Pemerintah Kabupaten Purworejo
memberikan perhatian serius, menyongsong penilaian Adipura tahap I tahun 2012.
Wakil Bupati bersama anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan beberapa
pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), BUMN/D, Jum’at ( 3/8) melakukan
monitoring ke sejumlah SKPD.
Dengan menggunakan sepeda, rombongan dipimpin
Wakil Bupati Suhar, keluar masuk halaman kantor, untuk melihat secara langsung
kebersihan lingkungan kantor.
Titik pantauan diawali dari
seputar alun-alun, kemudian ke taman bermain anak (TBA), dan Bappeda.
Dilanjutkan meninjau tugu Adipura di Suronegaran. Titik pantauan dilanjutkan ke
jalan A Yani, meliputi BNI, Perum Perhutani, Bank Jateng, PLN dan kantor Pos.
Terus hingga ke RSUD “Saras Husada, dan berakhir di BRI Unit. Penilaian I pada
akhir Agustus- pertengahan September, penilaian kedua akhir Maret-April.
Berdasarkan hasil
pantauannya, Wakil Bupati Suhar menyatakan cukup puas, kendati masih ada
beberapa kekurangan di beberapa SKPD. Sasaran pantuan meliputi kebersihan
lingkungan, penyediaan bak sampah secara terpilah antara sampah organik dan non
organik, serta keindahan.
Dari hal itu, sudah banyak kantor
yang telah melakukan upaya ke arah itu. Hanya masih ada beberapa SKPD yang
sudah dilengkapi tanaman hias, namun masih kurang teduh. Ia kemudian memberi
contoh tanaman yang bisa berfungsi ganda.
“Kita bisa menanam seperti tanaman
pucuk merah. Tanaman itu, saat kecil sangat enak dinikmati. Apabila sudah
berumur lama, disamping masih indah dipandang, juga bisa sebagai peneduh,”
ungkapnya.Menurutnya, monitoring akan
dilakukan rutin setiap hari Jum’at. Tidak hanya SKPD saja, namun juga
lingkungan lain. Direncanakan Jum’at depan Bupati akan monitoring di lingkungan
pendidikan, dengan mengunjungi sekolah-sekolah.
Ia optimis, apabila semua pihak
memiliki komitmen, maka ranking Purworejo akan naik dari ranking 31. Bahkan ia
berharap semua lapisan masyarakat dari hulu hingga hilir, bisa bersatu menjaga
lingkungan. “Saya juga sangat mendukung dilakukan lomba kebersihan antar
kelurahan atau desa. Dengan cara seperti itu, semua lapisan masyarakat akan
tergerak,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Wakil
Ketua DPRD R Abdullah, menyatakan bahwa saat ini kita melihat dan menilai
daerah sendiri sebelum dilihat dan dinilai orang lain. Berdasarkan hasil
monitoring, ia menganggap wajar Purworejo menempati ranking 31. Ke depan ia
optimis, ranking Purworejo bisa naik, dengan catatan semua komponen berkomitmen
untuk menjaga keindahan, kerapian dan kebersihan lingkungan.
Untuk meraih pretasi terbaik,
saat ini menurutnya sangat sulit. Mengingat kondisi sangat ini belum mendukung,
sementara kabupaten/ kota lain sangat antusias. Prestasi yang diharapkan, bisa
menaikkan ranking dari penilaian sebelumnya.
Sementara itu, sejumlah warga
yang dimintai komentar terkait perolehan adipura mengaku pesimistis. Hal itu
lantaran di Kabupaten Purworejo masalah pengelolalaan sampah masih kurang
serius. Selain masalah sampah yang di tempat penampungan sementara seperti di
pasar Baledono dan Kongsi juga petugas sampah jalanan yang ada masih setengah
dalam bekerja. Dicontohkan, banyak sampah yang masih menumpuk dijalanan
sementara petugas penyapu jalananan yang ada terkesan masih masa bodo dan
menganggap bukan tugasnya.
“Kalau petugas yang digaji
pemerintah saja kurang peduli bagaimana masayarakat umum. Memang masalah sampah
tanggung jawab bersama, tapi setidaknya para petugas tersebut bisa memberi
contoh yang baik,” kata warga yang enggan disebut namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar