Kunjungan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, DR HR Agung Laksono di Purworejo, tepatnya di
Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, membawa berkah tersendiri bagi Purworejo.
Berkah itu lantaran Menko Kesra Agung Laksono membawa bantuan yang nilainya
milyaran rupiah untuk beberapa pos pembangunan seperti kesehatan, pendidikan,
kemasyarakatan dan PNPM. Meskipun penyerahan bantuan tersebut hanya simbolis,
karena sebagian bantuan sudah diterima sejak beberapa waktu lalu.
Sebelum menuju Ponpes An-Nawawi,
Menko Kesra terlebih dahulu diterima Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg,
Wakil Bupati Purworejo Suhar, Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM, dan sejumlah
pejabat di Peringgitan, Minggu (26/8). Nampak dalam rombongan Menko Kesra
antara lain, Deputi IV Kementerian Kesra Prof Agus Sartono, Ketua Pendidikan
Kosgoro 1957 Jawa Tengah Bowo Sidik Pangarso.
Kepada para wartawan, Agung
Laksono menyampaiakan beberapa hal terkait dengan kesejahteraan rakyat
Indonesia yang semakin meningkat. Bahkan menurutnya, angka kemiskinan juga
mengalami penurunan dimana sebelumnya n mencapai 40 juta orang (tahun 2004),
kini turun menjadi 29 juta orang. ”Namun jumlah tersebut masih tetap menjadi
pekerjaan rumah kita, ” katanya.
Dikatakan pula, saat sekarang ini
kita juga mengalami krisis global, yang perlu antisipasi antara lain dengan
memberikan perlindungan kepada masyarakat miskin. “Berbagai kajian terus
dilakukan seperti di bidang pendidikan, kesehatan yang lebih fokus, dan
juga ada pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Di Ponpes An-Nawawi Berjan, Agung
Laksono langsung diterima pimpinan Ponpes An-Nawawi KH Chalwani dan para
pengurus. Dalam sambutannya Agung Laksono menyampaikan bahw sejak dulu
pendidikan di pondok pesantren telah menumbuhkan semangat heroisme, namun tetap
berpegang pada wawasan kebangsaan sekaligus intelektualisme keagamaan yang
tinggi. “Dalam dunia pondok pesantren dibutuhkan tokoh sentral yang mumpuni,
yaitu figur kyai sebagai suri tauladan. Figur kyai ini mudah terbentuk pola
kepemimpinan dan sistem pembelajaran yang efektif dan fungsional,” katanya.
Dikatakan bahwa pola relasi
santri–kyai berbentuk teacher-disciple relation yang dilandasi pertalian
silahturahmi yang tak pernah putus yaitu ikatan keagamaan. Dua komunitas ini
selalu menyatu, disatu sisi sebagai komunitas yang sangat patuh, tetapi sisi
lain sebagai komunitas pemimpin yang mampu mewujudkan suri tauladan yang saleh.
Disampaiakan pula, ponpes sebagai
lembaga pendidikan tertua di Indonesia benar-benar memiliki basis kultural yang
mengakar pada masyarakat. Sampai saat ini model pendidikan pondok pesantren
masih tetap bertahan, tidak pernah lapuk dimakan usia. Sederas apapun pengaruh
moderniasasi, pesantren tetap mampu bertahan dalam melakukan kajian pengetahuan
agama Islam. Sekalipun sistem pembelajaran dengan pola tradisional seperti
sorogan, bandongan, halaqoh, tetapi metode ini tetap unggul dan ampuh
memberikan kesan positif sepanjang hayat para santri.
Agung Laksono berpesan agar
pondok pesantren An Nawawi menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih terbuka,
tidak fanatik buta dalam membenarkan pahamnya sendiri tetapi mudah menyalahkan
orang lain yang tidak sepaham. Mengajarkan pendidikan agama dengan cara pandang
yang luas, baik dan benar, berwawasan kebangsaan, agar santri tidak keliru atau
tidak sepotong-potong dalam memahami agama.
Kecuali itu juga harus
menanamkan pendidikan agama yang kuat, yang mampu mempertahankan budaya
masyarakat berdasarkan kearifan lokal dan nasional yang multikultural namun
tetap bersandar pada landasan agama, karena ponpes merupakan salah satu benteng
pertahanan budaya, termasuk pesantren yang peduli dan berbudaya lingkungan yang
sehat. Bidang pendidikan, kesehatan dan bantuan langsung masyarakat (BLM)
nampaknya menerima bantuan cukup besar dibandingkan dengan bidang-bidang
lainnya. Bidang-bidang ini memang merupakan prioritas program pembangunan di
Purworejo.
Untuk bantuan Pendidikan Anak
Usia Dini Layanan TPA/KB/TK SPS Tahun 2012 sebesar Rp 1.961.000.000. Bantuan
Pendidikan Dasar sebesar Rp 126.741.297.544. Bantuan Pendidikan Menengah
sebesar Rp .171.667.118.000. Bantuan dari BKKBN Pusat berupa alat kontrasepsi,
operasional dan sarana pelayanan sebesar Rp 3,8 miliar. Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) untuk PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM infrastruktur perdesaan
sebesar Rp 21,260 miliar .
Disamping itu, Kementerian Agama
kabupaten Purworejo juga menerima bantuan yang tidak sedikit yaitu berupa
bantuan beasiswa siswa miskin untuk siswa madrasah swasta sebesar Rp
1.009.840.000, BOS untuk madrasah swasta dan Ponpes salafiyah sebesar Rp
4.655.320.000 dan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) untuk Madrasah
Aliyah swasta sebesar Rp 90.000.000.