Rabu, 31 Oktober 2012

Ratusan Warga Gerudug Polres Purworejo


Dengan menggunakan empat truk, ratusan warga Desa Kaligesing, Kecamatan Kutoarjo Menggeruduk Mapolres Purworejo Selasa (30/10). Kedatangan massa ini untuk memberi dukungan moral terhadap Saryono (36), Kepala Desa Kaligesing yang sedang kesandung kasus hukum. Dukungan diberikan sebagai wujud simpati, prihatin dan peduli terhadap pimpinan mereka.

Warga meyakini kalau pimpinan mereka tidak sepenuhnya bersalah. Justru sebaliknya warga menilai sikap kepala desanya sangat loyal dan memihak terhadap masyarakat. “Pak Suyono itu kepribadianya sangat baik, jadi kasihan kalau harus menanggung sendiri,” ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya. Kedatangan ratusan warga tersebut kemudian diterima Binmas Polres Purworejo.

Secara bergantian warga selanjutnya dipertemukan dengan kepala desa yang kini tengah menjalani pemeriksaan. Menurut istri kepala desa, Afni Rositawati (30), kasus yang menimpa suaminya hanya masalah kesalahan administrasi yang berujung pada tuduhan korupsi kas desa berupa tanah bengkok yang disewakan warga sebesar Rp. 70 juta rupiah.

Afni Rositawati mengatakan, sepengetahuan dirinya masalah dana hasil penyewaan tanah bengkok hanya boleh digunakan untuk kepentingan desa. Dan selama ini suaminya sudah merealisasikan seperti aturan yang ada. Bahkan dalam penggunaan dana suaminya sudah berlaku transparan sehingga warga bisa melihat, mengawasi dan membuktikan sendiri. “Jadi letak persoalanya hanya administrasi saja. Kenapa pihak desa tidak pernah mencatat hasil penyewaan bengkok,” ungkap Afni.

Padahal, lanjut Afni, masalah sewa menyewa tanah bengkok di desanya sudah berlangsung dua periode. Yakni tahun 2009 – 2011 dan 2011 – 2012. Karena sudah berlangsung dua kali semestinya masalah tersebut sudah dicatat Kaur Keuangan dan diketahui oleh APBDES. Tapi hal itu ternyata tidak dilakukan oleh Kaur Keuangan dan APBDES sehingga suaminya yang harus bertanggung jawab. “Seharusnya jangan suami saya saja yang disalahkan, tapi mereka juga harus bertanggung jawab dan dipersalahkan,” tambah Afni.

Sementara itu, Kapolres Purworejo AKBP M. Taslim Choerodin membenarkan adanya penahanan dan pemeriksaan terhadap Saryono. Pihaknya juga tidak keberatan dan mempersilahkan warga yang ingin menjenguk dan memberi dukungan moral. “Saryono ditahan dan diperiksa trkait kasus tindak pidana korupsi kas desa hasil sewa tanah bengkok, “ kata Kapolres.


Selasa, 30 Oktober 2012

Pengecer Bensin Dituntut Dua Tahun Denda 20 M


Nasib sial dialami oleh Kliwon Juardi (46) warga RT 01 RW 02 Desa Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Gara-gara tidak membawa surat rekomendasi dari Dinas Perdagangan, Perindustrian Dan Koperasi (Disperindagkop) saat membeli BBM, pedagang bensin eceran ini dituntut dua tahun dan didenda 20 Miliar dengan tuntutan subsider tiga bulan.

Hal itu terungkap dalam persidangan tuntutan yang digelar Pengadilan Negeri Purworejo Senin (29/10). Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Akmal SH yang diwakili Dhani SH menuntut Kliwon karena dianggap telah melanggar pasal 55 UU RI No 22 Tahun 2001 tentang minyak gas dan bumi.

Dalam persidangan yang diketuai oleh Hakim Heri Soemanto SH dengan Hakim anggota Erlina Widikartikawati SH dan Arum Kusuma Dewi SH, Kliwon langsung tertunduk lesu denagn wajah pasrah. Ditemui usai sidang, Kliwon yang didampingi pengacaranya, Bambang Winaryo SH dan Samino SH MM mengatakan, dirinya sangat kaget dan tidak menduga sama sekali bakal dituntut seperti itu.

Dituturkan, selama 20 tahun lebih dirinya menjadi penjual bensin eceran tidak pernah ada masalah. Demikian juga dengan beberapa pengecer bensin lainya di wilayah Bagelen. Pola yang digunakan dalam membeli bensin di SPBU Bagelen pun sama dengan yang lainya. Yakni menggunakan jerigen. Karena itu Kliwon mengaku tidak menyangka gara-gara membeli bensin di SPBU Bagelen tanpa surat rekomendasi dari Disperindagkop lantas ditangkap dan diadili. Padahal, kata Kliwon, selama ini dirinya sama sekali belum mendapatkan sosialisasi dari dinas terkait. “Jelas saja saya bingung, hanya karena membeli BBM 25 liter tanpa surat rekomendasi langsung dituduh melanggar hukum,” kata Kliwon.

Masih kata Kliwon lagi, seandainya sudah mendapat sosialisasi dirinya pasti akan meminta surat rekomendasi. Namun karena belum mendapat sosialisasi dirinya sama sekali tidak tahu mengenai surat rekomendasi tersebut. “Saya merasa tidak bersalah. Mestinya ada sosialisasi dulu atau teguran, tapi ini tidak. Tibab-tiba saja saya ditangkap dan diadili,” ungkap Kliwon yang berharap ada keadilan untuk dirinya.

Sementara itu, Bambang Winaryo SH mengatakan, pasal 55 UU RI NO 22 Tahun 2001 tentang minyak gas dan bumi yang dikenakan pada klienya sangat tidak tepat. Dalam tuduhan itu Kliwon dianggap melakukan penyalahgunaan untuk memperoleh keuntungan perseorangan. Padahal, pada pasal penjelasan penyalahgunaan yang dimaksud seperti pengoplosan, penyimpangan alokasi BBM dan penjualan BBM ke luar negeri. “Dan saya melihat semua itu tidak ada pada Kliwon,” jelas Bambang. 

Jumat, 26 Oktober 2012

Tim Robotika SMA Negeri I Purworejo Juara I Piala Menristek


Setelah akhir September 2012 yang lalu SMA N 1 panen prestasi, pada  minggu ketiga bulan Oktober dalam berbagai event resmi kejuaraan baik tingkat lokal maupun nasional, SMA Negeri 1 Purworejo kembali membuat nama harum dan sejarah. Tidak tanggung-tanggung, puluhan kejuaraan berhasil disabet siswa SMA N 1 dalam berbagai lomba tersebut.

Waka Humas SMA N 1, Jazim Wahyudi, S.Pd., didampingi asisten Sunardi, M.Pd., menyebutkan, prestasi paling membanggakan adalah keluarnya Tim Robotika sebagai Juara I dalam lomba Robotika tingkat nasional yang berlangsung di UI  Jakarta, Sabtu (20/10) lalu.

Dalam lomba memperebutkan piala Menristek, Tim Robotika SMA N 1 yang terdiri atas Aji Setyoko (17) siswa kelas XI IPA, Andrea Pramaditya Perwira Putra (17) siswa kelas XI IPA dan Ilham Fajar Iman (16) siswa kelas X berhasil memperebutkan tropy bergengsi serta penghargaan lainnya setelah berhasil menyingkirkan rival-rivalnya yang berasal dari seluruh Indonesia.

Dalam ajang bergengsi tersebut Tim Robotika SMA Negeri 1 Purworejo menampilkan Robot jenis Line Follower dan berhasil menyisihkan 26 kontestan lainya.

Ditemui di sekolahnya, ketiga siswa itu mengaku bangga bisa keluar sebagai juara pertama. "Target kami sebenarnya hanya juara III, tapi diluardugaan justru menjadi yang terbaik," kata Aji mewakili teman-temanya. Menurut Aji, robot tersebut merupakan teknologi awal dan masih dikembangkan lagi menjadi sebuah alat yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Diantaranya, untuk penjagaan perlintasan kereta api, alarm anti maling dan pendekteksi gempa.

Prestasi lain pada tingkat nasional yang diraih adalah Juara III Nasional Lomba Poster Semarak Geografi di Yogyakarta pada 20 Oktober 2012 atas nama Tri Yanti dari kelas XII.IPA-3. Selanjutnya, pada tingkat lokal Tim Basket SMA N 1 berhasil meraih juara II pada Smansa Home Coming yang diselenggarakan oleh Smansa Kebumen.

Di ajang lomba resmi tingkat kabupaten yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pemerintah kabupaten,  SMA N 1 meraih  Juara I Karnaval Hari Jadi tingkat SMA/MA/SMK. Juara I Putri ( Sri Wahyuningsih) dan Juara III putra ( Manggar Gendro Biyen Wicaksono) Lomba Seni Poster. Juara I putri ( Septriya Luthfitasari)  dan juara III putra ( Dien Ilham Genady) lomba Orasi Kebangsaan. Juara I ( Asri Wijayanti)  dan Juara harapan I ( Aldino Dwi Baresi)  lomba story telling, juara lomba geguritan ( Intan Amalia cs), juara II Lomba gerak jalan dan  juara I lomba paduan suara.

Dalam lomba Teknologi Tepat Guna Pramuka oleh Kwarcab, tim putri SMA N 1 Purworejo terdiri atas Aiyudya Dinda Yashinta dan Eka Primadistia Kusumawardani,  menyabet juara I, sedangkan tim putra terdiri atas Aulia Rizki dan Fajar Nursodiq meraih juara harapan 1.

Kepala SMA Negeri I Purworejo Dra. Budiastuti Sumaryanti, M.Pd., menyatakan,  keberhasilan mengoleksi puluhan prestasi tersebut tak lepas dari peran Allah swt dan  kerja keras semua pihak, terutama para siswa dan guru pembimbing. “Kejuaraan-kejuaraan yang diraih tersebut makin mengukuhkan jatidiri SMA Negeri 1 Purworejo sebagai sekolah gudangnya prestasi,” katanya sambil menambahkan saat ini progam unggulan di SMA Negeri I Purworejo adalah Robotika, Zero Waste, dan Recycle.


Rabu, 24 Oktober 2012

Pengampu Bidang Kesra Harus Sering Turun Ke Lapangan


Pengambil kebijakan dan kalangan birokrasi harus peduli dengan apa yang dibutuhkan dan menjadi prioritas masyarakat. Oleh sebab itu, para pengampu bidang kesejahteraan rakyat (kesra), harus sering turun ke lapangan secara langsung. Kemudian mencari solusi terhadap kendala-kendala yang dihadapi masyarakat.

Hal itu dikatakan Bupati Purworejo dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Drs Tri Handoyo MM, ketika membuka rapat koordinasi bidang kesra, di ruang Arahiwang, Selasa (23/10). Rakor diikuti SKPD terkait, dengan narasumber dari Bappeda, DKK, Dinas P dan K, Disnakertransos dan BKBPP.

Lebih lanjut dikatakan bahwa bidang kesra sifatnya sosial, sehingga diharapkan tidak menuntut imbalan. “Yang terpenting kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat,” tandasnya.

Menurutnya, rakor ini sangat positif dan tepat agar tidak terjadi lagi kesalah-pahaman dalam menjalankan tugas dilapangan. Sehingga akan tercipta kebersamaan dan keterpanduan serta sinkronisasi program, baik di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang kesejahteraan rakyat di lingkungan  Pemkab Purworejo.

“Saya berharap ke depan betul-betul terlaksana sinergitas masing-masing satker, masing-masing pelaksana di lapangan dalam penanganan masalah-masalah kesejahteraan rakyat,” harapnya.
Terkait pembangunan bidang kesra, ada beberapa yang menjadi penekanan, antara lain perlunya terus menyosialisasikan rencana regruping SD, agar masyarakat luas memahami maksud dan tujuan kebijakan tersebut. Selain itu, ia meminta agar dipantau jangan sampai sekolah memungut biaya yang berlebihan,  termasuk bagi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Mengenai permasalahan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), diakui menjadi salah satu faktor penentu kemiskinan. Apabila dunia industri banyak yang meragukan kualitas SDM dari PMKS ini, alternatif yang perlu dikembangkan adalah pembinaan kewirausahaan. “Sehingga mereka juga tidak tergantung pada peluang kerja, justru bisa berusaha menciptakan lapangan kerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya,” katanya.

Selain itu, agar diterapkan pola pengawasan yang ketat terhadap realisasi bantuan-bantuan sosial. “Jangan sampai bantuan tidak sampai pada tempatnya, dan kalau bisa ke depan penyaluran bantuan ini dibagi secara riil, jadi berdasarkan ajuan yang masuk kemudian dibagi per daerah, agar tidak terjadi ketimpangan penyaluran bantuan,” katanya.

Selasa, 23 Oktober 2012

Aset Bank Purworejo Naik 30 persen



Upaya PD BPR Bank Purworejo untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, diwujudkan dengan melakukan berbagai terobosan, mulai pembenahan internal segi keuangan dan SDM hingga pendekatan-pendekatan persuasif terhadap nasabah. 

Karena itulah Bank Purworejo termasuk Bank yang mendapat predikat sangat bagus dari Info Bank Award, atas kinerja keuangan selama dua tahun berturut-turut. Selain itu asetnya juga selalu mengalami kenaikan.

Hal itu dikatakan Direktur Utama Bank Purworejo Wahyu Argono Irawanto SE, pada pelaksanaan undian tabungan Bank Purworejo, di kantornya Sabtu (20/10). Hadir pada undian tersebut diantaranya Wakil Bupati, Ketua DPRD, Dinsos Provinsi Jateng,  Asisten II, dan Dinas instansi terkait.

Dijelaskan bahwa untuk keuangan triwulan III tahun 2012, aset Bank Purworejo mencapai Rp 66,6 miliar. Apabila dibandingkan posisi akhir tahun 2011, naik 30 persen atau sebesar Rp 15,6 miliar. Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 32,8 miliar apabila dibandingkan posisi akhir tahun 2011, naik 25 persen (Rp 6,6 miliar). Kredit Rp 57,7 miliar apabila dibandingkan pada posisi akhir tahun 2011, naik 25 persen (Rp 11,8 miliar).

Wahyu juga mengatakan PD BPR Bank purworejo adalah satu-satunya bank yang kepemilikannya 100 persen adalah milik Pemerintah Kabupaten Purworejo. Sehingga hasil laba/keuntungan yang didapatkan, semuanya menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kemudian digunakan untuk pembangunan Purworejo. “Dengan demikian Bapak Ibu dan semua masyarakat, sudah memberikan kontribusi yang sangat berarti secara langsung untuk pembangunan daerah,” katanya

Wakil Bupati Suhar dalam sambutannya mengharapkan Bank Purworejo mampu menjadi generator pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Karena sebagian masyarakat kita sebenarnya memiliki potensi dalam berbagai bidang usaha, namun mengalami keterbatasan permodalan. “Sehingga dengan adanya kredit dari lembaga perbankan, tentu akan sangat membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya,” katanya.

Nasabah yang beruntung mendapat hadiah utama berupa sepeda motor adalah Joko Hartanto dari Perum KBN dan PDAU Purworejo. Selain hadiah utama, juga diberaikan berbagai hadiah antara lain kulkas, mesin cuci, LCD, sepeda, kompor gas, kipas angin, dan hadiah hiburan lainnya.

Senin, 22 Oktober 2012

Ngaku Polisi Tipu Mahasiswi UMP


Apa yang dilakukan oleh Septiana  Andrianto  (31) warga Desa Karang Gedang RT 02 RW I Kecamatan Sruweng, Kebumen tergolong nekad. Dengan mengaku anggota kepolisian Polres Kebumen, pemuda yang sehari-harinya sebagai  buruh swasta tersebut mengelabui Melati (21), bukan nama sebenarnya.

Akibatnya, Melati yang masih tercatat sebagai mahasiswi UMP (Universitas Muhammadiyah Purworejo) menderita kerugian sekitar Rp 20 juta. Tak hanya itu saja, tersangka juga sempat menggauli korban sampai tiga kali. Kapolsek Purworejo AKP Mangarif yang dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan adanya kasus tersebut. Dijelaskan, kasus penipuan terhadap Melati terjadi sejak Oktober 2011.

Perkenalan antara Melati dan Septiana terjadi melalui jejaring sosial Facebook. “Dari perkenalan itu keduanya lantas bertemu pertamakali di Terminal Bus Purworejo akhir Oktober 2011,” kata Mangarif. Di awal pertemuan itu tersangka mengaku sebagai anggota kepolisian Kebumen. Setelah beberapa kali pertemuan keduanya merasa cocok dan sepakat menjalin hubungan asmara.

Namun lantaran niat awalnya sudah jahat, selama dalam proses menjalin hubungan tersangka sering meminjam uang dan benda berharga kepada korban. Oleh tersangka benda – benda berharga tersebut kemudian digadaikan bahkan ada yang dijual. “Harta benda itu berupa perhiasan emas seperti kalung, cincin dan gelang,  BPKB sepeda motor Honda Beat nomor polisi AA 6207 EL, serta Laptop merek Compaq,” ungkap Kapolsek.

Awalnya korban tidak sadar kalau sudah menjadi korabn penipuan. Namun lantaran tersangka kerap sekali meminjam harta benda dan tidak pernah dikembalikan akhirnya korban mulai curiga. Kecurigaan bermula saat korban menanyakan dan meminta barang yang dipinjam dikembalikan tapi tersangka selalu beralasan. Karena barang yang dipinjam tak kunjung dikembalikan keluarga korban kemudian mendatangi rumah tersangka.

Dari sinilah kemudian diketahui ternyata tersangka sudah beristri dan mempunyai dua anak. Terungkap pula jika tersangka yang selama ini mengaku sebagai anggota polisi ternyata hanya buruh swasta. Setelah identitasnya terkuak tersangka kemudian sempat menghilang hingga beberapa waktu. Meski demikian pihak keluarga korban tetap berusaha mencari keberadaan tersangka.

Namun karena tak kunjung ketemu akhirnya keluarga korban melaporkan kasus penipuan tersebut ke Polesk Purworejo. Selain kehilangan harta benda korban juga mengaku pernah digauli oleh sebanyak tiga kali di rumah kontrakan tersangka. Tersangka kemudian berhasil ditangkap aparat Polsek Purworejo di Pasar Baledono Sabtu (16/10) lalu.

Untuk penyidikan lebih lanjut kini tersangka diamankan di Polsek Purworejo. Turut diamankan barang bukti berupa HP Blackbery dan strok gadai BPKB sepeda motor milik korban. “ Tersangka melanggar pasal 378 KUHP 372 KUHP tentang tindak penipuan dan penggelapan dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara,” jelas Kapolsek.

Sabtu, 20 Oktober 2012

SMA Negeri 3 Purworejo Bangun Masjid


Kendati belum sempurna, SMA Negeri 3 Purworejo kini sudah dilengkapi sarana ibadah berupa Masjid. Pembangunan tempat ibadah dengan ukuran 12 x 12 meter tersebut menelan biaya ratusan juta rupiah. Anggaran pembangunannya diperoleh dari Komite sekolah sebesar 35 juta, siswa, guru dan karyawan, Yayasan Al Madina Muntilan sebesar 25 juta, Sudi Silalahi 20 juta, Ning Setiowati (alumni tahun 1997 ) sebesar 11 juta dan sejumlah  donatur yang jumlahnya bervariasi.

“Saat ini pembangunan masjid terus berjalan. Meski demikian masjid sudah bisa digunakan untuk kegiatan ibadah,” kata Kepala SMA Negeri 3 Purworejo Dra, Sri Sujarotun. Dibangunnya sarana ibadah tersebut, lanjut dia, dilandasi rasa kepedulian ingin membantu warga SMA Negeri 3 Purworejo yang mayoritas muslim. Kecuali itu juga untuk memberi ruang atau fasilitas ibadah yang lebih resprentatif. “Selain sebagai tempat salat, juga untuk praktek pelajaran agama serta kegiatan keagamaan, seperti pelatihan khotbah, pembinaan agama kepada siswa agar lebih mendalam, “ ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Pembanguan Masjid Wahyudi S.Pd mengatakan, rencananya masjid tersebut nantinya akan berlantai keramik. Tembok masjid bagian dalam juga akan dipasang keramik setinggi 1 meter. Masjid juga akan diberi fasilitas tempat wudlu, WC dan kamar mandi. “ Sedang untuk lingkungan masjid nantinya akan diberi pavling hidup. Yaitu pavling blok berlubang yang bagian tengahnya akan ditanami rumput dan lainya,” jelas Wahyudi.

Meski pembangunannya dilakukan secara bertahap, dan sedikit mengalami tantangan, namun warga SMA Negeri 3 Purworejo utamanya panitia bertekad akan merampungkan pembangunan masjid tersebut. Guna kelancaran pembangunan masjid tersebut, dia berharap adanya donatur dari luar menyalurkan bantuan untuk percepatan pembangunan masjid ini.

Hingga saat ini, lanjut Wahyudi, dana yang terserap sudah mencapai Rp 100 juta lebih. Namun pembangunan masjid tersebut masih membutuhkan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu panitia masih sangat berharap bantuan dana dari para donatur. “ Bagi para donatur dari luar yang berkenan ingin memberikan bantuan dipersilahkan menghubungi panitia,” tandas Wahyudi sambil menambahkan panitia pembangunan masjid terdiri atas Drs. Rohani (Ketua I ), Wahyudi S.Pd (Ketua II), M Suyudi S.Pd (Sekretaris ) dan Saiful Hadi BA (Bendahara).

KOPISISA Gelar Lomba Sastra


Untuk memperingati HUT-nya yang 33, Kelompok Peminat Seni Sastra (KOPISISA) Purworejo akan menggelar lomba kesastraan bagi pelajar SMP, SMA, Mahasiswa, dan masyarakat umum di Purworejo dan sekitarnya. Lomba meliputi cipta puisi, cipta cerpen, dan baca puisi.

Ketua KOPISISA Purworejo Soekoso DM mengatakan, untuk lomba cipta puisi dan cerpen temanya bebas. Untuk puisi jumlah yang dilombakan masing-masing lima judul dan belum pernah dipublikasikan, sedang untuk cerpen maksimal peserta boleh mengirim dua judul.

Naskah dikirim paling lambat pada 25 Oktober mendatang ke Panitia Lomba Sastra KOPISISA 2012 di Radio Suara Irama FM jalan A Yani 13 Purworejo. Setiap naskah yang dikirim dilampiri materai Rp 6.000 yang dimasukkan ke dalam amplop.

Sedang lomba baca puisi untuk babak penyisihan dilaksanakan pada Minggu (28/10) di pendapa Kantor Kecamatan Purworejo jalan WR Soepratman dan finalnya dilaksanakan pada Minggu (4/11) di tempat yang sama. Untuk pndaftaran baca puisi masing-masing peserta dipugut kontribusi Rp 10.000.

"Kegiatan kesastraan ini rutin kita selenggarakan setiap tahun dengan tujuan untuk meningkatkan apresiasi di kalangan generasi muda Purworejo terhadap seni sastra. Dengan lomba-lomba kesastraan ini diharapkan akan melahirkan penulis-penulis muda yang berbakat," ujar Soekoso.
Soekoso mengimbuhkan, untuk para juri akan diambilkan dari aktivis sastra di wilayah Kedu dan Yogyakarta. Setiap pememang akan mendapat tropi dan piagam penghargaan. 

Pemerintah Wajib Berikan Informasi


Sejak diberlakukannya UU 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, semua penyelenggaran negara dan badan publik berkewajiban memberikan informasi kepada publik. Termasuk di dalamnya badan usaha milik negara/ daerah, partai politik, organisasi kemasyarakatan (ormas), lembaga swadaya masyarakat yang mendapat dana dari pemerintah, masyarakat maupun bantuan luar negeri. Yang membedakan hanya  infomasi dana yang harus informasikan kepada publik.

Hal itu dijelaskan Wakil Ketua Bidang Kegiatan dan Anggaran Komisi Informasi Propinsi Jawa Tegah Achmad Labib SE MM, di depan peserta sosialisai UU 14 Tahun 2008, Kamis (18/10), di gedung wanita Achmad Yani. Sosialisasi diikuti pimpinan SKPD, pengurus parpol, ormas, LSM, dibuka Sekretaris Daerah Drs Tri Handoyo MM.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada lembaga penyelenggara negara, semua informasi disampaikan ke publik. Sedangkan bagi badan publik seperti parpol, ormas dan LSM yang disampikan ke publik hanya dana yang bersumber dari pemerintah, masyarakat maupun bantuan luar negeri. “Namun demikian, ada beberapa informasi yang bersifat dikecualikan,” kata Labib.

Menurutnya, transparansi kinerja pemerintah yang semakin akuntable, akan membuat kita semakin enak. Ia mencontohkan, dalam ABPD disebutkan pengadaan sebuah komputer senilai Rp 7 juta, sementara masyarakat sendiri belum tahu rincian APBD.

Hanya berbekal informasi tersebut, masyarakat bisa menolak karena harga komputer di pasaran ada pada kisaran dibawahnya. Akibatnya muncul kecurigaan terjadinya korupsi. “Padahal bila informasi di sampaikan ke masyarakat, mereka akan tahu bahwa disitu akan muncul pajak-pajak, honorarium dan lain-lain, sehingga muncul angka Rp 7 juta,” ungkapnya.

Terkait 28 September yang ditetapkan sebagai hari hak untuk tahu sedunia, maka Komisi Informasi Propinsi pada bulan Oktober-Nopember mengadakan sosialisasi ke seluruh kabupaten/kota se Jateng.  Jateng merupakan propinsi pertama yang mendirikan KIP, dengan mendapat dukungan parpol. Sehingga seluruh parpol di Jateng, sudah siap melakukan keterbukaan informasi. Untuk itu dalam setiap sosialisasi, melibatkan  pangurus parpol sebagai nara sumber secara bergiliran.

Nara sumber lain, Bona Ventura Sulistiana SH MH selaku wakil ketua bidang penyelenggaraan informasi menyatakan bahwa lembaganya bertugas memutus sengketa informasi. Apabila salah satunya, masih keberatan bisa melakukan “banding”. Bahkan dari keputusan sengketa informasi itu bisa berimplikasi ke ranah hukum, dalam hal ini bisa ke PTUN maupun ke pengadilan negeri,” ungkapnyta.

Apabila  ada masyarakat yang meminta informasi dan telah sampai batas waktunya, ternyata informasi tersebut belum juga ditemukan, ia mengingatkan agar jangan cepat-cepat berkilah informasi tersebut termasuk yang dikecualikan. Apabila jawaban tersebut yang disampaikan, maka pihak pemohon bisa mengajukan ke proses ajudikasi. Apabila dalam proses sebelumnya pembahsan bersifat tertutup, maka dalam proses ajudikasi, terbuka untuk umum termasuk media bisa meliput. “Celakanya, pada posisi seperti itu bayak kepentingan, bisa saja informasi yang merugikan termohon, terbuka oleh lingkungannya sendiri,” katanya mengingatkan.

Jumat, 19 Oktober 2012

Purworejo Terbitkan Regulasi KIP


Menindaklanjuti amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Pemerintah Kabupaten Purworejo telah menerbitkan beberapa regulasi. Dengan upaya tersebut, keterbukaan informasi publik diharapkan benar-benar dapat diwujudkan.

Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah Purworejo Drs Tri Handoyo MM, ketika membuka sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, di gedung wanita A Yani, Kamis (18/10). Sosialisasi yang diselenggarakan Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah itu, diikuti perwakilan dinas/instansi, LSM, maupun organisasi sosial kemasyarakatan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap badan publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses informasi publik yang berkaitan dengan badan publik tersebut untuk masyarakat luas. Melalui mekanisme dan pelaksanaan prinsip keterbukaan, akan tercipta kepemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang transparan dan akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki.

Menurutnya, hak atas informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik, penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggung-jawabkan. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik, meskipun tidak semua informasi bisa diperoleh begitu saja, karena tetap ada rambu-rambu dan kategorisasi informasi.

Dua Pelaku Perampokan Toko Emas Berhasil Ditangkap


Dua dari enam pelaku perampokan toko emas di Pasar Grabag beberapa waktu lalu berhasil ditangkap Satuan Reskrim Polres Purworejo. Kedua tersangka tersebut adalah Sutirto (32) warga Desa Kliwonan Kecamatan Banyuurip Purworejo dan Subeno (26) warga Desa Nambangan RT 05 RW 03 Kecamatan Grabag Purworejo.

Sutirto tertangkap di sebuah di depan kampus IPDN Jatinangor Sumedang Jawa Barat Sabtu malam (13/10. Sementara Subeno ditangkap di Desa Widoro RT 06 RW 01 Kecamatan Karangsambung Kebumen Selasa (15/10). Dihadapan penyidik dan sejumlah wartawan, keduanya mengakui sebagai pelaku perampokan toko emas pasar Tlogo, Kecamatan Mirit Kabuapten Kebumen beberapa waktu lalu.

Dikatakan, sebelum melakukan aksi perampokan di toko emas di pasar Grabag komplotan tersebut sudah merencanakan sebulan sebelumnya. Terkait dengan senjata api yang digunakan merampok, keduanya mengaku ada kawannya yang menyediakan. “ Kawan yang diluar Jawa sudah menyiapkan dan kami tinggal pakai saja, “ kata Subeno.

Diungkapkan, setelah perampokan tersebut Sutirto mengaku sudah mendapat bagianya. Sedang hingga saat ini Subeno mengku belum mendapat bagianya. Kapolres Purworejo AKBP Taslim Choerodin SH MIK menjelaskan, penangkapan terhadap pelaku perampokan tersebut berdasarkan pengembangan dari informasi Sutirto yang terlebih dulu berhasil diringkus.

Sehari sebelumnya, jelas Kapolres,  Subeno berada di Purworejo, namun saat akan ditangkap berhasil kabur ke Kebumen. “ Namun berkat kesigapan petugas akhirnya Subeno bisa ditangkap di daerah Karangsembung, Kebumen“ kata Kapolres.

Dikatakan, ada dugaan kuat kedua pelaku tersebut sebagai otak perampokan. Hal itu lantaran kedua pelaku tersebut adalah warga asli Purworejo yang lebih tahu seluk beluknya dibanding kawanan lainya yang berasal dari luar Jawa. “Paling tidak keduanya mempunyai peran penting dalam aksi perampokan itu,” jelas Kapolres.

Guna pengusutan lebih lanjut, kedua pelaku tersebut kini diamankan di tahanan Polda Jawa Tengah. Dari informasi dilapangan, baik Sutirto maupun Subeno selama ini dikenal sebagai preman kampung yang suka membuat keributan. Keduanya juga sering berkelahi jika ada tontonan di alaun-alun maupun orang punya hajad.

Seperti pernah diberitakan, tiga toko emas di pasar Grabag, Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo dirampok oleh enam orang bersenjata api. Dalam aksi siang bolong tersebut perampok berhasil membawa kabur emas sekitar 2 kg. Kawanan itu juga sempat merampas sebuah sepeda motor Suzuki Thunder.

Kamis, 18 Oktober 2012

Wartawan Purworejo Kutuk Kekerasan Terhadap Jurnalis


Puluhan wartawan di Kabupaten Purworejo menggelar long march, mengutuk aksi kekerasan terhadap jurnalis, Rabu (17/10). Mereka berjalan dan berorasi dari kawasan eks bisokop Bagelen, alun-alun, Kodim hingga gedung DPRD. Saat longmarch, peserta aksi semakin bertambah ketika mahasiswa dari PMII dan HMI Purworejo ikut bergabung.

Menurut koordinator aksi yang juga jurnalis Trans TV Heri Sugiarto, aksi itu digelar sebagai bentuk keprihatinan terhadap kekerasan yang dialami sejumlah wartawan saat meliput kecelakaan pesawat di Riau. "Kami prihatin dengan kekerasan yang masih saja terjadi dan menimpa rekan jurnalis. Padahal ada undang-undang yang melindungi kami dalam bertugas," katanya.

Selain berorasi, sepanjang jalan para peserta aksi juga memberikan bunga kepada anggota TNI dan warga di sepanjang jalan. "Kami bukan musuh, kami sahabat, jadi hargai tugas kami," tegasnya.


Rabu, 17 Oktober 2012

SMP Negeri 25 Purworejo Segera Miliki Mushola


Untuk meningkatkan pelayanan di bidang agama dan membentuk karakter bangsa, SMP Negeri 25 Purworejo yang sebagian besar siswanya beragama Islam kini tengah membangun Mushola. Pengerjaan Mushola yang berlokasi di samping depan tersebut sudah mencapai sekitar 75 persen.

Tempat ibadah dengan ukuran 10 x 8 meter itu nantinya akan menggantikan Mushola yang sudah ada namun tidak lagi memadai. Pembangunan Mushola yang menelan biaya Rp 70 juta tersebut berasal dari sumbangan para wali murid tahun ajaran 2011 / 2012.

Pembangunan Mushola itu sendiri sudah dimuali sejak bulan September 2012. Kepala SMP Negeri 25 Purworejo Drs. Paijo mengatakan, mushola tersebut nantinya akan digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti sholat Dzuhur berjamaah, sholat Duha, pengkajian Alqur’an, latihan kultum serta baca  tulis Alqur’an.

Disamping itu juga akan dimanfaatkan untuk sholat idul fitri dan idul adha. “Yang terpenting ,  pembangunan mushola ini diprakarsai oleh komite SMP Negeri 25 Purworejo,” katanya. Diharapkan, dengan adanya Mushola itu nantinya ilmu para siswa di bidang agama akan semakin meningkat. “Mushola tersebut juga bisa digunakan oleh masyarakat sekitar,” tambahnya

Senin, 15 Oktober 2012

Kemenag Latih Hakim MTQ dan STQ


Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Purworejo melalui Seksi Pekapontren dan Penamas menyelenggarakan Pelatihan Hakim MTQ dan STQ di aula setempat, belum lama ini. Pelatihan diikuti 71 peserta yang terdiri Pengurus LPTQ Kecamatan, Hakim MTQ Kecamatan, serta pegawai KUA yang membidangi MTQ.

Kepala Kankemenag Drs H Nurudin MPdI yang diwakili oleh Kasubag TU H Miftah MAg mengungkapkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan hakim pada pelaksanaan MTQ di kecamatan dan mendorong pelaksanaan MTQ yang ideal dan sesuai standar. Selain itu juga untuk memberikan gambaran secara sederhana agar familiar dengan istilah perhakiman serta memotivasi dan mendorong penyelenggaraan MTQ/ STQ dari tingkat paling bawah. Sehingga bibit-bibit unggul MTQ dan STQ semakin banyak bermunculan.

Dikatakan bahwa sesuai dengan komitmen Kementerian Agama yang secara rutin menyelenggarakan MTQ/STQ dari tingkat kabupaten hingga pusat, adalah untuk memasyarakatkan Al Qur’an. “Saya berharap kualitas penyelenggaraan MTQ/STQ meningkat serta lebih berdaya guna dan berhasil guna,” harapnya.

Dalam kegiatan ini, disampaikan beberapa materi kepada peserta, yakni Teknik Penyelenggaraan MTQ/ STQ oleh H Miftah MAg, Teknik Penilaian Bidang Tajwid dan Fashohah Adab oleh H Faizin Sofyan, serta Teknik Penilaian Bidang Lagu dan Suara oleh Sumarni.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Bupati Purworejo Tandatangani Juknis E-Audit


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dan Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa Tengah Ign Bambang Adiputranta SH MSi, menandatangani keputusan bersama di kantor BPK RI Semarang, Jum’at (12/10). 

Keputusan Bersama itu tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Informasi Untuk Akses Data Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab Keuangan Negara. Selain Bupati Purworejo, penandatanganan juga dilakukan oleh Bupati Temanggung dan Bupati Karanganyar. 

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mewakili dua kepala daerah lainnya, menyampaikan apresiasi dan dukungan atas upaya BPK dalam memperbaiki pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang ada di daerah melalui suatu sistem yang lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel, atau yang lebih dikenal dengan istilah e-Audit. 

 “Kami sangat memahami bahwa akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah tugas dan tanggungjawab  kita semua, karena anggaran yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik dari APBN, APBD, Bantuan Pemerintah sepenuhnya harus dipertanggungjawabkan pada rakyat melalui wakil-wakilnya, yang secara Nasional akan disampaikan BPK kepada DPR RI,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka saat ini penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik juga dituntut berbasis elektronik (e-Government). Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, secara bertahap diharapkan bisa membangun sistem informasi yang terintegrasi, yang akan menghasilkan birokrasi yang cepat, akurat, efisien dan transparan. 


“Sehingga harapan Reformasi Birokrasi sebagaimana ditetapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yaitu kita memiliki Birokrasi kelas dunia pada tahun 2025 akan menjadi realita,” harapnya.

Menurutnya, penerapan e-Audit ini merupakan suatu kemajuan dalam hal pemeriksaan dan akan semakin menjamin kevalidan dan transparansi dari data-data yang diperlukan dalam suatu kegiatan pemeriksaan. Di sisi lain e-Audit ini manfaatnya sangat besar bagi pemerintah daerah sebab dapat membantu dalam melaksanakan pembinaan ke seluruh SKPD maupun dalam membuat Laporan Pertanggungjawaban APBD, sehingga memiliki nilai akuntabilitas dan transparansi yang tinggi. 

Ia menegaskan bahwa setiap daerah yang memiliki komitmen dalam mewujudkan good governance, tentu siap untuk melaksanakan sistem e-Audit ini. Karena dengan adanya sistem teknologi yang terbaru ini, diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar pekerjaan berbagai pihak terutama dari pihak pemeriksa atau auditor. Begitu pula dengan akurasi data, dengan sistem online ini tentunya data yang sudah dikirim tidak bisa dimanipulasi lagi, sehingga memiliki akuntablitas yang tinggi.

Sementara Bambang Adiputranto menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan keputusan bersama itu  adalah adanya komitmen dari semua pihak yang menyadari pentingnya manfaat dari keputusan bersama ini sebagai bentuk keinginan kuat dari seluruh jajaran untuk mewujudkan tata pemerintahan dan pengelolaan keuangan negara yang baik (good governance).  

Menurutnya, pemeriksaan berbasis elektronik atau e-audit yang dilaksanakan BPK tidak mengubah pelaksanaan pemeriksaan yang dilaksanakan BPK selama ini. “Perubahan pemeriksaan ini sebatas pada pengembangan metodologi pemeriksaan yang sebelumnya pengumpulan dan analisa data dilaksanakan secara manual atau semi komputerisasi, berkembang menjadi secara elektronik,”ungkapnya.

Kamis, 11 Oktober 2012

KPA Kabupaten Belum Optimal Tangani AIDS


Pemerintah Kabupaten Purworejo sangat komitmen dengan upaya pemberantasaan penyakit HIV/AIDS. Hal itu telah tertuang dalam rencana strategis (renstra) dan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD). Tim pun telah dibentuk melalui SK Bupati yang melibatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

Penegasan itu disampaikan Plt Assisten Sekda bidang Administrasi, Umum dan Kesra Drs Sigit Budimulyanto MM dalam audiensi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Tengah di Ruang Otonom Setda, Rabu (10/10). Tim KPA Provinsi Jawa Tengah dipimpin Giyono, disertai sejumlah anggota lainnya.

Lebih lanjut Sigit mengakui bahwa tim KPA kabupaten memang belum bekeja optimal seperti yang diharapkan. Namun disisi lain, banyak organisasi kemasyarakatan (ormas) yang eksis justru eksis, dengan terjun langsung ke lapangan, baik ke masyarakat maupun ke sekolah.

Pada kesempatan yang sama, Giyono mengungkapkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Purworejo relatif kecil. Namun ia mengingatkan bahwa HIV/AIDS ibarat fenomena gunung es. Yang nampak kecil, namun sesungguhnya dibalik itu sangat besar.  “Kendati Kabupaten Purworejo tidak ada lokalisasi, namun bukan berarti kemungkinan penyebaran HIV/AIDS tidak terjadi,” katanya.

Menurutnya, permasalahan HIV/AIDS saat ini bukan hanya masalah kesehatan saja, namun sudah menjadi masalah sosial masyarakat. Untuk itu pananggulanganya tidak hanya secara medis saja, melainkan melalui pendekatan ke masyarakat melalui pemberdayaan.

“Melalui upaya medis tidak bisa menyembuhkan, yang bisa hanya mempertahankan. Minimal memperpanjang umur. Itupun biayanya sangat tinggi, tiap orang mencapai Rp 13.500.000 pertahun. Sebagai korbannya ibu rumah tangga bahkan anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Sedang upaya preventif melalui dengan jalan pemberdayan masyarakat.” katanya.

Untuk itu ia minta agar semua SKPD ikut mendukung kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaannya secara sinergi, tidak berjalan sendiri-sendiri. Diharapkan kedepan kelembagaan dibentuk berdasarkan peraturan yang berlaku. Sekretariat berdiri sendiri, diisi seorang sekretaris dari orang luar, mantan pejabat eselaon dua, minimal tiga.

Ditambahkan oleh drg Dwitya Supriyana MKes dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo bahwa KPA Purworejo telah melakukan kegiatan. Dalam pelaksanaan, diakui ada beberapa kendala-kendala dan permasalahan. Diantaranya konselor aktif yang dimiliki hanya satu orang. Bahkan saat ini konselor tersebut promosi menjadi pejabat di struktural dan alih tugas di SKPD lain. Karena tidak adanya lokalisasi, keberadan PSK sulit dipantau. Yang bisa dilakukan hanya pemeriksaan di lembaga pemasyarakatan baik rutan maupun  lapas anak.

“Peyakit ini kemungkinan kecil menular lewat sosial, seperti bersentuhan, air, makan bersama. Sehingga bagi penderita jangan diisolasi atau dikucilkan. Pernah ditemukan penderita di salah satu pedesaan, penderitanya sangat lugu dan tidak melakuan hubungan seks yang tidak sehat. Namun kenyataannya bisa terkena HIV, sampai saya sangat sulit menganalisanya,” katanya.

TMMD Sengkuyung Tahap II TA 2012 Dimulai


TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II tahun 2012, dibuka oleh Dandim 0708 Kabupaten Purworejo Letkol Ade Andrian selaku Inspektur Upacara  di Halaman Balai desa Sambeng Kecamatan Bayan, Rabu (10/10). Pembukaan TMMD secara simbolis ditandai dengan penyerahan alat kerja dan pemukulan kentongan disaksikan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Ketua DPRD Yuli Hastuti, Sekda, Asisten Sekda, Camat Bayan dan undangan Lainnya.

Dansatgas Perwira Seksi Teritorial Kapten Infantri Bambang Wahyudi melaporkan pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap II tahun 2012 dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 30 Oktober 2012.Sebelum pelaksanaan telah dilaksanakan Pra TMMD selama 30 hari yaitu tanggal 10 september s/d 09 Oktober 2012.

Dijelaskan bahwa sasaran fisik berupa pembangunan rabat beton sepanjang 1.025 meter dan lebar 80 cm X 2, pembuatan drainase kanan/kiri jalan sepanjang 1.025 meter,pembuatan Pos ronda dan rehab masjid masing-masing  1 unit. Sasaran tambahan berupa rehab Rumah warga 5 unit dan mengadakan penghijauan lingkungan.

Sasaran non fisik berupa penyuluhan bidang bela negara dan pertahanan negara, kamtibmas,penanggulangan bencana alam, lingkungan hidup, perikanan dan kelautan, agama, kesehatan dan pelayanan KB, pendidikan dan kebudayaan, pertanian dan kehutanan, pemutaran film dan mengadakan pasar murah.

Untuk kegiatan TMMD diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 256.480.000 yang berasal dari APBD Propinsi Rp 113 juta, APBD Kabupaten Rp 50 Juta, swadaya masyarakat Desa Sambeng Rp 58.480.000,stimulan SST dari pemda sebesar Rp35 juta. Setiap hari dikerjakan oleh  133 orang terdiri dari TNI 40 orang, Polri 5 orang, masyarakat Desa Sambeng 75 orang dan dari dinas terkait 134 orang.

Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Pramono Edhi Wibowo dalam amanatnya yang dibacakan Dandim 0708 Purworejo Letkol  mengungkapkan penyelenggaraan  TMMD ke 89 kali ini terdapat 61 sasaran terutama di daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pulau tertular, serta di daerah kumuh perkotaan yang sangat membutuhkan bantuan dan perhatian pemerintah.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini sasaran fisik, diarahkan pada pembangunan infrastruktur yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat. Sedangkan sasaran non fisik diarahkan pada kegiatan yang dapat menggugah kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Apabila sasaran ini tercapai, maka akan mendorong terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat,” katanya

Rabu, 10 Oktober 2012

Pelatihan Membuat Dawet Ireng


Guna melestarikan salah satu ikon Kabupaten Purworejo, Tim Penggerak PKK Kabupaten Purworejo mengadakan pelatihan ketrampilan pembuatan dawet ireng, di aula kantor PKK Kabupaten Purworejo, beberapa waktu lalu. Pelatihan yang diikuti remaja dan kader PKK itu, juga diisi dengan materi ceramah peningkatan kesadaran bela negara.

Ketua penyelenggara Ny Hartiti Soekoso dalam laporannya menyampaikan, pelatihan ketrampilan dan ceramah bela negara diikuti oleh 34 orang dari tiga kelurahan di Kecamatan Purworejo yaitu dari Kelurahan Purworejo, Pangenjurutengah dan Kelurahan Pangenrejo. 

Sedangkan tujuan dilaksanakan pelatihan yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para remaja dan kader PKK untuk dapat berwira usaha, serta menumbuhkan semangat berani membuka usaha rumah tangga dengan mandiri. Disamping itu, untuk meningkatkan kesadaran bela negara kepada para peserta sebagai warga negara Indonesia.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purworejo Ny Yaminah Suhar SH dalam sambutannya menyampaikan, TP PKK secara khusus memperhatikan minuman dawet ireng yang telah dikenal luas sebagai jenis kuliner khas Purworejo. “Apalagi kedepan kalau memungkinkan secara hukum akan diberikan hak paten, apalagi Purworejo telah memecahkan rekor MURI minum dawet ireng yang mencapai 11.999 orang,” katanya.

Senin, 08 Oktober 2012

Mantri Pengairan Bayan Dinilai Tim Kementerian PU


Bagi Mantri Pengairan Bayan, Ngaderi, Kamis, 4 Oktober 2012 kemarin merupakan hari yang sangat mendebarkan. Pada hari itu dilakukan penilaian lapangan lomba Pemilihan Petugas O & P Jaringan Irigasi dan Rawa Teladan tingkat Nasional. Tidak demikian bagi tim juri dari Kementerian Pekerjaan Umum. Mereka tampak larut dalam kegembiraan bersama masyarakat Desa Bringin, Kecamatan Bayan dan sekitarnya.

Pada hari itu tim juri memang dijadwalkan untuk melalukan penilaian lapangan ke Kemantren Bayan, UPT Dinas Pengairan Wilayah Purworejo. Dipimpin oleh Ir. Soekrasno, Dipl.HE., tim juri lebih dulu diterima Bupati Purworejo, Drs. H. Mahsun Zain, M.Ag. di Ruang Pringgitan sekitar pukul 14.30 WIB. Dalam sambutannya, Bupati Purworejo tentu berharap agar Kabupaten Purworejo yang mewakili Provinsi Jawa Tengah bisa menjadi juara nasional lagi seperti tahun 2011 lalu.

Sedangkan Ir. Soekrasno, Dipl.HE menyampaikan bahwa lomba ini bukan sekedar mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah. “Lebih dari itu, ini adalah ajang silaturahmi sesama petugas O&P irigasi di seluruh Indonesia. Sehingga mereka bisa saling menularkan ilmunya dalam hal pengelolaan irigasi.” kata beliau. 

Selain beliau, tim juri terdiri dari Ir. Bekti Sudarmanto, Sp.1, Ir.Prasidananto Nugroho, M.Eng., Ir. Pandi Hutabarat, M.Sc. serta Drs. Erwin H. Ravael, M.Surv.
Selanjutnya rombongan segera bergegas menuju Kemantren Bayan di Desa Bringin Kecamatan Bayan. Didampingi Sekretaris Daerah, Drs. Tri Handoyo, MM. serta Kepala Dinas Pengairan, Ir. Susanto, Sp.1 rombongan tampak kaget ketika sampai di Kantor Kemantren Bayan yang berada disamping Bendung Jrakah tersebut.

Mereka disambut kerumunan warga masyarakat yang memenuhi sekitar Kantor Kemantren Bayan. Turun dari mobil, rombongan disambut pementasan seni Kuda Lumping, yang di Purworejo sendiri lebih dikenal dengan sebutan ‘Jaran Kepang’.   Tim juri didampingi Sekretaris Daerah tampak berbaur bersama masyarakat dan para penari ikut memainkan Kuda Kepang disambut tepuk tangan meriah dari masyarakat.

Selesai penyambutan, tim juri segera melaksanakan penilaian yang dimulai dengan verifikasi administrasi. Dengan dilayani oleh beberapa staf UPT Purworejo, tim juri meneliti dan menanyakan masalah administrasi kelembagaan. Setelah selesai, giliran tim juri melakukan tinjauan langsung ke lapangan. Penilaian ini sendiri merupakan sesi kedua dari penilaian tingkat Nasional.

Sebelumnya telah dilakukan sesi pertama yaitu sesi pemaparan yang dilaksanakan pada tanggal 4 – 7 Juli 2012 di Makassar, yang mana Mantri Kemantren Bayan, Ngaderi berhasil meraih nilai tertinggi pada sesi tersebut. Pada final tingkat Nasional ini, selain Mantri Pengairan Bayan yang mewakili Jawa Tengah juga terdapat empat daerah lain, yaitu dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, DI, Yogyakarta serta Sulawesi Selatan.

Jumat, 05 Oktober 2012

Hari Jadi Sebagai Wahana Introspeksi


Momentum peringatan Hari Jadi ke 1111 Kabupaten Purworejo, hendaknya digunakan sebagai wahana introspeksi diri. Merenungkan apa saja yang telah berhasil dilaksanakan dan mengidentifikasi hal-hal yang belum dapat kita selesaikan.

Hal itu diungkapkan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain Mag, di hadapan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Purworejo, dalam rangka Peringatan hari Jadi ke 1111 Kabupaten Purworejo, Jum’at (5/10). Rapat paripurna istimewa dipimpin Ketua DPRD Purworejo Yuli Astuti, dan diikuti anggota DPRD serta pejabat dari seluruh instansi.

Menurut Bupati, dari tahun ke tahun, Kabupaten Purworejo selalu mengalami berbagai macam dinamika kehidupan, baik sosial, politik maupun  pembangunan. Tantangan, hambatan dan harapan  juga  menyertai dinamika tersebut. 


“Semua itu  merupakan pengalaman yang harus kita jadikan motivasi  untuk menatap masa depan yang lebih optimis dan menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang maupun yang akan terjadi,” katanya.Setelah rapat paripurna, sore harinya peringatan hari jadi dilanjutkan dengan prosesi di altar Kayu Arahiwang Kelurahan Borowetan.

Selasa, 02 Oktober 2012

Ratusan Mahasiswa STAINU Demo Yayasan

Ratusan mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STAINU Purworejo menggelar demo di kampus STAINU Jalan Lingkar Utara Senin (1/10).

Demo cukup tegang dan penuh emosi serta diwarnai dengan pembakaran ban bekas maupun simbul – simbul STAINU. Meski demikian tidak ada satupun perwakilan yayasan yang menemui para mahasiswa. Dalam orasinya para mahasiswa menuntut agar pihak yayasan memperbaiki sistem pendidikan, memperbaiki fasilitas agar lebih representatif serta menginginkan transparasi pengelolalaan keuangan maupun perbaikan manajamen STAINU.

“Kami ingin tiga tuntutan tersebut segera dipenuhi karena yang kami sampaikan sangat krusial dan yayasan harus segera merealisasikan, “ kata Norman Hakim selaku Ketua DPM STAINU. Dikatakan, saat ini banyak yang tidak beres di STAINU. Dicontohkan, selama ini kuliah hanya menggunakan papan tulis dan banyak dosen yang bingung saat mahasiswa menanyakan hasil nilai setelah ujian. “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, “ katanya.

Tawuran Pelajar Indikasi Rendahnya Moralitas Bangsa


Maraknya tawuran antar pelajar, mahasiswa dan kelompok masyarakat akhir-akhir ini, menunjukkan rendahnya moral bangsa Indonesia. Kondisi tersebut diperparah dengan maraknya kasus korupsi, yang banyak  menjerat para pemimpin.

Hal itu diungkapkan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Tengah Bambang Ariawan, di sele-sela membuka acara Konferensi ke VIII HMI Cabang Purworejo, belum lama ini, di gedung PGRI. Konfercab juga diisi dengan seminar yang menghadirkan nara sumber Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs Bambang Ariyawan MM, Ketua Komisi D DPRD Drs Zusron, dan Ardianto Wahid dari UMP.

Dikemukakan oleh Ketua HMI Jateng bahwa ia merasa khawatir atas tingkat moralitas bangsa saat ini. “Kondisi tersebut disebabkan antara lain karena pedidikan di Indonesia lebih menekankan pada nilai akademik, dibanding pendidikan karakter,” ungkapnya.

Terkait dengan hal itu, menurutnya keberadan HMI cukup strategis untuk ikut ambil peran dalam pendidikan karakter. Di lingkungan masyarakat, HMI bisa membuat programn yang menyentuh masyarakat, misalnya mendirikan pendidikan bahasa Inggris. Di lingkungan kampus, HMI bisa membina anggotanya. Bagi anggota HMI dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), bisa merintis untuk pendidikan karakter, mengingat pendidikan karakter lebih sulit dan lama di bidang lain.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM, mengungkapkan bahwa perekrutan guru pada dasarnya bisa dibedakan menjadi dua. Yaitu perekrutan yang dipersiapkan sejak awal dan crass program.

Guru yang dipersiapkan sejak awal, perilakunya dari sikap hingga tidak tanduknya menunjukkan seorang guru yang perlu diteladani siswa. Mereka dipersiapkan sejak awal, layaknya menyiapkan seorang jendral. Berbeda dengan guru yang perekrutannya secara crass program. Guru yang seperti ini hanya mentransfer ilmunya kepada murid.

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail