Forum Komunitas Hijau “Godhong
Bagelen” menggelar aksi penanaman tanaman pohon langka dan festival lomba
membuat “memedhi sawah” di areal persawahan kelurahan Sindurjan, Minggu
(20/10 ). Acara yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Purworejo ini,
merupakan program pengembangan Kota Hijau (P2KH) tahun 2013.
Kegiatan ditandai dengan
pelepasan sepasang burung Merpati oleh Asisten II Sekda Gandi Budi
Supriyanto SSos MM mewakili bupati, dengan disaksikan oleh Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Drs Budi Hardjono dan Kepala Kantor
Lingkungan Hidup Bambang Sugito SH.
Gandi Budi Suprianto
SSos mengucapkan selamat atas terbentuknya Forum Komunitas Hijau “Godhong
Bagelen”, yang diharapkan mampu menggalakan aksi penghijauan di Purworejo.
“Semoga kegiatan ini mampu menjadi motor penggerak semua elemen untuk
menghijaukan Purworejo, khususnya di wilayah perkotaan, dan mampu mendukung
program Adipura,” katanya.
Ketua Panitia Hijau Aksiku, Hijau
Purworejoku Suroto S Toto melaporkan, selain kegiatan tersebut ada kegiatan
lain yang akan dilaksanakan. Yaitu Program Kali Bersih (Prokasi) yang
dipusatkan di saluran irigasi kali Kedung Putri, penebaran benih ikan di Bedung
Boro, parade puisi hijau, lomba lukis tempat sampah daur ulang, lomba fotografi
dengan nama “recycle” dan mode show dengan tema “baju daur ulang”
Lebih lanjut Suroto
mengungkapkan, Forum Komunitas Godhong Bagelen terbentuk pada tanggal 15
Agustus 2013. Organisasi ini berasal dari beberapa elemen masyarakat dan dimotori
oleh pemuda Karang Taruna, pelajar, LSM kantor Lingkungan Hidup, serta dari
komunitas sepeda Onthel di Purworejo.
Untuk menuju kelokasi kegiatan,
semua peserta menggunakan sepeda onthel dengan berpakaian adat jawa lurik.
Sedangkan tanaman langka yang ditanam diantaranya pohon Nogo Sari, Prono
Jiwo Pucung, Wali Kukun, Merak, Cermai, Lerak ,Blimbing Wulung dan
beberapa jenis tanaman langka lainnya.
“Kami tengah mencoba membuat
kawasan konservasi tanaman langka di sebuah kota, dengan harapan para generasi
muda bisa ikut melestarikan. Supaya kedepan anak cucu tidak kehilangan
pemahaman terhadap keragaman hayati yang begitu banyak di Indonesia,”katanya.
Terkait festival memedi sawah,
peserta lomba ada yang kelompok atau perorangan, dimana semua peserta dibebaskan
untuk berkreasi. Bahan yang dipergunakan dari bahan organik seperti daun
kering, pelepah pisang, jerami, maupun kain yang sudah tidak terpakai.
Penilaian lomba meliputi kreativitas serta bahan yang digunakan. Panitia
menyediakan hadiah berupa uang pembinaan sebesar Rp 350 ribu bagi juara
favorit, Rp 250 ribu juara II dan Rp 150 juara ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar