Teka teki ditemukannya mayat Sri
Maulana (16) warga Desa Bongkot Kecamatan Purwodadi di sebuah kolam ikan milik
Suwito pada Minggu (27/4) lalu akhirnya terungkap. Dari hasil penyelidikan
polisi diketahui siswa kelas 9 SMP Bhakti Mulia tersebut adalah korban pembunuhan yang dilakukan oleh
Bambang (18) warga Desa Bongkot Kecamatan Purwodadi.
Ironisnya, sebelum dibunuh korban
terlebih dulu di cabuli oleh tiga remaja yang masih berstatus pelajar. Yakni, Dwi Prasetyo (16) siswa kelas 7 SMK PN 2 yang
sudah mengundurkan diri, Aldi Kurniawan (16) dan Tulus Setyo Basuki (16). Keduanya
siswa salah satu SMK Negeri Purworejo. Terungkapnya kasus pencabulan dan
pembunuhan bermula saat beberapa warga curiga dengan kematian korban yang tidak
wajar dan melaporkan hal itu ke Polsek Purwodadi.
Dari hasil olah tempat kejadian
perkara (TKP) dan keterangan sejumlah saksi polisi curiga kematian korban
akibat pembunuhan. Kecurigaan polisi semakin kuat ketika dari penuturan
keluarga handphone milik korban juga hilang. Untuk memastikan kecurigaan
tersebut kemudian polisi mengotopsi mayat korban di RS Saras Husada Purworejo.
Dan dari hasil outopsi ditemukan
sejumlah luka pada tubuh dan alat vital korban. “Dari hasil pengembangan kami
akhirnya menetapkan empat tersangka, yaitu Dwi Prasetyo, Aldi Kurniawan dan
Tulus Setyo Basuki,” ungkap Kapolres Purworejo AKBP Roma Hutajulu melalui Kompol
Suryo Sumpeno Kasubag Humas Polres Purworejo.
Selain itu, lanjut Suryo Sumpeno, polisi juga meminta
keterangan seorang saksi bernama Sujad Tamtama (16). Dikatakan Suryo Sumpeno,
peristiwa bermula saat Sabtu (26/4) malam sekitar pukul 19.00 WIB korban yang
sedang bersepeda bertemu dengan Sujad
Tamtama. Setelah terlibat obrolan, keduanya kemudian pergi dengan mengendarai sepeda
motor milik Sujad Tamtama setelah sebelumnya korban menitipkan sepedanya di
sebuah warung tak jauh dari rumahnya.
Keduanya kemudian menuju ke SD
Sukomanah yang berjarak sekitar 1 km dari Desa Bongkot. Ditempat tersebut
ternyata sudah menunggu Dwi Prasetyo, Aldi Kurniawan dan Tulus Setyo Basuki. Ditempat
tersebut mereka kemudian membakar singkong dan ikan lele serta minum ciu. Meski
demikian korban tidak ikut meminum ciu.
Usai menyantap singkong dan ikan
lele korban kemudian pamit ke rumah temannya dengan menggunakan sepeda motor
milik Sujad Tamtama. Beberapa saat kemudian Bambang datang dengan mengendarai
sepeda onthel dan ikut bergabung dalam “pesta kecil” tersebut. Sekitar pukul
22.00 WIB korban muncul dan bergabung lagi.
Sementara itu Sujad Tamtama yang
merasa kurang senang akibat bensin sepeda motornya hampir habis kemudian pergi
meninggalkan korban bersama para tersangka. Saat itulah dalam keadaan mabuk
para tersangka mulai berbuat tidak senonoh terhadap korban. Pada awalnya korban
berusaha menolak dan terus menghindar.
Namun karena terus dipaksa dan
tidak berdaya akhirnya korban berhasil dicabuli oleh Dwi Prasetyo, Aldi
Kurniawan dan Tulus Basuki secara bergantian. Sementara tersangka Bambang hanya
bisa melihat sambil menahan nafsu. Pada awalnya Bambang akan ikut ambil bagian
dalam aksi cabul tersebut, namun lantaran dibentak oleh korban akhirnya remaja
jebolan kelas 8 SMP ini mundur teratur dan hanya bisa duduk manis. Sekitar
pukul 23.00 WIB aksi cabul tersebut selesai. Ke tiga tersangka kemudian
menyuruh Bambang mengantar pulang korban. Bambang sendiri dengan korban
terhitung masih tetangga satu desa.
Meski awalnya menolak, namun
Bambang akhirnya bersedia mengantar korban pulang dengan dibonceng sepeda
onthel. Dalam perjalan pulang dan ketika melewati perkebunan, Bambang menghentikan
sepeda onthelnya dan menyuruh korban turun. Ditempat ini Bambang mengajak
korban berhubungan intim.
Korban yang kondisinya sudah
lemas hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Bambang. Setelah beristirahat
beberapa saat, korban mengajak pulang. Namun Bambang yang merasa belum puas
justru kembali mengajak berhubungan intim. Namun karena sudah larut malam dan kecapaian
korban menolak ajakan tersebut.
Tak terima penolakan itu Bambang
dengan paksa kemudian berusaha mencabuli korban. Namun lantaran terus mendapat
perlawanan perlawanan Bambang lantas membekap mulut korban hingga lemas.
Sejenak kemudian Bambang meneruskan perjalanan pulang sambil tetap
memboncengkan korban yang kondisinya semakin kritis.
Sewaktu hampir sampai tujuan
Bambang kebingungan karena tubuh korban sudah tidak bergerak. Dalam kepanikan
itu Bambang kemudian menceburkan tubuh korban ke dalam kolam ikan ukuran 3 x 6
milik Suwito. Jarak kolam ikan dengan rumah korban hanya berjarak sekitar 100
meter. Tak hanya itu saja untuk menghilangkan jejak mayat korban ditindih
dengan sepeda onthel.
Namun berkat kejelian petugas
tersangka Bambang berhasil diringkus bersama barang bukti berupa sepeda onthel,
handphone dan sim card. Selain Bambang, polisi juga menangkap tiga tersangka
lainya. Sementara Sujad Tamtama, meski sempat ikut ditahan namun statusnya
hanya sebagai saksi. “Tersangka pencabulan akan dikenai pasal 80 UU No 23 Tahun
2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Sementara
tersangka pembunuhan kini masih dalam pengembangan, ” jelas Kompol Suryo Sumpeno.
Terpisah, orang tua korban,
Legiyah (51) yang ditemui dirumahnya mengaku pasrah dengan kejadian tersebut.
Namun demikian dirinya berharap agar para pelaku diproses sesuai hukum yang
berlaku. “Kalau bisa para pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujar Legiyah.
Dituturkan, korban merupakan putri bungsu dari
enam bersaudara. Dalam keseharianya korban dikenal sebagai pribadi yang periang
dan menyenangkan. Beberapa bulan terakhir ini korban hanya tinggal dengan ibu
dan saudara-saudaranya lantaran ayahnya, Legiman (52) masih mendekam dalam sel tahanan
polisi akibat tertangkap saat menjual Togel.
Menurut Legiyah, tak ada firasat sedikitpun
menjelang kematian anaknya. Legiyah berkisah, malam itu anaknya minta uang dan
pamit akan ke warung yang tak jauh dari rumahnya dengan menggunakan sepeda
onthel. Legiyah juga tidak curiga atau was-was meski sudah agak malam anaknya
belum pulang kendati pamitnya hanya ke warung. “Anak saya yang lain bilang
kalau sepeda yang digunakan Sri masih di warung jadi saya nggak khawatir, “
katanya.