Kamis, 08 Mei 2014

Usai Dicabuli, Siswa SMP Dibunuh

Teka teki ditemukannya mayat Sri Maulana (16) warga Desa Bongkot Kecamatan Purwodadi di sebuah kolam ikan milik Suwito pada Minggu (27/4) lalu akhirnya terungkap. Dari hasil penyelidikan polisi diketahui siswa kelas 9 SMP Bhakti Mulia tersebut  adalah korban pembunuhan yang dilakukan oleh Bambang (18) warga Desa Bongkot Kecamatan Purwodadi.

Ironisnya, sebelum dibunuh korban terlebih dulu di cabuli oleh tiga remaja yang masih berstatus pelajar. Yakni,  Dwi Prasetyo (16) siswa kelas 7 SMK PN 2 yang sudah mengundurkan diri, Aldi Kurniawan (16) dan Tulus Setyo Basuki (16). Keduanya siswa salah satu SMK Negeri Purworejo. Terungkapnya kasus pencabulan dan pembunuhan bermula saat beberapa warga curiga dengan kematian korban yang tidak wajar dan melaporkan hal itu ke Polsek Purwodadi.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan sejumlah saksi polisi curiga kematian korban akibat pembunuhan. Kecurigaan polisi semakin kuat ketika dari penuturan keluarga handphone milik korban juga hilang. Untuk memastikan kecurigaan tersebut kemudian polisi mengotopsi mayat korban di RS Saras Husada Purworejo.

Dan dari hasil outopsi ditemukan sejumlah luka pada tubuh dan alat vital korban. “Dari hasil pengembangan kami akhirnya menetapkan empat tersangka, yaitu Dwi Prasetyo, Aldi Kurniawan dan Tulus Setyo Basuki,” ungkap Kapolres Purworejo AKBP Roma Hutajulu melalui Kompol Suryo Sumpeno Kasubag Humas Polres Purworejo.

 Selain itu, lanjut Suryo Sumpeno, polisi juga meminta keterangan seorang saksi bernama Sujad Tamtama (16). Dikatakan Suryo Sumpeno, peristiwa bermula saat Sabtu (26/4) malam sekitar pukul 19.00 WIB korban yang sedang bersepeda  bertemu dengan Sujad Tamtama. Setelah terlibat obrolan, keduanya kemudian pergi dengan mengendarai sepeda motor milik Sujad Tamtama setelah sebelumnya korban menitipkan sepedanya di sebuah warung tak jauh dari rumahnya.

Keduanya kemudian menuju ke SD Sukomanah yang berjarak sekitar 1 km dari Desa Bongkot. Ditempat tersebut ternyata sudah menunggu Dwi Prasetyo, Aldi Kurniawan dan Tulus Setyo Basuki. Ditempat tersebut mereka kemudian membakar singkong dan ikan lele serta minum ciu. Meski demikian korban tidak ikut meminum ciu.

Usai menyantap singkong dan ikan lele korban kemudian pamit ke rumah temannya dengan menggunakan sepeda motor milik Sujad Tamtama. Beberapa saat kemudian Bambang datang dengan mengendarai sepeda onthel dan ikut bergabung dalam “pesta kecil” tersebut. Sekitar pukul 22.00 WIB korban muncul dan bergabung lagi.

Sementara itu Sujad Tamtama yang merasa kurang senang akibat bensin sepeda motornya hampir habis kemudian pergi meninggalkan korban bersama para tersangka. Saat itulah dalam keadaan mabuk para tersangka mulai berbuat tidak senonoh terhadap korban. Pada awalnya korban berusaha menolak dan terus menghindar.
Namun karena terus dipaksa dan tidak berdaya akhirnya korban berhasil dicabuli oleh Dwi Prasetyo, Aldi Kurniawan dan Tulus Basuki secara bergantian. Sementara tersangka Bambang hanya bisa melihat sambil menahan nafsu. Pada awalnya Bambang akan ikut ambil bagian dalam aksi cabul tersebut, namun lantaran dibentak oleh korban akhirnya remaja jebolan kelas 8 SMP ini mundur teratur dan hanya bisa duduk manis. Sekitar pukul 23.00 WIB aksi cabul tersebut selesai. Ke tiga tersangka kemudian menyuruh Bambang mengantar pulang korban. Bambang sendiri dengan korban terhitung masih tetangga satu desa.

Meski awalnya menolak, namun Bambang akhirnya bersedia mengantar korban pulang dengan dibonceng sepeda onthel. Dalam perjalan pulang dan ketika melewati perkebunan, Bambang menghentikan sepeda onthelnya dan menyuruh korban turun. Ditempat ini Bambang mengajak korban berhubungan intim.
Korban yang kondisinya sudah lemas hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Bambang. Setelah beristirahat beberapa saat, korban mengajak pulang. Namun Bambang yang merasa belum puas justru kembali mengajak berhubungan intim. Namun karena sudah larut malam dan kecapaian korban menolak ajakan tersebut.

Tak terima penolakan itu Bambang dengan paksa kemudian berusaha mencabuli korban. Namun lantaran terus mendapat perlawanan perlawanan Bambang lantas membekap mulut korban hingga lemas. Sejenak kemudian Bambang meneruskan perjalanan pulang sambil tetap memboncengkan korban yang kondisinya semakin kritis.

Sewaktu hampir sampai tujuan Bambang kebingungan karena tubuh korban sudah tidak bergerak. Dalam kepanikan itu Bambang kemudian menceburkan tubuh korban ke dalam kolam ikan ukuran 3 x 6 milik Suwito. Jarak kolam ikan dengan rumah korban hanya berjarak sekitar 100 meter. Tak hanya itu saja untuk menghilangkan jejak mayat korban ditindih dengan sepeda onthel.

Namun berkat kejelian petugas tersangka Bambang berhasil diringkus bersama barang bukti berupa sepeda onthel, handphone dan sim card. Selain Bambang, polisi juga menangkap tiga tersangka lainya. Sementara Sujad Tamtama, meski sempat ikut ditahan namun statusnya hanya sebagai saksi. “Tersangka pencabulan akan dikenai pasal 80 UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Sementara tersangka pembunuhan kini masih dalam pengembangan, ” jelas Kompol  Suryo Sumpeno.

Terpisah, orang tua korban, Legiyah (51) yang ditemui dirumahnya mengaku pasrah dengan kejadian tersebut. Namun demikian dirinya berharap agar para pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku. “Kalau bisa para pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujar Legiyah.
Dituturkan, korban merupakan putri bungsu dari enam bersaudara. Dalam keseharianya korban dikenal sebagai pribadi yang periang dan menyenangkan. Beberapa bulan terakhir ini korban hanya tinggal dengan ibu dan saudara-saudaranya lantaran ayahnya, Legiman (52) masih mendekam dalam sel tahanan polisi akibat tertangkap saat menjual Togel.

Menurut Legiyah, tak ada firasat sedikitpun menjelang kematian anaknya. Legiyah berkisah, malam itu anaknya minta uang dan pamit akan ke warung yang tak jauh dari rumahnya dengan menggunakan sepeda onthel. Legiyah juga tidak curiga atau was-was meski sudah agak malam anaknya belum pulang kendati pamitnya hanya ke warung. “Anak saya yang lain bilang kalau sepeda yang digunakan Sri masih di warung jadi saya nggak khawatir, “ katanya.

Legiyah baru merasa cemas dan khawatir ketika pagi harinya korban belum juga pulang. Apalagi tidak lama kemudian salah seorang tetangganya memberitahu jika anaknya ditemukan sudah meninggal di kolam ikan tak jauh dari rumahnya. Melihat kenyataan tersebut Legiyah hanya bisa menangis sambil memandangi jenazah anaknya yang sudah terbujur kaku. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail