Selasa, 14 Oktober 2014

Prosesi Perayaan Hari Jadi Kabupaten Purworejo Berlangsung Khidmat

Prosesi penetapan Bumi Kayu Arahiwang menjadi Shima, yang berlangsung di Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip, Rabu (8/10), berlangsung meriah namun khidmat. Kejutan muncul di akhir acara, ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mampir ke lokasi prosesi, usai meninjau pembangunan embung Bagelen.
Dalam kesempatan itu Gubernur tampak tercengang mengetahui Kabupaten Purworejo sudah berusia 1113 tahun. “Opo iyoo? Ya mudah-mudahan saja benar begitu,“ katanya.
Semula ia mengaku tidak ada niatan datang pada acara  tersebut, namun saat meninjau  proyek  embung di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen , Ketua DPRD Purworejo memberi  tahu bahwa  Purworejo sedang merayakan hari jadi. “Makanya saya sempatkan mampir ke sini ingin melihat langsung acaranya,” ungkap Gubernur.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa di daerah lain biasanya perayaan ulang tahun dilakukan di pusat kota, namun di Purworejo dilakukan di tengah pedesaan. “Saya suka yang seperti ini. Seharusnya acara seperti ini masuk agenda wisata tiap tahun, “tandasnya.
Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam kesempatan itu mengatakan, prosesi perayaan hari jadi diharapkan tidak hanya dipandang sebagai upaya melestarikan budaya belaka.  Lebih dari itu, hari jadi merupakan bagian dari mengenalkan sejarah kepada generasi muda.    “Sendratari ini merupakan sarana pendidikan bagi generasi muda, sehingga mereka tidak akan melupakan sejarah,” katanya.
Pagelaran sendratari kali ini digarap oleh dua koreografer, yakni Melania Sinaring Putri SSn dan Sudarwoko SSn, serta iringan oleh Singgih Winarno SSn. Sementara untuk menyiapkan artistik pertunjukan, tim sengaja melibatkan para seniman teater, yakni Harjito dari Teater Ilalang dan Haryanto dari Komunitas Teater Purworejo.
Melania mengatakan, pagelaran sendratari tersebut sudah disiapkan selama lebih kurang dua bulan dengan melibatkan sedikitnya 80 orang, yang terdiri dari pemain, narator, dan pengrawit. Sebagian besar pemainnya merupakan pelajar dan pelaku seni di Kabupaten Purworejo.
Para pengrawit sebagian besar merupakan pelajar dari berbagai sekolah. Adapun untuk penarinya diambilkan dari sanggar tari Prigel Purworejo.

Secara keseluruhan, konsep sendratari kali ini tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya, meski demikian  tetap ada pembaharuan dari sisi penampilan. “Secara cerita dan alur,  kami tidak bisa mengubah, karena sendratari ini bercerita sejarah. Namun ada sajian yang beda kali ini. Antara lain pada adegan kerakyatan dan ending,” jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah Tinjau Embung Di Desa Sukoagung

Pembangunan embung di Desa Sokoagung, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah digelontor anggaran sebanyak Rp 3 miliar. Anggaran yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat desa sekitar dan pengembangan potensi hortikultura. Sayangnya, proses penggalian embung mengalami kendalan lantaran medan lokasi berupa batu.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah, Prasetyo Budie Y mengatakan, rencananya pihaknya akan membangun embung sebanyak dua buah tampungan. Tampungan I sedianya akan mampu menampung air sebanyak 4.170 meterkubik dan tampungan II berkapasitas 8.557 meterkubik. “Pembangunan baru pada embung tahap I,” katanya, Rabu (8/10) sore.
Dikemukakan, pembangunan embung tahap satu sudah dimulai dan akan selesai sekitar pertengan November 2014. Target tersebut molor dari jadwal semula lantaran kondisi medan berupa bebatuan, sehingga menyulitkan proses penggalian. Sementara proyek tahap II rencananya akan dilaksanakan pada 2015 mendatang.
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat meninjau embung Sokoagung mengatakan, Pemprov Jateng setiap tahun menggalakkan pembangunan embung, baik menggunakan dana APBD I maupun APBN. Proyek tersebut guna mendukung gerakan swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. “Embung ini berfungsi sebagai tabungan air bagi masyarakat agar tak mengalami krisis air bersih saat musim kemarau. Semoga pada Desember 2014 mendatang embung ini sudah bisa berfungsi dengan baik,” katanya.

Senin, 06 Oktober 2014

SMP Negeri 1 Purworejo Bangun Gapura Pintu Masuk

Dalam rangka untuk menciptakan suasana sekolah yang asri dan rapi, SMP Negeri 1 Purworejo bangun gapura pintu masuk. Bila sebelumnya pintu masuk menghadap ke barat, kini gapura pintu masuk yang baru menghadap ke selatan. Selain indah, bangunan gapura pintu masuk yang baru tersebut juga terkesan sedikit mewah. Lokasinya juga sangat tepat, yakni menghadap ke jalan raya Purworejo – Kutoarjo.

Kepala SMP Negeri 1 Purworejo Drs. H. Sartono MM mengatakan, pembangunan gapura tersebut dilakukan oleh Komite Sekolah yang diketuai oleh Drs Agus Supriyanto MSi beserta jajarannya. Dijelaskan, ide pembangunan itu diawali dengan seringnya sekolah kebanjiran serta di sejumlah tempat terlihat kumuh dan terkesan kurang terawat. “Selain itu juga untuk menyesuaikan nomenklatur sekolah serta mendukung Kabupaten Purworejo meraih Adipura dan menuju sekolah Adiwiyata,” paparnya.

Drs Sartono berharap, dengan wajah baru gapura pintu masuk tersebut akan menambah keasrian lingkungan sekolah. Dan dengan suasana yang baru itu akan berdampak pada semangat siswa maupun para guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail