Sabtu, 23 Februari 2013

SMPN 2 Lengkapi Fasilitas Pendidikan Senilai 1 M Lebih


Sekolah Menengah Pertana Negeri  (SMPN) 2 Purworejo kini dilengkapi berbagai gedung perlengkapan. Bangunan senilai lebih dari Rp 1,351 milyar yang telah usai pengerjaannya, diresmikan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Kamis (21/2).

Kepala SMPN 2 Drs Tamsir Marsudi Utomo MM melaporkan bahwa pihaknya berupaya untuk memenuhi delapan standar pendidikan. Pemenuhan di bidang akademik, salah satu siswanya berhasil meraih medali perunggu pada olimpiade sain internasional di Teheran Iran, Januari lalu, sertta Juara II tingkat nasional penggalang putri. Standar bidang pendidikan, saat ini delapan guru menempuh program studi S-2. Bidang sarana prasarana, baru saja selesai dibangun gadung melalui bantuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Serta telah disusun master plan pengambangan sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM, menyatakan bahwa adanya keputusan Mahkamah Kostitusi (MK) terkait Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), ia minta kepada seluruh sekolah RSBI di Puworejo untuk mematuhi. Pihaknya mengakui telah mengirim surat yang ditujukan masing-masing kepala sekolah RSBI.  “Kendati bukan lagi RSBI, saya minta jangan sampai kualitasnya menurun,” harapnya. 

Terkait penerimaan siswa, ia minta agar siswa dari keluarga kurang mampu kalau memang pandai tetap diterima. Karena ada biaya dari bantuan operasional sekolah (BOS) baik pusat maupun propinsi.

Ia juga menyinggung isu strategis di bidang pendidikan saat ini, yaitu penerimaan calon mahasiswa baru. Angka 13 yang oleh sebagian orang dianggap angka sial, namun bagi dunia pendidikan merupakan tonggak sejarah. Di tahun 2013 ini, hasil kerja Ditjendikmen diakui oleh perguruan tinggi. Peneriman calon mahasiswa baru tahun 2013, 60% nya melalui nilai raport dan ujian nasional. Sisanya (40%) melalui SNMPTN dan ujian mandiri. 


Disisi lain, ia menyatakan bahwa mulai tahun ini pula ada mekanisme baru terkait pembiayaan pendidikan. Bagi masyarakat yang pandai namun dari keluarga kurang mampu, akan mendapat alokasi dana dari pemerintah melalui program bidik misi. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang pandai dari keluarga miskin, akan ditampung melalui perguruan tinggi komunitas. Mereka akan ditingkatkan kompetensinya. Cara pembelajarnya secara jarak jauh melalui modul. Untuk keperluan tersebut pemerintah telah mengalokasikan dana sekitar Rp 7 trilyun.

Bupati Mahsun pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa, banyak dana dari pemerintah yang dialokasikan ke sekolah-sekolah termasuk SMPN 2. Untuk itu tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan pendidikan, kendati RSBI telah dibatalkan. Selaku pimpinan daerah pihaknya memiliki tugas meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Angka kemiskinan di Kabupaten Purworejo saat ini terkecil di eks Karesidenan Kedu. Pihaknya fakus melalui sklala prioritas pembangunan  di empat bidang, diantaranya pendidikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail