Prestasi dibidang pendidikan
ternyata tidak hanya dimiliki oleh sekolah atau siswa di perkotaan saja, juga
sekolah di pedesaan. Hal itu setidaknya dibuktikan oeh Muhamad Alfakih (12),
siswa kelas VI SD Kaliurip Kecamatan Bener. Alfaqih, dalam lomba Olimpiade
Sains Nasional (OSN) di Jakarta beberapa waktu lalu, mampu meraih medali perak
peringkat I.
Pada perlombaan tersebut panitia
menyediakan 5 medali emas, 10 perak dan 15 perunggu. Dengan perolehan medali
perak, Alfaqih ikut andil menyumbang tim Jawa Tengah, yang dinobatkan sebagai
juara umum. Dua wakil lainnya, dari Kota Surakarta meraih medali emas peringkat
I, dan dari Kota Semarang meraih medali emas peringkat V.
Anak pasangan suami isteri
Muhajir Asmawi dan Kolimah yang lahir 13 April 2000, tidak nampak memiliki
keistimewaan. Ketika ditanya pun, jawabannya hanya satu dua kalimat saja.
Demikian juga saat ditanya cita-citanya kelak, ia hanya menjawab singkat ingin
menjadi dosen. Ketika ditanya waktu belajar dirumah, ia menjawab singkat,
belajar tiap hari setelah mengaji, jam 19.00-21.00. “Namun kalau diajari,
Alfakih memang cepat dan mudah menerimanya,” kata Badriah, guru pengampunya.
Dikisahkan oleh Badriah, bahwa
prestasi anak didiknya diraih melalui seleksi yang ketat dan membutuhkan waktu
yang lama. Alfakih dipersiapkan sekitar 1-2 bulan sebelum seleksi tingkat
kecamatan. Setiap hari, ia mendapat materi setelah jam istrahat kedua hingga
jam 13.30. Setelah lolos ke tingkat propinsi, materi ditambah.
Kepala sekolah Eko Muharto, pada
kesemptan yang sama mengatakan bahwa SD Kaliurip sering mengirimkan wakilnya ke
olimpiade. Namun belum pernah ke tingkat nasional. “Paling tinggi masuk ke
tingkat propinsi, itupun belum mendapat juara,” ungkapnya.
Lebih jauh ia mengaku bahwa
pihaknya memberikan keleluasaan baik kepada guru maupun siswa untuk berkreasi.
Kepada siswa diberikan kegiatan ektra kurikuler, seperti tambahan mata
pelajaran, pramuka, olahraga dan kesenian. Kepada guru sering diikut sertakan
dalam berbagai seminar, terutama untuk menambah PAK. Demikian juga kepada guru
yang belum S-1, didorong untuk menempuh jenjang S-1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar