Sekolah Menengah Pertana Negeri (SMPN) 2 Purworejo
kini dilengkapi berbagai gedung perlengkapan. Bangunan senilai lebih dari Rp
1,351 milyar yang telah usai pengerjaannya, diresmikan oleh Bupati Purworejo
Drs H Mahsun Zain MAg, Kamis (21/2).
Kepala SMPN 2 Drs Tamsir Marsudi Utomo MM melaporkan bahwa
pihaknya berupaya untuk memenuhi delapan standar pendidikan. Pemenuhan di
bidang akademik, salah satu siswanya berhasil meraih medali perunggu pada
olimpiade sain internasional di Teheran Iran, Januari lalu, sertta Juara II
tingkat nasional penggalang putri. Standar bidang pendidikan, saat ini delapan
guru menempuh program studi S-2. Bidang sarana prasarana, baru saja selesai
dibangun gadung melalui bantuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Serta
telah disusun master plan pengambangan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo
Drs Bambang Ariyawan MM, menyatakan bahwa adanya keputusan Mahkamah Kostitusi
(MK) terkait Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), ia minta kepada
seluruh sekolah RSBI di Puworejo untuk mematuhi. Pihaknya mengakui telah
mengirim surat yang ditujukan masing-masing kepala sekolah RSBI. “Kendati
bukan lagi RSBI, saya minta jangan sampai kualitasnya menurun,” harapnya.
Terkait penerimaan siswa, ia minta agar siswa dari keluarga
kurang mampu kalau memang pandai tetap diterima. Karena ada biaya dari bantuan
operasional sekolah (BOS) baik pusat maupun propinsi.
Ia juga menyinggung isu strategis di bidang pendidikan saat ini, yaitu
penerimaan calon mahasiswa baru. Angka 13 yang oleh sebagian orang dianggap
angka sial, namun bagi dunia pendidikan merupakan tonggak sejarah. Di tahun
2013 ini, hasil kerja Ditjendikmen diakui oleh perguruan tinggi. Peneriman
calon mahasiswa baru tahun 2013, 60% nya melalui nilai raport dan ujian
nasional. Sisanya (40%) melalui SNMPTN dan ujian mandiri.
Disisi lain, ia menyatakan bahwa mulai tahun ini pula ada
mekanisme baru terkait pembiayaan pendidikan. Bagi masyarakat yang pandai namun
dari keluarga kurang mampu, akan mendapat alokasi dana dari pemerintah melalui
program bidik misi. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang pandai dari keluarga
miskin, akan ditampung melalui perguruan tinggi komunitas. Mereka akan
ditingkatkan kompetensinya. Cara pembelajarnya secara jarak jauh melalui modul.
Untuk keperluan tersebut pemerintah telah mengalokasikan dana sekitar Rp 7
trilyun.
Bupati Mahsun pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa,
banyak dana dari pemerintah yang dialokasikan ke sekolah-sekolah termasuk SMPN
2. Untuk itu tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan pendidikan, kendati RSBI
telah dibatalkan. Selaku pimpinan daerah pihaknya memiliki tugas meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Angka kemiskinan di
Kabupaten Purworejo saat ini terkecil di eks Karesidenan Kedu. Pihaknya fakus
melalui sklala prioritas pembangunan di empat bidang, diantaranya
pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar