Bupati Purworejo Drs H Mahsun
Zain MAg menyatakan bahwa kendaraan dinas boleh untuk mudik, dalam rangka perayaaan
hari raya Idul Fitri 1433 H. Pertimbangannya, berdasarkan kebijakan pemerintah
pusat kendaraan dinas (plat merah), harus menggunakan bahan bakar minyak non
subsidi/ pertamax.
“Dengan demikian, dimungkinkan
kendaran dinas tidak akan digunakan sembarangan selama mudik,” katanya di
sela-sela acara panen padi, di Desa Condongsari Kecamatan Banyuurip, belum lama
ini.
Pada bagian lain Bupati
menyatakan bahwa ada tiga kekhawatiran pemerintah di masa mendatang. Yaitu
kekhawatiran terjadinya krisis air, pangan dan gas atau minyak. Pemerintah
Kabupaten Purworejo mulai saat ini telah mengantisipasi terhadap kekhawatiran
tersebut. Upaya yang dilakukan dengan menggali potensi yang ada.
Terhadap kekurangan air, diakui
sangat mungkin terjadi. Karena saat ini kerusakan hutan sudah memprihatinkan.
Dijaman penjajahan Belanda dikenal adanya alas simpen, namun saat ini sudah
tidak ada lagi. Bahkan banyak hutan yang gundul akibat pembalakan liar.
Hutan yang fungsinya untuk
menyimpan air, kini sudah tidak ada lagi. Akibatnya banyak sumber mata air yang
mati. “Untuk mengembalikan ke kondisi semula, kita telah melakukan
reboisasi, melalui PHBM,” ungkapnya.
Kekhawatiran krisis pangan,
diantisipasi melalui modernisasi pertanian. Sedangkan kekhawatiran terhadap
bahan bakar minyak/gas, telah diantisipasi dengan pengolahan minyak nyamplung
menjadi solar (bio energy) di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag.
Produksinya telah diujicobakan
untuk menempuh perjalanan Purworejo-Cilacap-Semarang-Solo-Yogyakarta. Pada
ujicoba tersebut, penggunaan bahan bakar bio lebih hemat dibanding menggunakan
solar. Bila dengan solar 1 liter untuk sekitar 10 km, dengan minyak nyamplung
bisa 12 km.
Diakui saat ini produksinya masih
kecil, baru 200 liter per hari. Bio energy tersebut dijual Rp 8.000 per liter.
“Waktu itu saya ditanya pak Gubernur, mengapa harganya sangat tinggi. Saya
jawab, harga itu murah dibawah harga BBM non subsidi. Kita membeli BBM merasa
lebih murah karena mendapat subsidi. Untuk kedepan akan terus dikembangkan
hingga skala lebih besar,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar