Hasil kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) tahun 2012 Kecamatan Butuh
diresmikan. Kegiatan senilai Rp 786.716.000 yang tersebar di 17 desa,
diresmikan Kepala Badan pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Kabupaten
Purworejo, Sabtu (23/3). Peresmian ditandai penandatanganan prasasti, yang
dipusatkan di Desa Tlogorejo.
Kegiatan sarana prasarana berupa
rabat beton, saluran irigasi, gedung TK. Hasil kegiatan di Desa Tlogorejo
sebagai pusat peresmian berupa rabat beton dengan ukuran 880 X 1,6 meter.
Peresmian ditandai penggutingan untaian bunga oleh Kepala Bapermasdes Drs
Murwanto.
Camat Butuh Drs Wahyu Jaka
Setyanta, mengungkapkan bahwa Kecamatan Butuh sebagai sasaran PNPM berjalan
tahun ke lima. Ia mengakui dana yang diterimanya masih kecil, dengan jumlah
desa 41. Sementara kecamatan lain jumlah desanya lebih sedikit, dana yang
diterima lebih besar. “Sehingga desa saling berebut untuk mendapatkan alokasi
dana tersebut,” ungkapnya.
Ia mengakui PNPM sagat bermanfaat di masyarakat. Hal itu dapat dilihat hasilnya, berbagai ruas jalan desa saat ini sudah rabat beton. Kondisi seperti ini sangat kecil kemungkinannya apabila hanya mengandalkan swadaya masyarakat. Untuk itu ia berharap, kedepan program tersebut terus berjalan, siapapun presidennya.
Ia mengakui PNPM sagat bermanfaat di masyarakat. Hal itu dapat dilihat hasilnya, berbagai ruas jalan desa saat ini sudah rabat beton. Kondisi seperti ini sangat kecil kemungkinannya apabila hanya mengandalkan swadaya masyarakat. Untuk itu ia berharap, kedepan program tersebut terus berjalan, siapapun presidennya.
Dilaporkan bahwa sampai 2012
total alokasi bantuan langsung masyarakat (BLM) di Kecamatan Butuh Rp 7,05
milyar. Bersumber APBN Rp 5.797.500.000 dan APBD Kabupaten Rp 1.252.500.000.
Untuk 2012, dana BLM yang diterima Rp 1,050 milyar. Dana tersebut
dimanfaatkan untuk sarpras Rp 711.993.000, kesehatan Rp 75.723.000, dan
SPP Rp 262.284.000. Rinciannya untuk rabat beton sepanjang 4.345 meter di 10
desa, satu unit gedung TK ukuran 6 X 9 meter persegi, 19 paket kegiatan
posyandu, dan 20 kelompok simpan pinjam kelompok perempuan (SPP).
Pada September 2012, mendapat
tambahan dana bersumber APBD Perubahan senilai Rp 487,5 juta. Dana tersebut
digunakan untuk sarpras sebesar Rp 450 juta dengan jenis kegiatan rabat beton
sepanjang 2.430 meter di 4 desa, saluran irigasi 1.070 meter di 2 desa. Bidang
kesehatan sebesar Rp 21,5 juta, untuk posyandu sebanyak satu paket. Bidang
pendidikan Rp 16 juta, berupa pengadaan satu paket APE TK.
Sementara Kepala Bapermasdes Drs
Murwanto, pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa PNPM dimulai sejak 2003
lalu, awalnya dengan nama program pengembangan kecamatan (PPK). Di awal
pelaksanaan, Kabupaten Purworejo mendapat alokasi dana sebesar Rp 30 milyar.
Dari tahun ketahun dana yang dierima terus menurun, dan tahun 2012 lalu
hanya Rp 16 milyar. Jumlah ini diakui Murwanto sangat kecil, dibanding jumlah
desa yang sangat besar. PNPM dibagi menjadi dua yaitu PNPM-MPd di 15 kecamatan,
dan PNPM Perkotaan di satu kecamatan..
Kegiatan ini sebagai upaya untuk
menurunkan kemiskinan, sehingga tiap tahunnya dievaluasi. Pelaksanaan PNPM di
Kabupaten Purworejo dinilai berhasil, hal itu dapat diketahui berdasakan hasil
pendataan Biro Pusat Statistik. Tahun 2011, angka kemiskinan di Kabupaten
Purworejo turun menjadi 14 %. Namun sayangnya tahun berikutnya naik lagi
menjadi 17%.
Diakui, secara kelembagaan PNPM
dinilai lebih baik dibanding program lain. Karena mulai dari tingkat kabupaten
hingga desa ada lembaganya. PNPM merupakan proyek yang bersifat hibah, sehingga
ia minta kepada para kepala desa ikut mengawasi. “Jangan hanya masyarakat bisa
menerima program saja, namun tidak bisa mengembangkan. Masyarakat hendaknya
ikut merasa handarbeni. Namun sayangnya fenomena yang ada di masyarakat, apabila
program terlalu lama, akhirnya masyarakat yang mengelola sembarangan,”
ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar