Selasa, 31 Juli 2012

Stok Kedelai Di Purworejo Cukup Banyak


Setelah beberapa waktu persoalan kedelai meresahkan sejumlah pengrajin tahu dan tempe kini berangsur-angsur pulih. Di Kabupaten Purworejo harga kedelai kini sudah normal kembali. Jika sebelumnya harga mencapai kisaran Rp 8000,- per kg sekarang hanya sekitar Rp 7500 per kg. Selain itu untuk stok kedelai di Kabupaten Purworejo lebih dari cukup.

Sehingga para pengrajin tahu dan tempe tidak perlu khawatri lagi. Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas perindustrian Perdagangan dan Koperasi Dra Suhartini MM di ruang kerjanya belum lama ini. Dikatakan, kendati kelangkaan kedelai sudah menjadi persoalan nasional, namun Kabupaten Purworejo tidak terpengaruh sama sekali. Di Kabupaten Purworejo kedelai cukup banyak dan mudah ditemui.

Stok di tempat para penjual kedelai juga cukup banyak. Ratusan pengrajin tahun maupun tempe tetap memproduksi dan tidak ada yang mengeluh kesulitan bahan. “Artinya sejak awal kebutuhan kedelai di Purworejo aman-aman saja dan tidak terpengaruh daerah lain,” kata Suhartini. Disebutkan saat ini di Purworejo terdapat 200 pengrajin tahu dengan perincian 16 perusahaan dan 186 centra.

Sementara untuk penghasil tempe sebanyak 848 pengrajin. Kebutuhan kedelai para pengrajin tahu sekitar 30 – 60 kg per hari. Sedang untuk pengrajin tempe antara 10 – 15 kg per hari. Suhartini mengakatan, disamping kebutuhan kedelai yang cukup, ketersediaan bahan pokok lainya menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini juga memadai. “Stok sembako seperti beras, minyak goreng, gandum, telur, daging dan lainya cukup banyak. Kalupun ada kenaikan harga masih dalam batas wajar,” tambahnya.

Bupati Sampaikan KUA PPAS 2013


Proses perencanaan APBD tahun anggaran 2013 oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo dan DPRD mulai dilaksanakan. Hal iitu sejalan dengan disampaikannya Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2013, oleh Bupati Purworejo di hadapan rapat paripurna DPRD Purworejo, Senin (30/7).

 Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengungkapkan, Rancangan KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2013 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2013. Kebijakan pembangunan daerah yang terdapat dalam RKPD Tahun 2013  didasarkan pada evaluasi hasil pembangunan tahun lalu, kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan serta mempertimbangkan perlunya sinkronisasi program nasional, provinsi dan kabupaten.

Menurutnya, kebijakan tersebut dijabarkan dalam prioritas pembangunan Kabupaten Purworejo Tahun 2013, yaitu  (1) Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance), (2) Penurunan Angka Kemiskinan, (3) Kesehatan, (4) Pendidikan, (5) Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis yang berdaya saing, (6) Pembangunan Infrastruktur yang Pro Investasi dan Berkelanjutan.

Dalam rancangan tersebut, jumlah pendapatan daerah tahun anggaran 2013 sesuai kebijakan yang disusun, direncanakan sebesar Rp 1.079.147.117.640. Sedangkan eseluruhan belanja daerah dalam tahun anggaran 2013 direncanakan sebesar Rp 1.099.749.117.640.

Lebih lanjut Bupati mengungkapkan, kebijakan anggaran Belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Purworejo yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. “Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan,”tandasnya.

Pemerintah Kabupaten Purworejo menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. “Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target,”ungkapnya.

Perajin Gula Kelapa Kunjungi Pembuatan Gula Semut


Sebanyak 25 perajin gula kelapa dari Desa Ketawangrejo ngangsu kawruh pembuatan gula semut di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, beberapa waktu yang lalu . Perajin di Desa Jatimulyo merupakan perajin yang sudah terampil dalam pembuatan gula semut, dan produknya telah merambah ke pasaran internasional.

Menurut Amnan Firdaus SE MM selaku Kasi IKAHH Dinas Perindagkop Purworejo, kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pelatihan sebelumnya. Dinas Perindagkop memprogramkan kunjungan lapangan ini guna memantapkan keyakinan dan pengetahuan dalam pembuatan gula semut para peserta pelatihan pembuatan gula semut.

Menurut Amnan, banyak hal yang diserap dalam kegiatan tersebut, baik tentang pembuatan gula semut maupun tentang pohon kelapa organik. Akan tetapi ada poin penting pada kunjungan tersebut, yaitu mengenai peluang untuk kerjasama. Karena saat ini ada pesanan gula semut untuk ekspor sebanyak 75 ton dan mereka belum sanggup memenuhinya. Mereka menawarkan kepada para perajin gula kelapa Ketawang untuk bisa memenuhi kekurangan tersebut.

"Ini yang diharapkan dari kunjungan lapangan ini, sekarang tinggal kembali ke kemauan para perajin Desa Ketawangrejo dalam mensikapinya bagaimana", katanya.
Ponco Disastro selaku ketua kelompok perajin gula Desa Ketawang mengungkapkan, pihaknya sudah membahas hal itu dan akan mencoba untuk memenuhi permintaan tersebut. “Semoga dapat berhasil dan terjalin kerjasama yang bagus,"harapnya. 


Sabtu, 28 Juli 2012

Pengendara Motor Tewas Tergilas Bus


Pengendara sepeda motor Supra X dengan nopol AA 2550 PL bernama Imam Farid (17) tewas seketika ditempat kejadian setelah tergilas Bus Santoso. Peristiwa mengenaskan yang merenggut nyawa warga Pringgelan RT 1 RW 4 Kecamatan Pituruh tersebut terjadi Kamis sekitar pukul 14.30 di pertigaan Lengkong arah Banyuurip.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian bermula saat korban melaju kencang dari arah barat atau Kutoarjo menuju arah kota Purworejo. Menurut sejumlah saksi saat di lokasi kejadian laju kendaraan korban terlalu ke kanan hingga melewati marka jalan.

Pada saat bersamaan dari arah timur muncul Bus Santoso nopol AA 1488 CA jurusan Semarang-Purwokerto yang dikemudikan oleh Ahmad Wahid (57) warga Tempur, Magelang. Akibatnya tabrakan tidak bisa dihindari. Korban menabrak badan bus bagian depan sebelah kanan dan kakinya tersangkut. “Korban dan motornya terseret hingga sekitar lima meter,” kata sejumlah saksi.

Korban tewas dengan luka pada bagian muka, dada, dan kaki kanan patah. Upaya evakuasi korban cukup memakan waktu lantaran motor terjepit badan bus. Jenazah korban kemudian dibawa RS Saras Husada untuk dilakukan visum. Sementara supir diamankan di Satlantas Purworejo.

Jumat, 27 Juli 2012

Selama Ramadhan dan Idul Fitri Pemkab Gelar Pasar Murah


Untuk meringankan beban masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu dalam membeli kebutuhan pokok selama bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, Pemkab Purworejo menggelar pasar murah. Pasar murah dibuka Plt Assisten Sekda bidang Perekonomian, Pembangunan dan LH Ir Jumali di Kecamatan Gebang, Kamis (26/7).

Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Purworejo, Dra Suhartini MM, menginformasikan bahwa pasar murah rencananya akan dilaksanakan sebanyak 22 kali. Dari jumlah tersebut, 17 kegiatan dilaksanaan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri di 16 kecamatan. Waktu penyelenggaraan mulai tanggal 26 Juli hingga Agustus mendatang.

Pihaknya menggandeng UKM dan IKM hasil binaan, seperti UKM Karya Abadi, KUB Karya Tani, Mitra Sejahtera, Rahayu, Jakati, UD Sridadi, dan sebagainya. “Kami berharap subsidi sembako ini bisa dirasakan masyarakat yang membutuhkan, kendati belum dapat memenuhi kebutuhan secara merata dan belum sesuai yang diinginkan”katanya.

Berbagai kebutuhan masyarakat disediakan dalam penyelenggaran tersebut, mulai sembako hingga kue dan pakaian. Barang dijual lebih murah dibanding harga di pasaran, karena mendapat subsidi dari pemerintah. Satu pak garam dapur dijual seharga Rp 1.500, cabe rawit/kriting Rp 2.000 per ons, bawang merah Rp 6.000 per kg, bawang putih Rp 12.000 per kg, gula pasir Rp Rp 10.500 per kg, minyak goreng Rp 9.500 per liter, beras jenis IR 64 tiap kemasan isi 2,5 kg seharga Rp 16.000, telor ayam Rp 14.500, gula kelapa Rp 11.500.

Sementara Mujiyati warga Rt/Rw 2/1 Desa Gebang, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah. Untuk memenuhi kebutuhan dapur ia bisa menghemat sekitar Rp 6-7 ribu, bila dibanding membeli di warung-warung.

Bupati : Selama Ramadhan dan Idul Fitri Kepokmas Dijamin Cukup


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyatakan bahwa kebutuhan pokok masyarakat selama bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri dijamin cukup. Bahkan persediaan beras diperkirakan cukup hingga bulan Januari 2013 mendatang. Untuk itu, ia minta agar masyarakat tetap tenang, tidak resah dan dalam merayakan tidak perlu berlebihan.

Pernyataan tersebut disampaikan saat mengikuti tarowih dan silaturahim (tarhim), Selasa (24/7) malam, di masjid Darussalam Desa Sidoarjo Kecamatan Purwodadi. Hadir bersama bupati, Wakil Bupati Suhar dan anggota FKPD, beberapa pimpinan instansi vertikal dan pimpinan SKPD di jajarannya.

“Saya jamin kebutuhan pokok masyarakat cukup selama bulan Romadhan dan merayakan hari raya Idul Fitri. Bahkan persediaan beras diperkirakan cukup hingga bulan Januari 2013 mendatang. Sehingga diperkirakan beras belum habis, kita sudah panen kembali. Kenaikan harga barang tidak bisa dihindari lagi. Namun kami akan berupaya agar kenaikan tidak terlalu tinggi, sekitar 10% saja. Permitaan meningkat, harga pasti naik, itu centiman pasar namanya” tegasya.

Untuk menjamin rasa aman dalam mengkonsumsi makanan, pihaknya akan melakukan pengawasan barang yang beredar. Penarikan barang kedaluwarso yang masih diperjual belikan. Demikian juga akan melakukan pengawasan terhadap daging di pasaran. Jangan sampai ada daging yang berpenyakit masih diperjual belikan.

Rolling Pejabat, Tidak Ada Tempat Basah Dan Kering

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg meminta pada jajaran PNS, untuk bisa mensyukuri segala sesuatu yang ada. Termasuk jika ada rolling pejabat, jangan menganggap ada penempatan jabatan yang basah dan kering. Namun harus dipahami pada dasarnya penempatan jabatan di satker manapun adalah semua sama.

“Yang jelas Baperjakat akan melihat dari sisi kompetensi dan daftar urutan kepangkatan masing-masing PNS yang sudah memenuhi syarat,”katanya pada tarawih silaturahim di lobi setda, Senin (23/7). Tarawih yang dihadiri pejabat eselon II, III, IV, dan ratusan karyawan karyawati tersebut, diimami Kyai Romli Hasan dari Desa Sidoharjo Purwodadi.

Terkait dengan kegiatan tarawih, Bupati juga mengatakan sebelum membina umat diwilayah-wilayah, terlebih dahulu melaksanakan tarawih keluarga dulu. Artinya Tarawih dilakukan bersama dengan keluarga besar internal pemda untuk membangun kebersamaan, karena kebersamaan itu sangat penting. “Kalau ada yang perlu dibantu harus kita bantu, jangan malah njlomprongke,” tandasnya.

Bupati berharap di bulan Ramadhan ini pegawai harus tetap semangat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Walaupun dalam kondisi lapar haus, namun utamakan pelayanan ke masyarakat tetap prima dengan ramah dan senyum, jangan loyo dan sapenake. Bupati juga mengatakan telah memberikan keringanan jam kerja karena dalam situasi puasa untuk menghormati puasa jam kerja dimulai jam 08.00 WIB hingga jam 13.00 WIB.

Bupati menambahkan Kabupaten Purworejo mendapat kiriman kurma dari Arab Saudi, namun karena jumlahnya sedikit maka hanya diberikan kepada anak-anak yatim yang di Panti Asuhan.
Sedangkan Kyai Romli Hasan dalam tauziahnya menguraikan bahwa hidup di dunia, Allah memberikan beban banyak sekali. Salah satunya adalah tanggungjawab. Tanggungjawab itu kepada keluarga, anak, istri, terhadap pekerjaan, lingkungan dan masih banyak lagi tanggungjawab kita di dunia.  “Untuk itu dengan umur, jabatan, kesenangan yang hanya sebentar ini, mari kita gunakan untuk ibadah sebagai wujud syukur kita kepada Allah SWT,”katanya.

Menurutnya, apabila Pemkab Purworejo ingin penuh dengan rahmat Allah SWT, maka pegawai pemda harus bisa menjaga lisan, karena dari lisanlah bisa memunculkan masalah besar. Selain itu juga pegawai Pemda bagaikan memiliki rumah luas. Artinya bisa menciptakan keluarga besar Pemda yang guyub rukun, jangan mencari-cari kesalahan orang lain.

Sementara itu Ketua Penyelenggara Drs Bambang Susilo mengatakan pelaksanaan tarawih SKPD se Kabupaten ini, untuk menandai dimulainya tarawih silaturahim Bupati dengan jajaran Muspida dan pimpinan Satker di 16 kecamatan. Sedang tujuannya diadakan tarawih silaturahim, dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya, khususnya untuk membentuk insan yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlakul karimah. Disamping itu untuk membangun kebersamaan antar Satker, antara pimpinan dengan staf, antara karyawan dilingkungan Pemkab Purworejo dengan karyawan.

Bidan Agar Berikan Pelayanan Yang Berkualitas


Sesuai dengan perkembangannya, bidan dituntut lebih berkualitas. Bidan harus terus memberikan pelayanan kebidanan pada semua tatanan pelayanan kesehatan, yakni pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Untuk itu, bidan anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) agar dapat memberikan pelayanan kebidanan dengan tetap menjaga kualitas pelayanan dan meningkatkan kemampuan, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Hal itu diungkapkan Ketua IBI Kabupaten Purworejo Marjiyah SKM MM, pada resepsi HUT IBI ke 61, di Gedung Wanita, beberapa waktu lalu. Selain resepsi tersebut, HUT IBI juga diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain mengadakan kunjungan rumah pada bidan usia lanjut sebanyak 3 orang, dan kunjungan rumah Bidan yang sakit berat sebanyak 2 orang. Disamping itu juga dilaksanakan seminar kesehatan.

“Apalagi dengan keberadaan bidan di desa, diharapkan dapat mendekatkan pelayanan sehingga semua perempuan dapat terjangkau dan terlayani oleh pelayanan kebidanan, utamanya pertolongan persalinan,”katanya.

Lebih lanjut Marjiyah mengungkapkan, hidup mati organisasi tidak hanya tergantung dari ketua dan pengurus, namun juga tergantung dari anggota. “Mau kemana organisasi IBI ini, kita sebagai pengurus sifatnya meluruskan, seandainya ada anggota yang mau belok keluar dari jalur. Jangan keluar jalur, karena kita punya AD/ART, juga ada Kepmenkes tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan, dan Kepmenkes tentang standar kompetensi bidan, serta ada kode etik bidan,”tandasnya.

Jumlah anggota IBI di kabupaten Purworejo sampai sekarang mencapai 437 orang yang kesemuanya sudah lulus D3, bahkan yang sudah lulus D4 sebanyak 35 anggota. Rencananya, tiga bulan lagi IBI sudah punya kantor sendiri di Sibak Regensi III Purworejo.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo dr Kuswantoro MKes, yang mengharapkan agar seluruh anggota IBI dapat mengimplementasikan seperti yang ada dalam lagu himne IBI. Namun hendaknya jangan menjadikan sebuah beban dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Terkait dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), menurutnya harus direspon dan dipahami, sehingga bisa berbuat sesuai dengan fungsinya. Kalau semua sinergis, akan bisa angkat derajat manusia seperti kesehatan meningkat maka kematian juga berkurang. “Saya titip kepada ketua IBI, karena jumlah anggota IBI sudah cukup banyak, kwantitas yang banyak harus dibarengi dengan kualitasnya,”harapnya.

Kamis, 26 Juli 2012

Sabrina Maria Goretty Roro Kabupaten Purworejo 2012: Ingin Kenalkan Obyek Wisata Melalui Anak-Anak


Setelah terpilih sebagai Roro Kabupaten Purworejo Tahun 2012, Sabrina Maria Goretty kini disibukkan dengan berbagai  kegiatan. Mulai dari persiapan diajang yang sama di Semarang, hingga program sosialisasi aset wisata di Kabupaten Purworejo. Sebab itu putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Agus Darmaji dan Winarsih ini mengaku harus pandai-pandai mengatur waktu.

Apalagi saat ini Sabrina sedang KKN di Purbalingga. “Kegiatannya sangat padat, jadi harus pintar membagi waktu antara kuliah dan kegiatan Roro,” ungkap Sabrina yang kuliah di Unsud mengambil falkutas hukum. Disinggung tentang keikut sertaanya pada Bagus Roro Kabupaten Purworejo 2012 hngga memenangi ajang tersebut Sabrina mengaku semua itu tidak pernah diduga sebelumnya.

Menurut pemilik tinggi badan 168 cm dan berat 57 kg ini semua itu berkat dukungan dari kedua orang tuanya, khususnya sang ibu. “Awalnya saya tidak begitu tertarik, tapi karena ibu terus menerus menyuruh dan memberi motivasi sekaligus mengambilkan formulir pendaftaran akhirnya ikut juga,” ucap gadis manis yang bercita-cita menjadi notaris itu. Setelah berhasil lolos pada sejumlah seleksi dan beberapa tahapan, Sabrina pun kemudian berhak tampil dalam malam Grand Final Bagus Roro yang digelar di Gedung Wanita Purworejo Kamis (22/6).  

Pada malam final, Sabrina mampu menyisihkan kontestan lainya dan dinobatkan sebagai Roro Kabupaten Purworejo tahun 2012 sekaligus dianugerahi sebagai Duta Perbankan. Sebagai Roro atau Duta Wisata, tentu saja tugas sabrina mengenalkan dan mengangkat citra pariwisata di Kabupaten Purworejo. Untuk itu, Sabrina mengaku sudah mempunyai strategi dalam mengangkat potensi wisata di kota berirama ini.

Salah satunya mengenalkan pariwisata melalui anak-anak. “Caranya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk membuat program agar anak-anak kecil secara berkala dijadwal untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di Purworejo,” katanya. Dengan program tersebut, kata Sabrina, image anak-anak terhadap obyek wisata di Kabuapten Purworejo akan positif. “Rasanya memprihatinkan jika anak-anak kecil sangat hapal dengan obyek wisata di lauar daerah. Sementara obyek wisata di daerahnya sendiri justru tidak tahu,” tambahnya.

Disamping itu juga Sabrina akan berupaya menggandeng dinas terkait untuk membuat sejumlah desa agro wisata. “Saya juga akan berusaha mengajak pihak ke tiga atau pemodal asal Purworejo di luar kota agar mau berinvestasi dan mengangkat wisata di daerahnya,” tambahnya.

Menyoal kesiapannya untuk maju pada Pemilihan Duta Wisata di Semarang, Sabrina mengaku saat ini dirnya tengah melakukan sejumlah persiapan. Diantaranya memperdalam penguasaan bahasa inggris dan belajar tari Dolalak di Sanggar Prigel. Dengan dukungan dari masyarakat, paguyuban Bagus Roro Kabupaten Purworejo 2012 serta EO Sparkling, Sabrina optimis bisa memberikan yang terbaik untuk Purworejo. ‘Untuk itu saya minta doa restu dan dukungan dari masyarakat agar saya bisa mengharumkan nama Kabupaten Purworejo,” pintanya.





Senin, 23 Juli 2012

PWRI Peduli Tiga Generasi


Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang sudah berusia setengah abad (50 th), hingga kini terus diupayakan kualitasnya. Termasuk penerapan paradigma baru yakni kebangkitan PWRI peduli harmoni melalui pemberdayaan tiga generasi. Antara lain peduli lansia, peduli anak-anak (PAUD) dan peduli remaja.

 Hal itu diungkapkan Ketua PWRI Cabang Purworejo H Sandijo BA, pada resepsi peringatan HUT Ke 50 PWRI di Gedung Wanita Purworejo, beberapa waktu lalu. Alasan kenapa ada paradigma baru, lanjut Sandijo, karena kondisi lansia saat ini diprediksi pada tahun 2020 akan mencapai 29,8 juta. Sedangkan pada 2011 ada sekitar 14,7 juta lansia, dimana 2,7 jutanya adalah lansia miskin dan terlantar, 4,7 juta lansia setengah terlantar, dan sisanya lansia yang potensial.

Sementara Pemerintah hanya mampu membantu lewat Jaminan Sosial Lansia (JSL) sebesar Rp 1 juta rupiah untuk 10 ribu orang pertahun. Sehingga untuk membantu 2,7 juta orang lansia miskin terlantar, 270 tahun. “Menunggu 270 tahun adalah tak mungkin, sehingga perlu percepatan, terobosan, dan paradigma baru untuk lansia. Karena lansia bukan beban, tapi asset pembangunan sehingga perlu diberdayakan,” tandas Sandijo.

Apalagi jumlah pensiunan seluruh Indonesia sekarang mencapai 4,5 juta orang, hampir sama dengan KORPRI, namun belum semua pensiunan mau masuk PWRI. Berbagai alasan antara lain PWRI dikategorikan sebagai ormas khusus, belum punya payung hukum, sehingga sulit dalam mencari dana operasionalnya, biaya operasional PWRI tergantung belas kasihan pejabat birokrasinya. Disamping itu, pensiunan yang makin besar makin memberatkan anggaran pemerintah yang sudah diberati oleh beban PNS.

Peringatan setengah abad PWRI juga diisi dengan beragai kegiatan, antara lain anjangsana kepada sesepuh PWRI, ziarah, gerak jalan santai, dan lomba karya tulis. Untuk karya tulis juara I dimenangkan Teguh Priyadi MPd dari dari KORPRI SMPN 3 Purworejo, juara II Drs Triyanto Apt MKes dari KORPRI Dinas Kesehatan, juara III Diah Herlinawati dari PWRI Ranting Bener.

Sampah Bisa Ciptakan Lapangan Pekerjaan


Sampah harus dikelola dengan baik, agar tidak berdampak pada kesehatan dan lingkungan. Selain itu, dengan mengelola sampah juga dapat menciptakan lapangan kerja serta mendatangkan penghasilan.

Hal itu diutarakan Ketua Pokja III PKK Kabupaten Ny Rahyuni Roes Wardjito sebagai narasumber pada pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga, di kantor PKK , beberapa waktu lalu. Pelatihan diikuti 34 orang dari unsur TP PKK Kecamatan, unsur Pokja III Desa Binaan PKK Kabupaten dan unsur Pokja III Desa P2M-BG.

Menurutnya, mengelola sampah bisa dimulai dari skala rumah tangga yakni membuat kompos skala rumah tangga dengan alat yang disebut komposter. Caranya dengan cara terlebih dulu masukkan jerami/alang-alang, disusul aktivator (kompos yang sudah jadi/tanah subur/pupuk kandang). Kemudian masukkan setiap kali menghasilkan sampah organik. Kalau ukurannya besar, potong-potong terlebih dulu sebelum memasukkan.

Setelah itu, aduk sampah organik yang dimasukkan hingga bercampur dengan aktivator atau taburkan aktivator diatasnya setiap kali habis memasukkan sampah. Semprotkan/tambahkan inokulen jika ada. Apabila terlalu kering siram dengan air, sedangkan bila terlalu basah taburi dengan aktivatos atau bahan kering lainnya.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purworejo Ny Yaminah Suhar SH mengatakan, pelatihan pemanfaatan limbah rumah tangga merupakan wahana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, juga merupakan upaya nyata guna meningkatkan sumber daya manusia. “Ini memberi peluang untuk dapat menciptakan industri baru dan lapangan kerja baru,”katanya.

Diharapkan, kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga dapat menjadi motivasi atau dorongan kuat utamanya bagi para peserta dan penyelenggara untuk lebih kreatif lagi. “Walaupun kecil, ini merupakan andil PKK dalam upaya memecahkan permasalah kesehatan lingkungan maupun bangsa untuk menuju Indonesia Sehat 2015,”katanya.

Sabtu, 21 Juli 2012

Roihan Muhammad Iqbal Raih Perak OSN


Roihan Muhammad Iqbal, siswa SMPN 2 Purworejo meraih medali perak pertama, dalam kejuaraan Olimpiade Science Nasional (OSN) bidang biologi. Kejuaraan berlangung di Pontianak, Kalimantan Barat dari tanggal 28 Juni – 4 Juli 2012.

Sulastri SPd, guru biologi SMPN 2 Purworejo menyampaikan, Iqbal meraih medali perak pertama karena kurang dalam eksperimen, tapi bagus dalam teori. Untuk medali perak tidak hanya satu saja, melainkan sampai sepuluh, dan Iqbal mendapat perak pertama. Medali diserahkan secara langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat.

”Kita memang harus pandai-pandai mendidik anak yang berpotensi, mana yang tidak bisa, itu yang kita berikan,” kata Sulastri.
Kepala Sekolah SMPN 2 Purworejo Drs Tamsir Marsudi Utomo MM mengatakan, keberhasilan tersebut merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi sekolah maupun bagi Purworejo. ”Ini berkat kerja keras guru, pembimbing serta pejabat daerah,” imbuhnya. 

Jumat, 20 Juli 2012

Panitia Peringatan Harkop Nombok


Penyelenggaraan peringatan Hari Koperasi (Harkop) ke 95 tahun 2012 Kabupaten Purworejo, dinilai berhasil. Kegiatannya meriah, mampu melibatkan masyarakat dalam jumlah yang banyak. Namun panitia terpaksa harus nombok, karena anggaran yang dikeluarkan melebihi anggaran yang tersedia.
 Hal tersebut terungkap dalam rapat pembubaran panitia Harkop ke 65, Rabu (18/7), di gedung Dekopinda Jl Kyai Brengkel. Rapat dipimpin ketua panitia Drs Slamet Darsono MM, dihadiri pengurus teras dan seksi-seksi. Pada kesempatan tersebut, ketua panitia juga melaporkan pertanggungjawaban keuangan kepada Dekopinda selaku yang punya hajat.

Dilaporkan bahwa dari rencana awal kegiatan diperkirakan akan membutuhkan dana sekitar Rp 45 juta.  Kenyataan dilapangan membengkak menjadi sekitar Rp 51 juta. Dana yang bersumber dari donatur gerakan koperasi yang diharapkan bisa menutup kebutuhan tersebut, ternyata tidak sesuai target. Pemasukan hanya sekitar 84 dari target % (Rp 36 juta).

Pos pengeluaran terbesar antara lain untuk penyelenggaraan resepsi dengan pagelaran wayang kulit. Jalan sehat dengan rencana anggaran semula hanya Rp 7 juta, pada pelaksanaan panitia menyediakan hadiah utama sepeda motor. Kemudian sewa tenda untuk pasar rakyat. Namun demikian ia bangga atas kinerja di jajarannya yang dinilai sukses, sehingga peringatan berjalan meriah.

Salah satu nilai keberhasilan, dapat dilihat dari kehadiran UMKM untuk mengisi stan yang disediakan dan antusias masyarakat. Semua stan yang tersedia penuh terisisi, ditambah sponsor yang mendirikan tenda swadaya. Produk unggulan yang dipamerkan, laku terjual. Demikan juga jalan sehat diikuti tidak kurang dari 5.000 orang peserta.

Ketua Dekopinda Imam Abu Yusuf SH, pada kesempatan tersebut menyatakan menerima pertanggung jawaban panitia. Ia minta agar panitia segera membuat laporan tertulis, yang nantinya akan dibahas di unsur pimpinan Dekopinda. Ia juga mengakui, penyelenggaraan ini kali berjalan meriah. Namun demikian ia mengingatkan kepada panitia agar dalam penyusunan rencana secermat mungkin, agar tidak  terjadi belanja melebihi dari pendapatan.

Ditambahkan bahwa mengingat Harkop merupakan harinya gerakan koperasi, ia minta agar gerakan koperasi ikut memikul beban anggaran. Kepada Kepala Disperindagkop, ia minta membina koperasi yang ada di Kabupaten Purworejo. Untuk lebih memeriahkan Harkop, kepada pimpinan SKPD bisa menyelenggarakan kegiatan yang disatukan dengan hari koperasi. Dengan demikian gaung Harkop lebih terdengar di masyarakat.

Baru Lulus SD Diajak Mencuri


Pergaulan yang bebas dan tanpa pengawasan orang tua terkadang bisa mendatangkan petaka. Setidaknya hal itu dialami oleh AK (12) warga salah satu desa di Kecamatan kaligesing Purworejo. Lantaran diajak mencuri perangkat CPU oleh IP (17) yang masih tetangganya, AK yang baru saja lulus SD tersebut harus berurusan dengan Polisi.

Kejadian berawal Rabu (18/7) saat AK yang mendaftar sekolah bertemu dengan IP. Waktu itu AK berangkat sendiri karena kedua orang tuanya tidak bisa mengantar. Dari pertemuan itu IP kemudian bersedia mengantarkan AK mendaftar di SMPN 24 Purworejo. Sesaat kemudian AK dibonceng motor IP menuju SMPN 24. Namun baru sampai didepan pintu gerbang IP mengatakan kalau pendarftaran sudah ditutup.

IP kemudian mengajak AK menuju warnet Aquarius di komplek ruko Plaza Jl Veteran  16 B Purworejo. AK yang tidak tahu niat jahat IP kemudian menurut saja dibonceng motor.  Sekitar pukul 8.30 WIB kemudian keduanya masuk bilik nomor 17.  Waktu itu kondisinya masih sepi pengunjung. “Didalam saya hanya main HP dan tidak tahu kalau IP sedang mencuri,” kata AK. Menurut penjaga warnet, Sri Mulyani (38), pada awalnya keduanya bersikap seperti pengunjung lainya.

Namun beberapa saat kemudian dirinya curiga setelah mendengar suara gaduh berasal dari bilik nomor 17. Setelah didekati Sri Mulyani kemudian mendapati IP sedang mencopot hardisk dan mainboard dari CPU dengan menggunakan obeng dan diletakkan di kursi. “Saya kemudian lapor polisi yang piket di Bank Danamon yang letaknya tak jauh dari warnet,” kata Sri Mulyani. Berkat laporan Sri Mulyani kedua tersangka kemudian diamankan di Mapolsek Kota untuk diperiksa lebih lanjut.

Pramuka Penggalang SMPN 2 Purworejo Juara II Lomba Tingkat V Nasional


Pramuka Penggalang Kwartir Cabang (Kwarcab) Purworejo yang diwakili  oleh Penggalang SMPN 2 Purworejo, meraih juara II dalam Lomba Tingkat (LT) V Nasional. Mereka berhak menerima piagam penghargaan dari Ketua Kwartir Nasional Prof DR dr H Azrul Azwar MPH, dalam kegiatan yangberlangsung dari tanggal 7- 13 Juli 2012 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.

Prastowo Widodo SPd, guru pengampu menyampaikan bahwa Pramuka Penggalang dari SMPN 2 Purworejo bernama Regu PIROS (bunga anggrek hitam yang sudah langka). Mereka sebelumnya telah menjadi juara LT IV Kwartir Daerah (Kwarda) dan berhak mewakili Pramuka Pengalang Kwarda 11 Jawa Tengah.

Ada 33 Provinsi se Indonesia yang ikut lomba dan ada 47 bidang materi yang dilombakan. Untuk juara I diraih dari kontingen Jawa Barat.

Kontingen Pramuka Penggalang dari Kwarda 11 Jawa Tengah yang diwakili Pramuka Penggalang dari SMPN 2 Purworejo, sebelumnya juga sudah berprestai dari LT 1 (dari sekolah), LT II (tingkat Kwaran), LT III ( tingkat Kwarcab), LT IV (tingkat Kwarda ) dan LT V Tingkat Kwarnas.

Regu PIROS yang semuanya adalah Penggalang Putri terdiri dari Desi, Sri Wardan, Maria Desta, Natania Desti, Aisyah, Aprilia, Safira dan Diyah, yang saat ini naik kelas 9.

Panitia HUT Kemerdekaan RI Dikukuhkan


Sebanyak 165 orang dikukuhkan sebagai panitia HUT ke 67 Proklamasi kemerdekaan RI tingkat Kabupaten Purworejo tahun 2012. Sebagai ketua umum Sekda Drs Tri Handoyo MM, yang dibantu ketua I hingga ketua VIII yakni Plt Asisten I, Asisten II, Inspektur, Kepala DPPKAD, Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kasdim 0708, Wakapolres. Sedangkan sekretaris umum dipegang Kabag Kesra Drs Bambang Susilo dan bendahara umum  Bambang Sumantri SE.

Pengukuhan panitia tersebut dilakukan Bupati Purworejo, di pendopo kabupaten, beberapa waktu lalu. Bupati Drs H Mahsun Zain MAg mengharapkan kerja keras penuh keikhlasan dan penuh rasa tanggung jawab seluruh panitia. Sehingga dalam melaksanaan kegiatan pokok sampai kegiatan pendukung dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. “Untuk itu, dibutuhkan koordinasi, kerjasama  dan menjalin komunikasi,”tandasnya.

Ia mengingatkan,  kegiatan pokok pelaksanaan HUT RI Ke 67 Kabupaten Purworejo berada dalam Bulan Suci Romadhon. Untuk itu, kegiatan pendukung lainnya diharapkan dapat dilaksanakan sesudah bulan Agustus atau menjelang bulan Oktober 2012, sekaligus dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Purworejo Ke 111.

“Namun barang kali, ada beberapa wilayah Kecamatan kemungkinan saat sekarang sudah melaksanakan berbagai kegiatan HUT RI Ke 67, saya ucapkan terima kasih,”katanya.

Ketua penyelenggara Drs.Bambang Susilo mengatakan tujuan pengukuhan panitia HUT Kemerdekaan RI 2012, untuk meresmikan kepanitiaan yang ada, guna kelancaran dan kesuksesan dalam pelaksanaan kegiatan. Sehingga dengan pengukuhan panitia ini secara resmi panitia sudah terbentuk dan tentunya segera merencanakan agenda-agenda yang berkait dengan penyelenggara peringatan HUT RI.  

Purworejo Wakili Jateng Pada DSP


Kabupaten Purworejo semakin dikenal dengan seni budayanya. Ini terbukti dengan ditunjuknya  Purworejo mewakili Provinsi Jawa Tengah mengikuti kegiatan Duta Seni Pelajar se Jawa Bali dan Lampung, yang dilangsungkan di Yogyakarta belum lama ini. Sebelumnya pada tahun 2003, Purworejo juga pernah ditunjuk pada event yang sama. Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun dengan bergiliran di antara para peserta ini, mengambil tema “Duta Seni Pelajar Membangun Agen Budaya Berkarakter”.  Pembukaan kegiatan dilaksanakan di Hotel Royal Ambarrukmo oleh Sekretaris Daerah Provinsi DIY Drs Ichanuri. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo melalui Kasi Penyuluhan, Analisis, Sarpras dan Pemasaran Agung Pranoto Ssos mengungkapkan bahwa pembentukan dan pengelolaan tim merupakan kerja sama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo.  Tim Duta Seni terdiri dari para siswa dari beberapa sekolah di Purworejo. Perinciannya, SMA N 1 sebanyak 5 siswa, 2 siswa SMA N 2, 4 siswa SMA N 3, 3 siswa SMA N 5, 2 siswa SMA N 6, 4 siswa SMA N 7, 2 siswa SMA N 8, 1 siswa MA N Purworejo, 2 siswa SMK YPP Purworejo.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh 8 (delapan) provinsi tersebut, tim Provinsi Jateng mempersembahkan tari garapan “Lentera Jawa” yang mengambil sumber dari tarian khas Kabupaten Purworejo yaitu Dolalak. Sajian ini merupakan hasil penataan tari Melania SP SSn  dan musik ditata oleh Singgih Winarno, khusus tari diperkuat dengan materi tambahan oleh Agung dan Queen (penata tari Tingkat Provinsi).

Pementasan dilaksanakan di Pelataran Ramayana Candi Prambanan. Dentuman sepasang bedug diselingi suara kemprang dan tembang dari para penyanyi menjadikan Lentera Jawa sebuah sajian yang berbeda dari Tim provinsi lain. Apalagi ketika para penari Dolalak dengan pakaian merahnya mulai beraksi mempertunjukkan kebolehannya, para penonton semakin dibuat terpesona. Balutan gelapnya malam dengan tata lampu dan latar belakang megahnya Candi Prambanan menjadi pelengkap dari ekseotisnya pergelaran Dolalak “Lentera Jawa”.

Senin, 16 Juli 2012

Tenaga Kerja Lulusan SMK Dilematis


Penempatan tenaga kerja bagi siswa tamatan Sekolah Menengah Kejuruan ternyata menemui kendala. Khususnya bagi lulusan berumur dibawah 18 tahun, yang ternyata sangat dilematis. 

Disatu sisi pihak sekolah berharap lulusannya bisa terserap ke dunia usaha atau dunia industri sebanyak mungkin. Namun disisi lain bagi lulusan yang umurnya masih dibawah 18 tahun, bila bekerja berarti melanggar UU 23/ 23 tentang perlindungan anak.

Hal tersebut mengemuka dalam acara sarasehan tindak lanjut pencanangan Purworejo sebagai kabupaten vokasi, serta permasalahan yang muncul dan solusinya. Sarasehan diselenggarakan di ruang rapat Arahiwang Setda beberapa waktu lalu, dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM. Acara terselenggara kerja sama antara Disnakertransos, Dinas P dan K, Badan KB dan PP, serta forum bursa kerja khusus (BKK). Hadir sebagai nara sumber Iptu Supriyadi dari Binmas Polres Purworejo, Drs Titik Mintarsih MM dari Bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan pada BKB-PP, serta Drs Sumharjono SSos MM Kepala Disnakertransos.

Dikemukakan Wahyono SPd, Ketua Forum BKK SMK Se Kabupaten Purworejo bahwa pihaknya memiliki misi agar lulusan SMK bisa terserap ke dunia usaha dan industri sekian prosen. Namun  banyak anak yang lulus SMK namun usianya masih di bawah 18 tahun. “Ini dilematis, karena apabila dilakukan rekrutmen tenaga kerja oleh perusahaan melalui BKK, hal itu berarti BKK melanggar UU pelindungan anak,”keluhnya.

Titik Mintarsih dalam paparannya mengatakan bahwa memperkerjakan anak dibawah umur melanggar UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak, yang ancaman hukumannya sangat berat. Berdasarkan undang-undang tersebut yang dimaksud anak, yaitu usia 0-18 dan anak masih dalam kandungan. Anak manjadi tanggungan negara, dan merupakan aset negara. Ia mencontohkan memperkerjakan pembantu rumah tangga yang masih di bawah umur pun, tidak dipebolehkan.
Difinisi mempekerjakan anak dengan anak yang bekerja, menurutnya, berbeda. 

Memperkerjakan anak, berarti anak disuruh bekerja. Sedangkan anak yang bekerja, berarti atas kemauan  sendiri untuk membantu orang tuanya. Bila hal itu yang terjadi masih bisa ditoleransi, itupun orang tua harus memantau kondisi si anak. Demikian juga jam kejanya maksimal 6 jam per hari. Untuk memberikan perlindungan anak, lembaganya telah mengadakan kesepakatan bersama (Memorandum of Understunding/MoU) dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Disnakertransos.

Ia memberikan solusi terkait permasalahan itu, yaitu lulusan SMK yang usianya masih dibawah 18 tahun jangan dipekerjakan, melainkan dilakukan trining atau magang. Itupun harus dilampiri surat ijin orang tua yang dituangkan dalam kertas bermaterai.
Nara sumber lain Gentong Sumharjono mengemukakan bahwa jumlah pencari kerja yang terdata didinasnya berdasarkan yang mencari kartu kuning (AK-1) sejumlah 4.670 orang. 

Dari jumlah tersebut didominasi lulusan SMK. Berdasarkan usia, pencari kerja, dibawah 18 tahun sebanyak 5%. Penyaluran tenaga kerja melalui tiga kriteria yaitu antar kerja lokal (AKL), antar kerja antara daearh (AKAD), dan atar kerja antara negara (AKAN).
Dalam penempatan tenaga kerja, permasalahan yang muncul antara lain, rendahnya kompetensi dan kualitas SDM. 

Tingkat produktifitas Indonesia menempati ranking 59 dari 61 negara. Banyak lulusan ternyata belum siap terjun kedunia usaha dan industri.  Banyak sekolah yang membuka kompetensi yang sudah jenuh. Padahal ada beberapa perusahaan besar yang bergerak dibidang otomotif, akan merekrut tenaga kerja dalam jumlah besar, dengan syarat telah memiliki sertifikat pelatihan selama 240 jam. Hal itu menjadi pemikiran kedepan, agar para lulusan SMK bisa terserap oleh perusahan tersebut.

Permasalahan lain, saat ada rekrutmen tenaga kerja  oleh sebuah perusahaan langsung ke  sekolah. Salah satu persyaratannya telah memiliki kartu kuning. Saat  mencari kartu kuning di dinasnya, ternyata STTB dari sekolah belum keluar. Padahal dalam aturannya, syarat mendapatkan kartu kuning harus melampirkan fotokopi STTB. Apabila ditolak, berarti anak tidak bisa direkrut oleh perusahaan. Kendala itu menurutnya telah diatasi dengan surat pertanggungjawaban kepala sekolah. Yang isinya kepala sekolah bertangungjawab, setelah STTB keluar akan disusulkan ke dinasnya.

Jumat, 13 Juli 2012

Penurunan Angka Kemiskinan Jawa Tengah Tahun 2011 Tidak Signifikan


Penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2011 tidak signifikan, bila dibanding tahun 2011. Berdasarkan hasil PPLS tahun 2008, penduduk miskin Jawa Tengah 2010 sebanyak 5.69.200 jiwa (16,56%). Kondisi pada akhir 2011 jumlahnya 5,256.000 jiwa (16,21%). Padahal sesuai target yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Jawa Tengah 2008-2013 jumlah penduduk miskin menjadi 11,88%.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah, melalui kepala bagian Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan Kemiskinan dan Keluarga Berencana, Dra Nurhayati MSi, di depan peserta rapat koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan penanganan kemiskinan se Bakorwil II,  di pendopo rumah dinas bupati belum lama ini. Rakor dengan tema “Mensinergikan program penanggulangan kemiskinan dalam rangka perwujudan percepatan penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah”, dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg. 

Rakor diikuti 105 orang dari 13 kabupaten/ kota se Bakorwil II, terdiri dari unsur Bappeda, Bapermasdes, Dinas Sosisal dan Bagian Kesra/ Sosial Setda kabupaten/kota. Hadir sebagai pembicara dari Bappeda Prop Jateng, Dinas Sosial, KMW-PNPM Mandiri Perkotaan, dan DPD Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia.


Dikemukakan Nurhayati bahwa secara garis besar permasalahan umum kemiskinan meliputi beberapa hal. Diantaranya, belum akuratnya data penduduk miskin. Perencanaan program yang masih lemah. Hal ini dapat dilihat dengan belum optimalnya koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas program atau kegiatan. Serta masih dijumpai adanya ego sektoral diantara SKD. Oleh karena itu, diperlukan adanya optimalisasi peran tim koordinasi penanggulangan kemiskinan (TKPK) propinsi dan kabupaten/kota, untuk mengendalikan pelaksanaan program.

Belum teratasinya masalah kemiskinan, sambungnya, mendorong pemerintah daerah melalui TKPK kabupaten/kota, untuk menyusun strategi penanggulangan kemiskinan daerah (SPKD). Untuk mengimplementasikan perwujudn percepaan penanggulangan kemiskinan, dibutuhan kerangka menejerial untuk menterjemahkan kebijakan dan strategi ke dalam langkah konkrit. SPKD memerlukan pendekatan terpadu, sehingga pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, terencana dan berkesinambungan.

Untuk itu diperlukan penekanan lebih lanjut melalui pembuatan kebijakan yang lebih efektif dan terarah, dalam bentuk pengarustamaan anggaran dan kebijakan.  Tidak hanya terbatas pada antar sektor, tetapi juga antara pemerintah pusat dan daerah. 
Diakui bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat telah dilaksanakan, seiring peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini mendukung pembangunan ekonomi yang berkualitas.  Merujuk hal itu, diharapkan dapat sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMD Jawa Tengah 2008-2013.


Bupati Purworejo pada kesempatan itu mengungkapkan bahwa   kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Dalam konteks Kabupaten Purworejo, program-program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat, menjadi salah satu prioritas. Selain program-program penanggulangan kemiskinan baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Provinsi, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri (PNPM), Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Program Infrastruktur Pedesaan  (PPIP), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pemerintah Kabupaten Purworejo juga meluncurkan program Pemberdayaan Potensi Kesejahteraan Sosial Masyarakat (P2KSM).

Program P2KSM merupakan program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo secara terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk fasilitasi kegiatan pemberdayaan potensi usaha ekonomi produktif masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Fasilitasi kegiatan yang dimaksud meliputi penyediaan dana bergulir sebagai modal kerja usaha ekonomi rakyat dan penyediaan tenaga pendampingan. Program P2KSM dimaksudkan untuk memberdayakan potensi usaha ekonomi produktif masyarakat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.

“Sebenarnya sudah banyak anggaran yang diperuntukkan program penanggulangan kemiskinan. Namun kenyataannya jumah masyarakat miskin terus bertambah. Yang salah siapa, karena paradigmanya sudah berubah, sehingga indikator kemiskinan juga berubah. Angka kemiskinan di Purworejo pernah tinggi bahkan diatas propinsi, namun kini bisa turun biasa-biasa saja,” katanya.

Ratusan Pelajar Ikuti MTQ dan STQ


Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar XXVII dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) XXII, di pendopo kabupaten, beberapa waktu lalu. Kegiatan yang dibuka Bupati Purworejo itu, dihadiri forum koordinasi pimpinan daerah, camat, dan dinas instansi terkait.

Pelaksanaan MTQ dan STQ yang berlangsung dua hari, memperebutkan tropy bergilir Bupati, piagam penghargaan, dan uang pembinaan. Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan Kepala Kantor Kemenag Drs H Nurudin MPdI kepada 57 juara.
Dikatakan Nurudin, melalui MTQ dan STQ diharapkan menjadi pemacu dan penyemangat untuk terus belajar, berlatih, serta mengasah kemampuan hingga maksimal. 

Terutama belajar dalam membaca, mengkaji, dan memahami Al’Qur’an. “Jangan lupa yang paling penting dari itu semua, adalah mengamalkan ajaran Al’Qur’an dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bermasyarakat,” harapnya.

Sementara itu Ketua Panitia Drs H Sumedi MPd mengatakan pelaksanaan MTQ dan STQ bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu juga mempererat ukhuwah Islamiyah melalui pemasyarakatan Al’Qur’an pada lingkungan pelajar dan generasi muda, serta meningkatkan prestasi khususnya bidang pengembangan Tilawah, Tartil dan Tahfizhul Qur’an.

Untuk jumlah keseluruhan peserta 213 orang terdiri 178 peserta MTQ Pelajar dan STQ  diikuti 35 peserta. Juara umum MTQ Pelajar dimenangkan utusan Kecamatan Purworejo dengan perolehan 4 tropy (juara I, I, I, dan III).

Lomba Tangkap Ikan Meriahkan Pekan PBB Purwodadi


Berbeda dengan kecamatan lainnya di kabupaten Purworejo, pekan pelunasan pajak bumi dan bangunan (PBB) Kecamatan Purwodadi,  dimeriahkan dengan lomba tangkap ikan, Rabu (11/7). Lomba yang berlangsung meriah dan diikuti oleh ratusan warga masyarakat dari berbagai kalangan itu, dipusatkan di Desa Jatikontal.

 Acara yang dibuka oleh Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain Mag itu, juga dihadiri Ketua DPRD Purworejo Yuli Hastuti, Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM beserta pejabat lainnya.

Camat Purwodadi Drs H MGS Sukusyanto mengungkapkan, lomba tangkap ikan ini merupakan upaya mengumpulkan massa dalam rangka sosialisasi rencana pendaerahan PBB. “Ada beberapa desa di Purwodadi yang belum melunasi PBB, maka melalui kegiatan ini para kepala desa juga kami kumpulkan,” ungkapnya.

Lomba tangkap ikan ini, memperebutkan berbagai hadiah apabila peserta berhasil menangkap ikan yang diberi pita. Sedang ikan tanpa pita lainnya yang berhasil ditangkap, menjadi hak peserta. “Ikan yang kita tebar sebanyak satu kwintal dari berbagai jenis,”jelas Sukusyanto.
Sementara Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menegaskan, salah satu penentu kelancaran pembangunan adalah ketersedian sumber pembiayaan. Dan salah satu sumber pembiayaan yang cukup dominan itu, berasal dari penerimaan pajak.

Sehingga menurutnya, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa kelancaran pembangunan akan ditentukan seberapa besar penerimaan pajak yang diperoleh Pemerintah. “Di sisi lain juga ditentukan oleh seberapa besar kesadaran masyarakat wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya dalam membayar pajak,”tandasnya.

Dijelaskan bahwa salah satu pajak yang memberikan kontribusi signifikan dalam pembiayaan pembangunan adalah pajak bumi dan bangunan (PBB). “Tumbuhkan terus kesadaran bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang taat membayar pajak. Apalagi Kabupaten Purworejo telah mencanangkan pelaksanaan pengelolaan PBB Perdesaan dan Perkotaan (P2) pada tahun 2013,”harapnya.

Rabu, 11 Juli 2012

Pasar Rakyat Perluas Akses Produk Daerah


Untuk menyemarakkan peringatan Hari Koperasi ke 65 Kabupaten Purworejo tahun 2012, panitia menyelenggarakan pasar rakyat. Kegiatan terselenggara kerja sama dengan  Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), dan Kementrian Koperasi dan UKM. 

Tercatat 40 stan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan sponsorship menggelar produk unggulan. Kegiatan digelar selama dua hari, dibuka Sekda Kabupaten Purworejo Drs Tri Handoyo MM, belum lama ini, di lapangan Desa Kaliboto, Kecamatan Bener. 

Hadir pada pembukaan tersebut, petugas dari Kementrian Koperasi dan UKM, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, pimpinan dinas instansi serta ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Purworejo. Pada kesempatan tersebut, Tri Handoyo menyerahkan bantuan paket voucher kepada lima orang warga masyarakat.

Pada penyelenggaraan pasar murah,  UMKM menampilkan produk unggulan di stan-stan yang telah disediakan panitia. Seperti gula kelapa dari Asosiasi Gula Purworejo (AGP), gula semut rasa jahe, gula aren kristal rasa jamu,  produk pertanian, serta berbagai hasil kerajinan. AGP membawa produknya sebanyak tiga kwintal, habis dalam waktu sekitar satu jam. Sejumlah perusahaan swasta juga ikut menyemarakkan kegiatan, dengan menampilkan produknya.

Ketua Panitia Drs Slamet Darsono MM, mengungkapkan bahwa UMKM dan koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi yang perlu terus didorong dan dikembangkan. Sehingga mampu berperan menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh dan mandiri dalam menopang ekonomi yang berbasis kerakyatan. Terkait penyelenggaraan pasar rakyat, ia menyatakan bahwa melalui kegiatan itu, diharapkan mampu meningkatkan dan memperluas akses dan pangsa pasar produk lokal. Ketersediaan kebutuhan pokok yang murah bagi masyarakat serta meningkatkan kesadaran berkoperasi.   

Ditambahkan oleh Setiyono SE MM selaku wakil ketua panitia, bahwa panitia menjual 1.250 paket voucher murah kepada masyarakat. Isi paket terdiri dari 70% produk UMKM, dan 30% produk pabrik. Produk pabrik bisa berisi minyak goreng, kecap,  gula pasir, mi instan dan lain-lain. Sedangkan produk UMKM, berupa makanan olahan. Paket seharga Rp 44.500 dijual Rp 15.000.

Malam hariya, diselenggarakan tasyakuran. Pada acara tersebut, panitia menyelenggarakan pentas budaya, berupa pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang dibawakan dalang Ki Nurkholis dari Kecamatan Butuh, dengan lakon Pandawa Kumpul. Sedangkan esok harinya (Minggu 8/7), diselenggarakan jalan sehat. Peserta warga masyarakat dan anggota gerakan koperasi. Panitia menyediakan hadiah utama sebuah sepeda motor, dua buah televisi.

Selasa, 10 Juli 2012

Pengusaha Kelanting Dapat Pendampingan GMP


Kasminah adalah salah satu pelaku industri kecil dan menegah yang bergerak di bidang makanan dengan bahan baku berbasis ketela. Adapun produk yang dihasilkan berupa makan ringan bernama krimpying yang merupakan makanan khas dari Kabupaten Purworejo.

Sudah sejak dari tahun 1998, Yu Kas (panggilan akrab dari pemilik usaha tersebut) sudah merintis usaha ini. Ia sudah kenyang makan asam garam dalan dunia pembuatan krimpying dan sudah melakukan banyak uji coba hingga menemukan formulasi krimpying seperti sekarang ini.

Sebagai bentuk perhatian dari pemerintah terhadap usaha tersebut, diwujudkan dalam pendampingan GMP (Good Manufacturing Practice). GMP adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaiaman memproduksi makanan agar aman bermutu, dan layak untuk dikonsumsi dan berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir .

Penerapan GMP akan dapat membantu pelaku usaha untuk membangun suatu sistem jaminan mutu yang baik. Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan (inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan produk (product design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada konsumen.

Tim dari Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perindagkop Kabupaten Purworejo melaksanakan pendampingan GMP di tempat produksi Krimpying Yu Kas, beberapa waktu lalu. Pada proses pendampingan tersebut tim melakukan dengan dua metode yaitu dengan pengamatan langsung dan wawancara. Pengamatan dilakukan dari awal produksi yaitu persiapan bahan baku hingga proses pengepakan, baik dari sisi pekerja, tempat kerja, cara kerja dan lingkungannya.

Pada umumnya proses produksi di tempat Kasminah sudah bagus, "80% sudah baik, tinggal perlu penambahan dan perbaikan sedikit disana sini" ungkap Ibu Budi yang merupakan pendamping utama pada pelatihan GMP tersebut.

Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara ada rekomendasi yang disampaikan oleh Tim kepada Kasminah dalam peningkatan mutu produk. Diharapkan produk yang dihasilkan semakin bermutu dan usaha dari Kasminah semakin berkembang.

Senin, 09 Juli 2012

Regu SMAN 1 Juara Pertama LTTK Tingkat Kabupaten


Regu lomba tangkas trampil koperasi (LTTK) SMAN 1 (A), dinyatakan sebagai juara pertama, setelah menyisihkan regu lain. Berkat prestasi tersebut, berhak atas tropi, piagam pengharagaan dan uang pembinaan dari panitia. Penghargaan rencananya akan diserahkan bertepatan upacara peringatan Hari Kopeasi ke 65, Kamis (12/7) tingkat kabupaten.

LTTK tingkat SMA/MA/SMK se Kebupaten Purworejo di selenggarakan Rabu (4/7), di SMAN 4 jl Yogya, Desa Keduren Kecamatan Purwodadi. Lomba dibuka Drs Ery Prayitno MM, Kepala bidang Dikmen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, diikut 13 regu dari 10 sekolah. Lomba diselenggarakan dalam rangka serangkaian kegiatan peringatan Hari Koperasi ke 65 tahun 2012 Kabupaten Purworejo. Tiga sekolah yang mengirimkan 2 regu yaitu SMAN 4, SMAN 1, dan SMKN 2, sedangkan tujuh sekolah lainnya masing-masing mengirimkan satu regu. 

Lomba dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama, berupa babak penyisihan, berupa soal tertulis. Peserta diberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan 50 soal pilihan ganda, dan 10 soal uraian. Dari tahap itu, diambil tiga besar, untuk maju ke babak dua. Regu yang menempati tiga besar yaitu, SMAN 1 (B), SMAN 1 (A), dan SMAN 5. Babak kedua, ketiga regu medapatkan tiga kategori soal, yaitu wajib, pilihan dan lemparan.

Dalam tahap inilah akhirnya diperoleh nilai sebagai juara. Juara I, regu SMAN 1 (A), dengan personil Diah Islamiati, Yupti Nurani, dan Lailismi Velasari memperoleh nilai 1.775, disusul SMAN 1 (B) 1550, dan SMAN 5 1325. Juara pertama mendapat tropi, piagam penghargaan dan uang pembinaan Rp 1 juta. Juara dua tropi piagam dan uang Rp 750.000. Juara tiga tropi, piagam dan uang Rp 500.000. Penghargaan rencananya akan diserahkan pada upacara peringatan Hari Kopeasi ke 65, Kamis (12/7).

Sekretaris panitia, Nurhadi Trionggo SH, menyatakan bahwa LTTK merupakan agenda rutin tahunan pada peringatan Hari Koperasi. Kendati tahun ini berdasarkan juklak dari pusat dan propinsi kegiatan tersebut ditiadakan, namun di Kabupaten Purworejo tetap melaksanakan. Hanya juara pertama bila tahun sebelumnya maju ke tingkat selanjutnya, kali ini hanya sampai di tingkat kabupaten. Karena propinsi tidak menyelenggarakan, sebagai gantinya panitia propinsi meyelenggarakan karya ilmiah. 

Kendati demikian Panitia Kabupaten Purworejo tetap menyelengarakan dengan petimbangan sebagai upaya pendidikan koperasi kepada para siswa. Disamping menambah pengetahuan tentang perkoperasian, sebab di sekolah saat ini sudah tidak ada pelajaran tentang koperasi. “Apa bila juklak tahun depan masih seperti ini, kami akan berupaya menggabungkan antara karya ilmiah dan LTTk” katanya 

Pada kesempatan yang sama, Ery Prayitno, meminta kepada peserta agar memiliki dua motivasi. Pertama, harus punya keinginana untuk menjadi juara, kendati nantinya tidak harus menjadi juara. Sebab dalam perlombaan, harus ada yang menjadi juara dan tidak menjadi juara. Bagi peserta yang nantinya tidak menjadi juara, namun harus tetap bangga. Sebab saat ini telah menjadi juara. Minimal juara untuk diri sendiri dan juara di sekolahnya.

Motivasi kedua, sebagai ajang uji kompetensi.  Para peserta nantinya tidak hanya diuji kompetensinya saja, namun juga wawasan koperasi harus mampu dikuasai. Dengan mengikuti kegiatan seperti itu, sambungnya, bisa untuk menimba pengalaman. “Pengalaman merupakan guru terbaik” katanya. 

Sabtu, 07 Juli 2012

Kwarcab Purworejo Ikuti LT V Tingkat Nasional


Setelah lolos sebagai juara I lomba tingkat IV Jawa Tengah, regu Pramuka penggalang dari Kwarcab Purworejo mewakili Kwarda Jateng, maju lomba ke jenjang lebih tinggi yakni mengikuti LT V tingkat nasional. Lomba akan dilaksanakan di Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur Jakarta Timur. Pelepasan Regu Pramuka Penggalang tersebut dilakukan Bupati Drs H Mahsun Zain, di pendopo, Kamis (5/7).

Seperti dikatakan Waka Bina Muda Kwarcab Purworejo Soekoso DM, peserta yang akan mengikuti lomba LT V tersebut merupakan Regu Pramuka Penggalang yang murni berasal dari Gugus Depan Pramuka yang telah menjadi juara LT II tingkat Kwaran, LT III Tingkat Kwarcab, dan LT IV Tingkat Kwarda. 

Peserta regu Pramuka Penggalang terdiri 8 siswa dari SMPN 2 Purworejo, antara lain Dyah Sulistyo W, Maria desta HP, Desi Dwi Kurniawati, Aprilia Nur Pratiwi, Safira Nur Aida, Sri Wardani, Aisha Dian Hapsari, dan Nathania Dhestia Putri.
Sedang persiapan yang dilakukan, lanjut Soekoso, sejak Maret lalu telah diadakan latihan secara marathon oleh para Pembina gugus depan dan jajaran Kwarcab Purworejo, serta pelatih dari Kwarda Jateng. Termasuk latihan bersama dengan kontingen Banyumas di Baturraden pada April lalu.

60 Peserta Jumbara PMI Dilepas Bupati


Sebanyak 60 peserta Jumpa Bhakti dan Gembira (Jumbara) PMI Cabang Purworejo, dilepas Bupati Purworejo untuk mengikuti kegiatan PMI tingkat Jawa Tengah di Bumi Perkemahan Widoro Kabupaten Kebumen. Pelepasan disaksikan Sekda Drs Tri Handoyo MM, Ketua PMI Purworejo, Kadin Pendidikan dan Kebudayaan, serta dinas instansi terkait, di depan ruang Bagelen, Kamis (5/7).

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutannya mengatakan Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah kegiatan anggota remaja PMI. Pembinaan anggota remaja melalui kegiatan pelatihan dan aplikasi Tri Bhakti PMR, diharapkan dapat mencetak anggota-anggota PMR yang berkarakter positif dan mencerminkan jiwa kepalangmerahan.

Diharapkan melalui Jumbara PMR dan Temu Karya KSR akan semakin menumbuhkembangkan karakter kepalangmerahan dan peran anggota PMR melalui penerapan Tri Bhakti PMR, pendidik sebaya dan pendekatan ketrampilan hidup. Selain itu juga meningkatkan peran karya KSR dalam tugas-tugas kepalangmerahan guna meningkatkan kapasitas PMI.

“Saya berharap kepada kontingen Jumbara Kabupaten Purworejo tahun 2012 ini, akan semakin meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Juga akan semakin meningkatkan pelayanan teknis kepalngmerahan, mewujudkan karya relawan guna meningkatkan kapasitas PMI,” tandas Bupati.

Pelaksanaan Jumbara yang meliputi berbagai kegiatan lomba, akan berlangsung 6 hari yang akan selesai pada 10 Juli mendatang. Dari 60 peserta terdiri 48 peserta dan 12 pendamping. Untuk 48 peserta masing-masing perwakilan SD (mula), SMP ( madya), SMA (wira), dan Perguruan Tinggi (KSR).

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain M Ag : Jabatan Jangan Dibanggakan


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan, jabatan bukan untuk dibanggakan, tetapi amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Dimanapun dan apapun bentuk tugasnya, agar dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.

Tentu pertanggungjawaban itu tidak hanya didunia tapi juga pertanggungjawaban akherat. “Demikian juga saya yang telah mendapat amanah dari rakyat Purworejo untuk mengemban tugas sebagai Bupati. Yang terpenting tidak membanggakan, tapi agar didoakan supaya saya bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” tutur Bupati pada silaturahmi guru agama Islam alumni Pendidikan Guru Agama (PGA) Purworejo, di Pendopo,Rabu (4/7). 

Bupati yang alumni PGA 1980 itu juga mengatakan, tidak ada istilah mantan guru, yang ada mereka adalah guru yang harus dihormati. “Sebab tanpa mereka mungkin kita tidak akan bisa menjadi seperti sekarang,”katanya.

Bupati menyambut baik alumni PGA Purworejo yang menyempatkan datang dari Jakarta, Kalimantan, Semarang, Jogja, dan kota lain. Mereka diharapkan ikut berperan serta dalam pembangunan di kota Purworejo.

Sementara itu ketua panitia Drs Asrofi mengatakan tujuan silaturahmi untuk saling bertukar informasi dan ikut menyumbangkan pikiran untuk kemajuan Kabupaten Purworejo. Silaturahmi yang diselenggarakan 2 tahun sekali itu beranggotakan sekitar 300 orang. Sedang pertemuan rutin dilaksanakan 2 bulan sekali dengan agenda kegiatan pengajian, juga kegiatan social. 

“Rencananya kedepan pada even Agustusan atau Rejeban, Insyaallah akan diadakan kegiatan sunatan masal,”ujar Asrofi yang juga sebagi ketua paguyuban guru agama Islam alumni PGA. 
Sedang Drs Mujahid selaku mantan guru PGA berharap, agar guru PGA dapat selalu meningkatkan  kualitasnya. Selain itu juga untuk selalu mengikuti perkembangan, sehingga tidak ketinggalan.   

Bupati Panen Raya Kedelai


Sektor pertanian khususnya tanaman padi, menjadi persoalan utama di Purworejo. Warga Purworejo yang jumlahnya mencapai 780 ribu jiwa makan nasi semua, sementara lahan tanaman padi semakin sempit. 

Oleh karena itu, perlu dilakukan penganekaragaman makanan. Hal itu dikatakan Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg pada panen raya dan penanaman kedelai, di Desa Bayem Kecamatan Kutoarjo, Rabu (4/7). Kegiatan diikuti para penyuluh lapangan dan petani desa Bayem yang tergabung dalam Gapoktan Berkah, 

Bupati menyampaikan, saat ini Purworejo masih surplus sekitar 1025 ton beras. Namun menyempitnya lahan subur, harus diantisipasi dengan upaya keanekaragama makanan. Apalagi, dalam skala global, kini dunia juga mengalami kelangkaan pangan dan air.

Untuk itu, menurutnya, perlu adanya modernisasi tanam padi agar produksinya semakin naik/bertambah. Menaikkan produksi padi juga harus ada perbaikan infrastrutur sebagai pendukung seperti pembangunan saluran irigasi yang sekarang masih banyak yang rusak/tidak berfungsi dengan baik, sehingga mengakibatkan tanaman padi tidak bagus. 

“Disamping itu, kerja keras secara sinergi antara para penyuluh dengan petani juga harus terus ditingkatkan lagi, berkordinasi lagi dengan baik guna membahas, membuat solusi bagi petani agar hasil produksinya semakin meningkat,”harapnya.

DR Ir Tri Sudaryono MS dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya mengatakan, kegiatan panen raya dan penanaman kedelai di Desa Bayem merupakan hal yang strategis untuk mendukung program peningkatan produksi pertanian di Jawa Tengah. Ini sinergi dengan keputusan Menterian Pertanian dimana salah satu isinya yaitu meningkatkan pertanian dengan  inovasi baru, varietas unggul baru melalui tanaman padi.

Pada tahun 2014 nantinya diharapkan bisa surplus 75,7 juta ton gabah kering. Disamping itu, juga ada empat komoditas di Jawa Tengah yang menjadi prioritas yaitu adanya surplus  10 juta ton beras, 29 juta ton jagung, 2,7 juta ton kedelai, 5,7 juta ton gula dan 0,5 juta ton daging. “Ini sangat dibutuhkan sinergi dengan kegiatan untuk mendukung program pertanian, dan penyuluh agar selalu melakukan pendampingan dengan petani,” katanya.

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail