Setelah beberapa waktu persoalan
kedelai meresahkan sejumlah pengrajin tahu dan tempe kini berangsur-angsur
pulih. Di Kabupaten Purworejo harga kedelai kini sudah normal kembali. Jika
sebelumnya harga mencapai kisaran Rp 8000,- per kg sekarang hanya sekitar Rp
7500 per kg. Selain itu untuk stok kedelai di Kabupaten Purworejo lebih dari
cukup.
Sehingga para pengrajin tahu dan
tempe tidak perlu khawatri lagi. Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Dra Suhartini MM di ruang kerjanya belum lama ini. Dikatakan,
kendati kelangkaan kedelai sudah menjadi persoalan nasional, namun Kabupaten
Purworejo tidak terpengaruh sama sekali. Di Kabupaten Purworejo kedelai cukup
banyak dan mudah ditemui.
Stok di tempat para penjual
kedelai juga cukup banyak. Ratusan pengrajin tahun maupun tempe tetap
memproduksi dan tidak ada yang mengeluh kesulitan bahan. “Artinya sejak awal
kebutuhan kedelai di Purworejo aman-aman saja dan tidak terpengaruh daerah
lain,” kata Suhartini. Disebutkan saat ini di Purworejo terdapat 200 pengrajin
tahu dengan perincian 16 perusahaan dan 186 centra.
Sementara untuk penghasil tempe
sebanyak 848 pengrajin. Kebutuhan kedelai para pengrajin tahu sekitar 30 – 60 kg
per hari. Sedang untuk pengrajin tempe antara 10 – 15 kg per hari. Suhartini
mengakatan, disamping kebutuhan kedelai yang cukup, ketersediaan bahan pokok
lainya menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini juga memadai. “Stok sembako
seperti beras, minyak goreng, gandum, telur, daging dan lainya cukup banyak.
Kalupun ada kenaikan harga masih dalam batas wajar,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar