Prosesi penetapan Bumi Kayu Arahiwang menjadi Shima, yang berlangsung di
Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip, Rabu (8/10), berlangsung meriah namun
khidmat. Kejutan muncul di akhir acara, ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo mampir ke lokasi prosesi, usai meninjau pembangunan embung Bagelen.
Dalam kesempatan itu Gubernur tampak tercengang mengetahui Kabupaten
Purworejo sudah berusia 1113 tahun. “Opo iyoo? Ya mudah-mudahan saja benar
begitu,“ katanya.
Semula ia mengaku tidak ada niatan datang pada acara tersebut, namun saat meninjau proyek embung di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen , Ketua DPRD Purworejo memberi tahu bahwa Purworejo sedang merayakan hari jadi. “Makanya saya sempatkan mampir ke sini ingin melihat langsung acaranya,” ungkap Gubernur.
Semula ia mengaku tidak ada niatan datang pada acara tersebut, namun saat meninjau proyek embung di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen , Ketua DPRD Purworejo memberi tahu bahwa Purworejo sedang merayakan hari jadi. “Makanya saya sempatkan mampir ke sini ingin melihat langsung acaranya,” ungkap Gubernur.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa di daerah lain biasanya perayaan ulang tahun
dilakukan di pusat kota, namun di Purworejo dilakukan di tengah pedesaan. “Saya
suka yang seperti ini. Seharusnya acara seperti ini masuk agenda wisata tiap
tahun, “tandasnya.
Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam kesempatan itu mengatakan,
prosesi perayaan hari jadi diharapkan tidak hanya dipandang sebagai upaya
melestarikan budaya belaka. Lebih dari itu, hari jadi merupakan bagian
dari mengenalkan sejarah kepada generasi muda. “Sendratari
ini merupakan sarana pendidikan bagi generasi muda, sehingga mereka tidak akan melupakan
sejarah,” katanya.
Pagelaran sendratari kali ini digarap oleh dua koreografer, yakni Melania
Sinaring Putri SSn dan Sudarwoko SSn, serta iringan oleh Singgih Winarno SSn.
Sementara untuk menyiapkan artistik pertunjukan, tim sengaja melibatkan para
seniman teater, yakni Harjito dari Teater Ilalang dan Haryanto dari Komunitas
Teater Purworejo.
Melania mengatakan, pagelaran sendratari tersebut sudah disiapkan selama
lebih kurang dua bulan dengan melibatkan sedikitnya 80 orang, yang terdiri dari
pemain, narator, dan pengrawit. Sebagian besar pemainnya merupakan pelajar dan
pelaku seni di Kabupaten Purworejo.
Para pengrawit sebagian besar merupakan pelajar dari berbagai sekolah.
Adapun untuk penarinya diambilkan dari sanggar tari Prigel Purworejo.Secara keseluruhan, konsep sendratari kali ini tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya, meski demikian tetap ada pembaharuan dari sisi penampilan. “Secara cerita dan alur, kami tidak bisa mengubah, karena sendratari ini bercerita sejarah. Namun ada sajian yang beda kali ini. Antara lain pada adegan kerakyatan dan ending,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar