Senin, 13 Agustus 2012

Diperbolehkan Mudik Dengan Kendaraan Dinas


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyatakan bahwa kendaraan dinas boleh untuk mudik, dalam rangka perayaaan hari raya Idul Fitri 1433 H. Pertimbangannya, berdasarkan kebijakan pemerintah pusat kendaraan dinas (plat merah), harus menggunakan bahan bakar minyak non subsidi/ pertamax. 

“Dengan demikian, dimungkinkan kendaran dinas tidak akan digunakan sembarangan selama mudik,” katanya di sela-sela acara panen padi, di Desa Condongsari Kecamatan Banyuurip, belum lama ini.

Pada bagian lain  Bupati menyatakan bahwa ada tiga kekhawatiran pemerintah di masa mendatang. Yaitu kekhawatiran terjadinya krisis air, pangan dan gas atau minyak. Pemerintah Kabupaten Purworejo mulai saat ini telah mengantisipasi terhadap kekhawatiran tersebut. Upaya yang dilakukan dengan menggali potensi yang ada.

Terhadap kekurangan air, diakui sangat mungkin terjadi. Karena saat ini kerusakan hutan sudah memprihatinkan. Dijaman penjajahan Belanda dikenal adanya alas simpen, namun saat ini sudah tidak ada lagi. Bahkan banyak hutan yang gundul akibat pembalakan liar.

Hutan yang fungsinya untuk menyimpan air, kini sudah tidak ada lagi. Akibatnya banyak sumber mata air yang mati.  “Untuk mengembalikan ke kondisi semula, kita telah melakukan reboisasi, melalui PHBM,” ungkapnya.

Kekhawatiran krisis pangan, diantisipasi melalui modernisasi pertanian. Sedangkan kekhawatiran terhadap bahan bakar minyak/gas, telah diantisipasi dengan pengolahan minyak nyamplung menjadi solar (bio energy) di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag.

Produksinya telah diujicobakan untuk menempuh perjalanan Purworejo-Cilacap-Semarang-Solo-Yogyakarta. Pada ujicoba tersebut, penggunaan bahan bakar bio lebih hemat dibanding menggunakan solar. Bila dengan solar 1 liter untuk sekitar 10 km, dengan minyak nyamplung bisa 12 km.

Diakui saat ini produksinya masih kecil, baru 200 liter per hari. Bio energy tersebut dijual Rp 8.000 per liter. “Waktu itu saya ditanya pak Gubernur, mengapa harganya sangat tinggi. Saya jawab, harga itu murah dibawah harga BBM non subsidi. Kita membeli BBM merasa lebih murah karena mendapat subsidi. Untuk kedepan akan terus dikembangkan hingga skala lebih besar,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail