan Rakyat, kami siap menyelesaikan permasalahan tersebut,” kata Ketua Komisi D DPRD Purworejo, Zusron.

Dijelaskan, Keputusan Mahkamah Konstitusi menyebutkan bahwa sekolah berlabel RSBI telah dihapuskan dan kembali menjadi sekolah reguler. Untuk SMP sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya dari wali murid karena sudah dianggarkan lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Karena itu rencananya Sabtu mendatang pihak sekolah akan kami undang untuk menyelesaikan masalah ini, “kata Zusron.

Senin, 29 April 2013

Siswa SMKN 4 Purworejo Maju Lomba Dayung


Selama dua hari, 27 – 28 April 2013, Lima Taruna/Taruni SMKN 4 Purworejo giat berlatih dayung perahu karet di Saluran Irigasi Boro, Banyuurip Purworejo. Latihan dipandu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Tim SAR Kabupaten Purworejo.

Latihan diadakan dalam rangka persiapan menuju Lomba Dayung Perahu Karet di Teluk Awur Jepara awal Mei mendatang. “SMKN 4 maju mengikuti lomba setelah didaulat mewakili Kwartir Cabang (Kwarcab) Purworejo,” kata Kepala SMKN 4 Purworejo, Dra Indriati Agung Rahayu MPd.

Dijelaskan, nomor yang dilombakan adalah kecepatan dengan jarak tempuh 150 meter. Dalam lomba para peserta akan menggunakan perahu karet oval di perairan Teluk Awur Jepara. “Kami menerjunkan tim dayung dengan kekuatan dua taruni dan tiga taruna,” tambahnya.

Diklatpim Kabupaten Malang OL di Purworejo


Sebanyak 40 orang peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) tingkat III angkatan 223 Kabupaten Malang, melakukan observasi lapangan (OL) di Kabupaten Purworejo selama tiga hari. Peserta dimpimpin Kepala Badan Diklat Ir Endi Kusairi MSi, diterima Plt Asisten III Sekda Drs Sigit Budimulyanto MM, Senin (29/4), di ruang Arahiwang Setda. Hadir mendampingi antara lain Kepala BKD, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pengairan dan Inspektur.

Diinformasikan oleh pimpinan rombongan bahwa observasi lapangan merupakan penerapan dari materi pembelajaran Diklatpim III, melalui upaya mencocokkan antara teori, pengalaman ditempat tugas, dengan kenyataan yang diamati di tempat observasi. Sedangkan lokasi observasi di Dinas Kesehatan, Dinas Pengairan dan Kecamatan Purworejo.

“Melalui observasi lapangan ini, peserta diharapkan dapat melihat sejauhmana teori ilmu pengetahuan yang diperoleh di kelas, dapat dterapkan atau diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas. Dusamping itu, bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi serta mengidentifikasi permasalahan pelayanan publik, menganalisis dan mencari pemecahan masalah, serta menyusun dan mempresentasikan laporan hasil observasi,” paparnya.

Peserta, sebanyak 40 orang terdiri 23 laki-laki dan 7 perempuan. Mereka dari jajaran eselon III-A/B dari lingkup SKPD Pemkab Malang. Ditambahan bahwa jumlah aparatur yang dimiliki ada 17.202 pegawai negeri sipil (PNS), dan hampir mencapai 20.000 orang termasuk pegawai kontrak daerah/ PTT. Kabupaten Malang memiliki penduduk 3.043.613 jiwa, dan terbesar kedua setelah Kota Surabanya.

Assisten Sigit Budimulyanto pada kesempatan tersebut mengungkapkan rasa bangganya karena Kabupaten Purworejo menjadi obyek Observasi Lapangan Diklatpim Tingkat III Kabupaten Malang. Padahal biasanya justru Kabupaten Malang-lah yang sering menjadi obyek Observasi Lapangan. “Oleh karena itu, kami menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Pemerintah Kabupaten Malang atas kepercayaan ini,” ungkapnya.

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail