Selasa, 22 Oktober 2013

”Godhong Bagelen” Tanam Pohon Langka

Forum Komunitas Hijau “Godhong Bagelen” menggelar aksi penanaman tanaman pohon langka dan festival lomba membuat “memedhi sawah” di areal  persawahan kelurahan Sindurjan, Minggu (20/10 ). Acara yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Purworejo ini, merupakan program pengembangan Kota Hijau (P2KH) tahun 2013.

Kegiatan  ditandai dengan pelepasan sepasang burung Merpati oleh Asisten II Sekda  Gandi Budi Supriyanto SSos MM mewakili bupati, dengan disaksikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Drs Budi Hardjono dan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Bambang Sugito SH.
 Gandi Budi Suprianto SSos  mengucapkan selamat atas terbentuknya Forum Komunitas Hijau “Godhong Bagelen”, yang diharapkan mampu menggalakan aksi penghijauan di Purworejo. “Semoga kegiatan ini mampu menjadi motor penggerak semua elemen untuk menghijaukan Purworejo, khususnya di wilayah perkotaan, dan mampu mendukung program Adipura,” katanya.

Ketua Panitia Hijau Aksiku, Hijau Purworejoku Suroto S Toto melaporkan, selain kegiatan tersebut ada kegiatan lain yang akan dilaksanakan. Yaitu Program Kali Bersih (Prokasi) yang dipusatkan di saluran irigasi kali Kedung Putri, penebaran benih ikan di Bedung Boro, parade puisi hijau, lomba lukis tempat sampah daur ulang, lomba fotografi dengan nama “recycle” dan mode show dengan tema “baju daur ulang”

Lebih lanjut Suroto mengungkapkan, Forum Komunitas Godhong Bagelen terbentuk pada tanggal 15 Agustus 2013. Organisasi ini berasal dari beberapa elemen masyarakat dan dimotori oleh pemuda Karang Taruna, pelajar, LSM kantor Lingkungan Hidup, serta dari komunitas sepeda Onthel di Purworejo.
Untuk menuju kelokasi kegiatan, semua peserta menggunakan sepeda onthel dengan berpakaian adat jawa lurik. Sedangkan tanaman langka yang ditanam diantaranya  pohon Nogo Sari, Prono Jiwo Pucung, Wali Kukun, Merak, Cermai, Lerak ,Blimbing Wulung dan  beberapa jenis tanaman langka lainnya.

“Kami tengah mencoba membuat kawasan konservasi tanaman langka di sebuah kota, dengan harapan para generasi muda bisa ikut melestarikan. Supaya kedepan anak cucu tidak kehilangan pemahaman terhadap keragaman hayati yang begitu banyak di Indonesia,”katanya.

Terkait festival memedi sawah, peserta lomba ada yang kelompok atau perorangan, dimana semua peserta dibebaskan untuk berkreasi. Bahan yang dipergunakan dari bahan organik seperti daun kering, pelepah pisang, jerami, maupun kain yang sudah tidak terpakai. Penilaian lomba meliputi kreativitas serta bahan yang digunakan. Panitia menyediakan hadiah berupa uang pembinaan  sebesar Rp 350 ribu bagi juara favorit, Rp 250 ribu juara II dan Rp 150 juara ketiga.


Sabtu, 19 Oktober 2013

SMP Negeri 23 Purworejo Bagikan Daging Kurban

Dalam rangka memperingati hari raya Idul Adha 1434 H, SMP Negeri 23 Purworejo selengarakan penyembelihan hewan Qurban berupa dua ekor sapi. Penyembelihan hewan Qurban tersebut merupakan perwujudan Program OSIS Seksi Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Terlaksananya kegiatan itu juga atas kerjasama sekolah dan para guru. Dalam pelaksanaan kegiatan, sepenuhnya dilakukan oleh pengurus OSIS dengan bimbingan Waka Kesiswaan Subur, SPd. Sementara daging kurban dibagikan kepada siswa yang berhak menerima serta masyarakat sekitar.

Kepala SMP Negeri 23 Purworejo Sri Rochati BA mengatakan, “Hewan kurban berasal dari iuran para siswa sebesar Rp 15.000/siswa. Sedang satu ekor sapi lagi berasal dari tujuh guru,” katanya. Dijelaskan, Tujuan penyelenggaraan pemotongan hewan qurban tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan kembangkan sikap kepedulian dan rela berkorban para siswa/i disekolah. “ Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya pula untuk meningkatkan karakter dan wawasan keislaman di sekolah,” tambahnya

Sebelum pelaksanaan penyembelihan hewan kurban didahului dengan Sholat Ied bersama yang diikuti oleh warga sekolah dan masyarakat sekitar. Sholat Ied dipimpin oleh imam Drs H Pujdiono, guru SMP Negeri 23 Purworejo yang sekaligus bertindak sebagai khotib. Dalam pesanya Drs Pudjiono menghimbau untuk meneladani sifat Nabi Ibrahim.
Yakni memiliki sifat Hanif (lurus) dan selalu berserah diri kepada Allah dalam menentukan sikap maupun pilihan hidupnya. Jujur (siddiq) selalu menyampaikan apa yang datang dari Allah dan selalu membenarkan meskipun perintah itu terlalu berat (untuk menyembelih putranya, Ismail). Membina terhadap anak-anaknya sebagimana terkandung dalam doa-doanya yang diabadikan oleh Allah dalam Alquran surat Al Baqoroh 128, Surat Ibrahim ayat 40, Surat As Safat ayat 100, Surat Al Baqoroh ayat 132. 

“Pelajaran yang sangat berharga dan relefan untuk diteladani adalah rela berkurban semata-mata mencintai Allah diatas segala-galanya,” papar Drs Pudjiono.


835 Pejabat Eselon Dilantik

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg melantik dan mengambil sumpah pejabat eselon II, III, IV dan V di jajarannya di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Jum’at (18/10). Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 835 orang. Dalam kesempatan itu, juga dilaksanakan penandatanganan pakta integritas secara simbolis oleh pejabat eselon II.

Bupati mengungkapkan pelaksanaan pelantikan tersebut merupakan suatu momen penting yang dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk semakin memantapkan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagai manifestasi penataan organisasi sesuai amanat Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012.“Pelantikan ini sekaligus juga merupakan jawaban atas pertanyaan yang berkembang seputar pengisian pejabat pasca perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah tersebut, ‘‘ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pengisian dan mutasi jabatan ini telah diupayakan dengan kajian dan pertimbangan yang seksama, dengan mengutamakan kinerja yang telah dicapai SKPD. Sehingga diharapkan perubahan SOT akan berdampak positif atas target capaian yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Di sisi lain, implementasi Perda 18 Tahun 2012 juga meniadakan beberapa jabatan eselon, dengan demikian keputusan promosi dan mutasi ini adalah hasil proses terbaik untuk kesemuanya.

“Sebagai seorang PNS sejati tentunya Saudara menerimannya dengan baik, dengan rasa syukur. Di jajaran birokrasi manapun bertugas, di pundak Saudara ada amanah negara, amanah Pemerintah Daerah, utamanya guna melaksanakan fungsi pelayanan pada masyarakat,” tandasnya.

Menurut Bupati, pengembangan karier PNS khususnya dalam pengangkatan jabatan struktural bukanlah sebuah proses yang mudah dan sederhana bagi pejabat pembina kepegawaian yang berwenang dalam hal ini. Diperlukan banyak pertimbangan agar dapat memperoleh pejabat yang tepat untuk menduduki sebuah jabatan struktural (right man on the right place). “Hal ini penting dan perlu dilakukan, karena menyangkut proses pengambilan keputusan yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan kinerja aparatur PNS, “katanya.

Untuk menjamin obyektivitas pengangkatan dalam jabatan struktural, menurut Bupati, PNS calon pejabat struktural harus memenuhi syarat administratif seperti kepangkatan, pendidikan, juga diklat yang disyaratkan. Melalui pendekatan potensi, kompetensi dan kinerja ini diharapkan potensi dan kompetensi aparatur PNS calon pejabat struktural dapat tergali. Adapun filosofi dari pemetaan aparatur adalah bagaimana memunculkan keunggulan yang dimiliki oleh para PNS, serta mendorong munculnya ide-ide kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh PNS apabila ia menduduki jabatan tertentu.

Pada masa yang akan datang, untuk terus meningkatkan motivasi dan kinerja aparat birokrasi, kiranya seseorang yang akan menduduki jabatan struktural perlu menandatangani kontrak kinerja yang berisikan komitmen dan rencana aksi yang akan dijalankan oleh pejabat yang bersangkutan. Kontrak kinerja tersebut akan menjadi salah satu panduan bagi pejabat yang bersangkutan untuk menjalankan misi demi meraih visi organisasi, serta sebagai alat evaluasi bagi pejabat yang bersangkutan.

Hal ini diyakini akan mendorong PNS untuk selalu terpacu dan meningkatkan kemampuannya, sebagai modal dalam bekerja dan meningkatkan kariernya. Dengan demikian tentu saja akan sangat menguntungkan bagi Pemerintah Kabupaten Purworejo, dikarenakan memiliki sumber daya aparatur yang mumpuni, memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan jabatan, dan mempunyai motivasi bekerja yang tinggi yang berdampak pada kinerja yang tinggi pula.


Terlebih saat ini juga sedang digodok Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (RUU ASN), yang antara lain meletakkan dasar kompetisi terbuka di antara PNS dalam proses pengisian jabatan, khususnya eselon I dan II yang kelak disebut jabatan pimpinan tinggi (JPT). Proses pengisian jabatan dalam birokrasi akan menganut sistem promosi terbuka, atau yang sekarang ini sering disebut ”lelang jabatan”. Jika RUU ASN ditetapkan, pengisian JPT baik di pusat maupun di daerah akan dilakukan secara terbuka atau ”dilelang” di antara PNS yang memenuhi syarat-syarat jabatan dan standar kompetensi jabatan. 

Selasa, 08 Oktober 2013

Gubernur Berharap Tak Andalkan Impor Kedelai

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan  peninjauan areal tanaman kedelai  di Desa Dlisen Wetan Kecamatan Pituruh, Senin (7/10). Gubernur yang didampingi Plt Sekda Jateng Sri Puryono KS, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dan Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM, langsung berinteraksi dengan masyarakat setempat ditengah areal tanaman kedelai.

Gubernur mengatakan keinginannya agar stok kedelai bisa mencukupi kebutuhan sendiri, tanpa mengandalkan impor. “Maka harus dimulai dari sekarang. Masak mau makan tempe saja, kedelainya impor,” ujar Gubernur

Pihaknya juga mengaku sudah berkomitmen bersama Megawati, Gubernur DKI Jokowi, dan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono, untuk meningkatkan produksi kedelai. Ia juga telah menyampaikan kepada Mendagri, untuk menekankan agar tidak tergantung pada impor. “Petani kedelai kita dorong, seperti petani disini maka layak kita sampaikan ke pemerintah pusat, sehingga pusat memberikan perhatian,” jelasnya ditengah-tengah sawah tanaman kedelai.

Dikatakan bahwa tugas negara adalah mengontrol dan mengendalikan harga kedelai di level Rp 8000. Selain itu juga menekan agar kedelai impor bisa dikurangi, dan masayarakat juga harus mau mengkonsumsi kedelai.
Aspirasi dari petani antara lain belum tersedianya irigasi, power threser (alat penggilingan kedelai), draiyer (alat pengering), dan sapi (untuk pupuk organik). "Kami kesulitan air karena kebanyakan sawah tadah hujan, biasanya saat musim tanam padi kedua, air sudah habis," ucap Karmin (45) petani di Dlisen Wetan.

Menurutnya, embung yang pernah menjadi andalan penyedia air bagi petani sudah tidak berfungsi. Bangunan itu selama puluhan tahun tidak bisa menampung air karena jebol dan belum pernah mendapat perbaikan.
Menanggapi hal itu, Gubernur memberikan solusi agar pemkab melakukan pengecekan. Apabila bisa diperbaiki ya diperbaiki, tapi kalau tidak baru minta bantuan ke provinsi.

Sedangkan mengenai bantuan, sebelum diberi bantuan diharapkan dinas terkait Purworejo belajar dulu di Kabupaten Semarang, karena disana sudah sangat bagus pengelolaannya. Bahkan pendapatannya sekitar 2 juta rupiah tiap bulannya.  “Saya punya program desa mandiri, ya seperti di Semarang itu. Termasuk petani harus ada pendampingan dari penyuluh,” ujarnya.


Doa Bersama Awali Rangkaian Hari Jadi Purworejo

Rangkaian kegiatan Hari Jadi ke 1112 Kabupaten Purworejo tahun in, diawali dengan doa bersama. Kegiatan doa bersama yang diikuti para pimpinan dinas/instansi ini, berlangsung di gedung Loka Adhi Bina, Kamis (03/10/2013) sore.

Usai doa bersama, Bupati Purworejo H Mahsun Zain MAg melakukan pemotongan tumpeng dan diberikan kepada H Budi Sardjono, salah seorang wakil keluarga mantan Bupati Purworejo pertama, RAA Cokronegoro.

Kemudian Bupati dan rombongan langung menuju Makam RAA Cokornegoro I, II, III, dan IV di Desa Bulus Kecamatan Gebang dan Kelurahan Mudal Kecamatan Purworejo.
Menurut Bupati, RAA Cokronegoro I memiliki banyak rancangan dan pembangunan yang sangat fenomental. Terutama jaringan Induk Irigasi Kedung Putri, jalur-jalur protokol dan masih banyak lagi yang hingga kini masih bermanfaat bagi masyarakat luas.


“Ziarah kubur sebagai upaya untuk mendoakan dan mengenang para leluhur kita, yang telah memberikan semangat juang dalam membangun Purworejo,” kata Bupati.

Senin, 07 Oktober 2013

Pidato Hari Jadi Purworejo, Bupati Pamer Prestasi

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, memamerkan sejumlah prestasi yang berhasil diraih di hadapan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Purworejo, dalam rangka Peringatan Hari Jadi Ke 1112 Kabupaten Purworejo, di gedung Dewan, Sabtu (5/10).

Prestasi yang disebutkan Bupati antara lain keberhasilan meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Prestasi lainnya adalah keberhasilan meraih Piagam Adipura sebagai salah satu kabupaten yang dinilai telah menunjukkan adanya peningkatan kinerja yang signifikan dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.

 Disamping penghargaan kepada pemerintah daerah, berbagai penghargaan lain juga diraih lembaga maupun putra-putri terbaik Kabupaten Purworejo. Antara lain juara 3 internasional  lomba Junior Science Olympiad (IJSO) Tahun  2012 di Teheran atas nama Roihan Mohamad Iqbal dari SMPN 2 Purworejo.

Di tingkat nasional, ada Rianto Purnomo dari Kalirejo Bagelen yang menjadi juara I Pemuda Andalan Nusantara (PANDU), Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Inovasi Teknologi Bidang Pertanian bagi Penyuluh Pertanian atas nama Wahyudi SPt dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, serta juara III Olimpiade Sains Nasional (OSN)  Tingkat Sekolah Menengah Pertama atas nama Handy Adyatama dari SMPN 2 Purworejo. Selain itu, masih ada puluhan juara tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Bupati  berharap, prestasi tersebut akan memotivasi kita semua untuk turut memberikan sumbangsih yang terbaik bagi Purworejo kita tercinta. “Karena bagaimanapun juga, dalam pembangunan daerah yang sedang dilaksanakan ini, kita membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, “tandasnya.

Pada bagian lain, Bupati juga mengungkapkan bahwa peringatan Hari Jadi tahun ini, masih diselimuti duka yang cukup mendalam terkait tragedi kebakaran Pasar Baledono pada tanggal 27 Juli 2013 lalu. “Satu hal yang ingin kami tekankan adalah bahwa Pemerintah Daerah tidak pernah tinggal diam dan terus berusaha keras untuk mengatasi persoalan tersebut, melalui langkah-langkah strategis dan nyata. Tentu saja, penanganan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan aturan yang ada, meski untuk itu Pemerintah Daerah seringkali dinilai lamban,” katanya.  


Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail