Selasa, 19 Juni 2012

Kalah Dengan SDLB Muhammadiyah, SDN Purworejo Hanya Ranking II




Sekolah Dasar Negeri (SDN) Purworejo dalam ujian nasional (UN) tahun 2012, hanya mampu menempati ranking dua se Kecamatan Purworejo. Satu-satunya SD yang telah ditetapkan sebagaai rintisan sekolah dasar bertaraf internasional (RSDBI) dua tahun lalu, harus rela dibawah SDLB Muhamadiyah.

Hal tersebut terungkap dalam acara Purna Pawiyatan Kelas VI SDN Purworejo tahun Pelajaran 2011-2012, Sabtu (16/6), di aula sekolah tersebut. Acara dihadiri orang tua/ wali siswa kelas VI dan komite sekolah digelar bertepatan dengan pengumaman hasil UN SD. Pada kesempatan tersebut, dimanfaatkan untuk pamitan dua guru yang memasuki purna tugas, yaitu Suyatini Yohana dan Sri Wahyuningsih.

Kepala sekolah, Saino SPd, mengaku rela dan ikhlas menerima kenyataan sebagai ranking dua, dibawah SDLB Muhamadiyah. Pihaknya saat ini meluluskan 76 siswa yang ada, atau lulus 100%, dengan nilai rata-rata UN 25,47. Namun demikian, bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum baik swasta maupun negeri, SDN Purworejo menempati ranking 1 se Kecamatan Purworejo. Untuk tingkat kabupaten, sampai saat ini belum dapat terlihat datanya.

Saino mengungkapkan, dari jumah siswa itu nilainya bervariasi, ada yang tinggi juga ada yang rendah. Bahkan pada mata pelajaran (mapel) matematika nilai sempurna (10) diraih 7 anak. Sedangkan mapel Agama Islam diraih seorang. Namun dibalik itu, masih ada siswa yang memperoleh nilai UN kecil. Hal itulah yang menurunkan ranking sekolah.

Sementara, SDLB Muhamadiyah, pesertanya hanya seorang. “Ya bagaimana saya harus menerima dan ikhlas untuk menjadi ranking dua. Namun bila dibanding sekolah negeri, SDN Purworejo menempati ranking satu. Untuk tingkat Jateng, SD Purworejo memperoleh klasifikasi A di tiga mapel.” katanya.

Nilai UN tertinggi yang diraih mapel Bahasa Indonesia 9,60; Matematika 10; Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 9,75. Nilai terendah Bahasa Indonesia 7,0; Matematika 4,75; IPA 6,0. Nilai  rata-rata sekolah 25,47. Nilai UN tertinggi diraih Riska Safira Dwi Wanda dengan nilai 28,40.

Lebih jauh Saino mengemukakan, kendati sekolahnya ditetapkan sebagai RSDBI, namun dalam pelaksanaan UN tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Di era globalisasi seperti saat ini, sekolah yang dipimpinnya tetap mengembangkan kearifan lokal. Budaya Jawa tetap dikembangkan sebagai ciri khasnya. Salah satu hasilnya, seni tari dan karawitan menjadi juara I se Kabupaten Purworejo dua tahun berturut-turut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail